Dosen FE UM pertahankan disertasi tentang Manajemen Lansia ala Kearifan Masyarakat Tengger di Leiden University Belanda

Pesantren.id – Pada tanggal 14 Februari 2024, Ruly Wiliandri Dosen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang mempertahankan disertasi doktoralnya di Universitas Leiden Belanda yang berjudul Bakti and Sayan Traditions among the Tenggerese People in East Java: The Role of Indigenous Institutions in Integrated Elderly Care Development in Indonesia. Disertasi ini berfokus pada Tradisi Bakti dan Sayan pada Masyarakat Tengger di Jawa Timur dalam Manajemen Pelayanan Orang Lanjut Usia. Dalam risetnya, Ruly mengeksplorasi integrasi praktik tradisional dalam perawatan lansia di kalangan masyarakat Tengger. di Jawa Timur, Indonesia. Disertasi ini menyoroti pentingnya struktur budaya kekeluargaan atau kekerabatan dalam mendukung lansia, khususnya melalui pendekatan etno ekonomi dan etno manajemen. Disertasi ini menggali tradisi Bakti dan Sayan yang berkontribusi pada wacana yang lebih luas mengenai manajemen perawatan berkelanjutan yang sesuai dengan budaya bagi populasi lanjut usia dan implikasinya terhadap pengembangan perawatan lansia dalam konteks Indonesia.

Hasil penelitian disertasi Ruly ini memberikan rincian tentang praktik budaya masyarakat Tengger, dengan fokus pada ‘bakti’ (berbakti) dan ‘sayan’ (gotong royong), serta dampaknya terhadap perawatan lansia. Penelitian ini mengeksplorasi lebih jauh dinamika sistem perawatan tradisional versus modern, dan bagaimana praktik-praktik lokal ini dapat diselaraskan dengan kerangka layanan kesehatan kontemporer untuk mengembangkan model perawatan lansia yang terintegrasi di Indonesia. Analisis ini sangat penting bagi pembuat kebijakan, penyedia layanan kesehatan, dan masyarakat secara luas karena analisis ini memberikan wawasan tentang model perawatan yang peka secara budaya dan menghormati nilai-nilai tradisional serta memenuhi kebutuhan populasi lansia saat ini dan di masa depan.

Dalam risetnya, Ruly juga merekomendasikan penggunaan the Indigenous Knowledge Systems Integration Model (IKSIM) dan penerapannya melalui pendekatan Integrated Community-Managed Development (ICMD) pada manajemen pengelolaan perawatan lansia di masyarakat Tengger di Jawa Timur. Menurut Ruly IKSIM berakar kuat pada prinsip-prinsip pengintegrasian sistem, institusi, dan kosmologi pengetahuan adat dengan fokus pada proses pengambilan keputusan di tingkat masyarakat. Pendekatan ini menekankan pembangunan masyarakat berkelanjutan melalui strategi bottom-up, yang menggabungkan sistem pengetahuan dan teknologi lokal dan global dengan membangun kapasitas kemampuan dan partisipasi masyarakat setempat.

Baca Juga:  Bagaimana Kerangka Al-Qusyairi Digunakan untuk Menghadapi Masyarakat Indonesia?

Walaupun model IKSIM dan ICMD mempunyai potensi penerapan di luar komunitas Tengger, keberhasilan adaptasinya bergantung pada pemahaman mendalam tentang konteks baru, keterlibatan aktif masyarakat, fleksibilitas dalam implementasi, dan evaluasi berkelanjutan untuk memastikan model tersebut memenuhi kebutuhan spesifik dan preferensi populasi lansia dalam situasi yang berbeda.

Selain dua orang promotor dari Universitas Leiden yakni Prof. Dr. L.J. Slikkerveer dan Prof. Dr. H.P. Spaink, ujian disertasi ini dihadiri oleh 7 (tujuh) orang dewan penguji yaitu Dr. E.F.L. Dubois dari Hyperbaar Geneeskundig Centrum Rijswijk, Prof. Dr. E.F. Smets, Prof. Dr. B. Gravendeel, Prof. Dr. J.A.P. Kessler, Prof. Dr. Ir. F.J. Verbeek dari Universitas Leiden dan Dr. Wina Erwina serta Dr. Kurniawan Saefullah dari Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran Bandung, Indonesia. []

Redaksi
Redaksi PesantrenID

Rekomendasi

Tinggalkan Komentar

More in Perempuan