Pengajaran Baca Tulis Al-Qur'an Metode Dallang

Metode Dallang merupakan metode Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ) karya M. Yasin , yang lahir di kota Depok dan diterbitkan pada tahun 1420 H/1999 M oleh penerbit Yayasan Pesona Anak Bangsa (YPAB). Metode ini memuat satu buku penunjang, tujuh jilid buku ajar, satu buku materi dakwah dasar yang diberi judul  Rekonstruksi Sunan Kalijaga. Metode ini sudah tersebar ke berbagai daerah, seperti; Depok, Lampung, Palembang, dan Kalimantan. (Yasin, Metode Dallang,1999. h. 95)

Sejarah Penyusunan

Muhammad Yasin memiliki ayah bernama Murdin, ayahnya merupakan seorang tokoh agama yang berperan aktif menyiarkan nilai-nilai keislaman pada masyarakat. Tahun 1984 sang ayah wafat meninggalkan Yasin dikala usianya 16 tahun. Ketiadaan ayahnya membuat Yasin khawatir dengan siapa yang akan melanjutkan kiprah sang ayah dalam menyiarkan agama di kampung halamannya. Kekhawatiran inilah yang memotivasi Yasin untuk memperdalam keilmuannya dibidang agama, salah satunya ialah dibidang Al-Qur’an. (Yasin, 2023)

Muhammad Yasin sempat berziarah ke makam Sunan Kalijaga. Disana beliau merenungkan dirinya sebab menyaksikan bagaimana mulianya sosok Sunan Kalijaga, yang makamnya tiada sepi dikunjungi penziarah. “walaupun jasadnya telah tiada, namun kemanfaatan ilmunya masih bisa dirasakan hingga kini.” Tutur Yasin. Disinilah Yasin termotivasi untuk khidmah di jalan Agama Allah.

Ziarahnya ke makam Sunan Kalijaga menjadi langkah pertama Yasin dalam menempuh masa belajarnya. Di tempat ziarah Yasin bertemu dengan seseorang yang mengajaknya untuk rihlah ke Banten, ia diperkenalkan pada seorang kyai dari pesantren Hasyimiyah, Cigading, Cilegon yang bernama H. Syamsudin. (Yasin, 2023)

Berangkat dari pengalamannya memperdalam agama di Banten, ia tertarik untuk melanjutkan rihlah ilmiah ke berbagai daerah, seperti Lampung, Cianjur, Sukabumi dan Jakarta. Dan atas izin Allah, dari perjalanan yang dilaluinya, membuahkan formulasi Metode Dallang yakni metode mudah belajar Al-Qur’an. (Yasin, 2023)

Nama Dallang pada metode ini berasal dari kata dalla yadullu dallan yang berarti petunjuk. Dan berdasarkan hadis “Man dalla ‘ala khoirin falahu mitslu ajri fa’ili” yang berarti “Barang siapa yang menunjukkan kebaikan kepada seseorang, maka ia akan mendapatkan balasan sesuai kebaikan yang diamalkannya”. Selain itu penamaan metode ini pun berdasarkan motivasi Yasin yang ingin merekonstruksi dakwah Sunan Kalijaga yang menggunakan wayang sebagai media dakwahnya.(Yasin, 2023)

Awalnya, metode ini hanya ditujukan untuk orang dewasa saja, namun ternyata efektif juga ketika diaplikasikan kepada anak-anak. Akhirnya Yasin menyusun kembali buku jilid standar anak-anak. Dengan demikian metode ini memiliki dua sasaran, yakni orang dewasa dan anak-anak. (Yasin, 2023)

Penyusun dan Sanad Keilmuan

Muhammad Yasin lahir pada tanggal 21 Januari 1969 M, di Desa Klitikan, Kecamatan Kedungjati, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Ayahnya bernama Murdin dan ibunya bernama Sutijah. Orang tuanya merupakan tokoh aktif dalam pengembangan nilai agama di kampung halamannya.  Ia menamatkan sekolahnya di STTB SD Negeri Klitikan, SMP Islam Sudirman Kedungjati, Dan SMA Negeri 2 Grobogan, Jawa Tengah. (Yasin, 2023)

