Sayyidah Zainab dan Intelektualitas

Zainab al-Kubra banyak dikisahkan sebagai putri yang mewarisi gelar baab al-‘ilmi yang diampu oleh ayahnya, ‘Ali bin Abi Thalib RA. Oleh karena itu, Zainab tercatat sebagai salah satu perawi hadits dari kalangan perempuan, baik itu hadits yang langsung diperoleh dari Nabi Muhammad SAW maupun dari perawi-perawi hadits lain.

Selain Zainab al-Kubra juga termasuk corong keilmuan dari kalangan perempuan dari satu majelis keilmuan ke majelis ilmu yang lainnya, juga menangani problem-problem keilmuan ketika ada masyarakat yang mengadu kepadanya.

Kedukan yang mulia diraihnya tidak didapatkan melalui kemuliaan nasab saja, akan tetapi juga diperoleh melalui track record perjalanan keilmuannya. Diketahui bahwasannya  bank keilmuannya diisi oleh perawi-perawi istimewa dan dari berbagai kalangan.

Dari kalangan Shohabiy, dia mendapatkan ilmu dari Fathimah al-Zahra’, Asma’ binti ‘Umais, Thuhmaan, Dzakwaan dan lainnya.

Dari kalangan Tabi’in, ulama’ dan fuqaha’ di masa ini Dia mendapatkan ilmu dari Muhammad bin ‘Amr, ‘Atha’ bin al-Saa’ib yang terkenal sebagai perawi istimewa.

Dalam buku Nisa’ min ‘Ashri al-Tabi’in di catatkan Fathimah binti Husain mendskripsikan Zainab binti ‘Ali sebagai salah satu ahli ilmu dan fiqih pada zama Tabi’in dan salah satu perempuan yang menjadi rujukan dan dinanti-nanti fatwa dan pengayomannya pada zaman Tab’iin.

Ucapan dan ceramah-ceramah yang berisi dalil-dalil Alquran yang disampaikan Sayidah Zainab sa. secara bijak di majelis Ibnu Ziyad di Kufah dan di istana Yazid, masing-masing menunjukkan akan kemampuan ilmu yang dimilikinya. Ia menyampaikan hadis-hadis dari ayahnya, Imam Ali as dan ibunya, Fatimah sa. (Ibnu Asakir, ‘A’lāmu an-Nisa, hlm. 189) Selain itu, ilmu dan kepintarannya tercermin pada pengajaran dan tafsir Al-Qur’an yang ia ajarkan kepada para wanita Kufah semasa pemerintahan ayahnya, Ali as.( Dalāilu al-Imāmah, At-Thabari Vol III)

Baca Juga:  Menelusuri Kiprah Guru Diniyah SMPN 1 Bandar Dua Pijay Mewujudkan Lulusan Berkarakter dan Intelektualitas

Sayidah Zainab sa memiliki kedudukan penjelas riwayat dan hadis; sebagaimana Muhammad bin Amr, Atha bin Saib, Fatimah binti Husain sa dan yang lainnya meriwayatkan hadis dari Zainab sa. (Nahjul Balāghah Ibnu Abil Hadid, jld. 16, hlm. 210) Ia juga menukil riwayat-riwayat dari para Maksum dalam tema yang beragam, di antaranya mengenai kedudukan orang-orang Syiah, mencintai keluarga Nabi, peristiwa Fadak, tetangga, pengutusan Nabi, dan lain-lain.

Aqilah Bani Hasyim atau lebih dikenal dengan Sayyidah Zainab ini bahkan menguasai ilmu-ilmu yang dipelajari dari ayahnya tentang perkara-perkara yang akan terjadi di masa depan. (Dzabihullah, Mahallati, hlm. 57 dan 73)

Kitab Nisaa’ Ahl al-Bait mengabadikan salah satu riwayat yang terkenal dari Sayyidah Zainab adalah riwayat dari ‘Atho’ bin Saa’il, ‘Atho’ berkata : Abu Ja’far menunjukkan padaku bahwa Zainab binti ‘Ali berkata : Telah meriwayatkan hadits padaky Thuhman budak Nabi Muhammad bahwasannya Beliau bersabda :

إِنَّ الصَّدَقَةَ لَا تَحِلُّ لِمُحَمَّدٍ وَ لَا لِأَلِ مُحَمَّدٍ، وَ إِنَّ مَوْلَى القَوْمِ مِنْهُمْ

Artinya: “Bahwasannya shadaqah tidak halal bagiku dan keluargaku, sedangkan maula’-maula (budak-budak) mereka adalah termasuk bagian dari mereka.”

Banyak sekali intelektualitas yang ditinggalkan oleh Zainab al-Kubra, antara lain adalah persoalan hukum sebagaimana riwayat di atas, pemikiran-pemikiran yang cemerlang dan yang paling penting adalah ilmu-ilmu pembersihan hati yang akan membawa manusia menuju kebahagian dunia dan akhirat. Antara lain fatwa beliau yang masih terkenang hingga sekarang adalah :

من أراد أن لا يكون الخلق شفعاءه الى اللّه فليحمده ألم تسمع الى قولهم سمع اللّه لمن حمده فخف اللّه لقدرته عليك و استح منه لقربه منك

“Barangsiapa yang menghendaki menjadi makhluk yang mendapatkan syafa’at dari Allah SWT, maka bertahmidlah (suguhkanlah pujian) kepada-Nya. Apakah engkau tidak pernah mendengar: sami’a Allahu Liman Hamidahu (Allah SWT mendengarkan orang yang bertahmid kepada-Nya. Jadi takutkalah engkau kepada Allah SWT karena kuasanya terhadapmu dan malulah engkau kepadaNYA karena kedekatanmu dengan-Nya”. []

Muhammad Ibtihajudin
Menamatkan Pendidikan S1 Ahwal Syakhsiyyah IAIBAFA Jombang, S2 Ahwal Syakhsiyyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dan kini mengabdi sebagai Guru di Muallimin Muallimat Bahrul Ulum Tambakberas Jombang.

    Rekomendasi

    Tinggalkan Komentar

    More in Perempuan