Baca Juga:  Fazlur Rahman: Teori Hermeneutika dalam Interpretasi Ayat Al-Qur’an

Sanad keilmuan dibidang agama, pertama kali beliau mengawali kiprahnya dengan mendalami ilmu alat seperti nahwu, shorof dan ulumul qur’an kepada ustadz Abdullah. Kemudian pada tahun 1990 beliau rihlah ke Banten, bertemu K.H. Syamsudin di pesantren Hasyimiyah, Cigading, Cilegon. Tahun 1994 beliau melanjutkan belajar bahasa Arab dan kitab kuning dengan Abuya Ubaidillah Abdullah bin Abdul Jalil di pesantren Darul Jalal Jakarta. Pada tahun 1996 beliau belajar ilmu hikmah kepada Buya K.H. Royanudin, yakni sesepuh Pondok Pesantren Al-Istiqamah, Sukabumi.(Yasin, 2023)

Muhammad Yasin aktif mengajar, beliau sering menyelenggarakan pesantren kilat. Pada tahun 1994 pertama kalinya pesantren kilat terselenggarakan dengan Yayasan Bina Insani. Disusul dengan terselenggaranya pada tahun-tahun berikutnya. Sehingga beliau memiliki koneksi dengan yayasan-yayasan yang mendukung pada kegiatan pesantren kilat. Seperti Yayasan Al-Fitrah Indonesia dan Yayasan Trisna Asih Bandar Lampung. Dari sinilah Yasin bekerjasama dengan H. Herman Pratikno, ketua Yayasan BSI (Bina Sarana Informatika) dan H. Ary Ginanjar Agustian, pendiri ESQ dan Motivator Ulung Indonesia, mendirikan Yahadi Foundation, yakni lembaga nirlaba yang didedikasikan untuk pengembangan sumber daya manusia dan pendidikan di Indonesia. (Yasin, 2023)

Karakteristik Metode
  1. Ciri Khas Pembelajaran

Metode Dallang ini tidak hanya berfokus pada cara membaca Al-Qur’an saja, akan tetapi penulis mencantumkan motivasi dan nasihat-nasihat agama dengan pola penyampaian bercerita yang diiringi dengan wayang, tujuannya untuk memikat audiensi. Metode ini juga dibubuhi pendekatan otak kanan, karena dalam pembelajarannya diawali mengeja huruf dengan bernyanyi. Yasin menciptakan lagu-lagu muqadimah  yang bertujuan untuk menggugah semangat murid. (Yasin, 2023)

Penciptaan Metode Dallang terinspirasi dari pola dakwah Sunan Kalijaga, sehingga mempengaruhi pola belajarnya, yang menggunakan pendekatan persuasif dan edukatif, Yasin menyebutnya dengan istilah SENI “Senang Nikmat” dan “konsep mudah, sederhana, tak usah dipikir tak usah diingat, cukup diikuti.’’ (Yasin, 2023)

  1. Media Pembelajaran

Media yang digunakan dalam pembelajaran metode 1) Satu buku materi dakwah dasar yang diberi judul Rekonstruksi Sunan Kalijaga dilengkapi wayang sebagai media pendukung dakwahnya. Buku dakwah dasar ini digunakan sebagai modal berceramah guru kepada muridnya. 2) Satu buku penunjang lengkap Dan 3) Tujuh jilid buku ajar dengan pecahan materi yang berbeda. (Yasin,2023)

  1. Materi Ajar

Buku materi dakwah, didalamnya memuat berbagai nasihat dan kisah-kisah inspiratif dari penulis. Buku ini digunakan hanya pada saat penulis mengisi kajian yang juga melibatkan belajar membaca Al-Qur’an. Satu buku penunjang lengkap dari mengenalkan huruf hijaiyyah, mengenalkan tulisan huruf hijaiyyah yang terpisah dan tersambung, mengenalkan harakat, mengenalkan makhorijul huruf, mengenalkan tanda baca, mengenalkan tajwid, dan setiap perkenalan masing-masing bab dihadirkan berikut latihan-latihannya. Dan tujuh jilid buku ajar, yang memuat materi; Jilid I: Pengenalan huruf hijaiyyah, jilid II : Pengenalan huruf hijaiyyah yang bersambung, Jilid III: pengenalan harakat,  jilid IV : Latihan dari kata dasar/ huruf hijaiyyah dan harakat bagian 1, jilid V  : Latihan dari kata dasar/ huruf hijaiyyah dan harakat bagian 2, Jilid VI   : Pengenalan Makhorijul huruf, jilid VII : Latihan dari kata dasar/ huruf hijaiyyah dan harakat dan Makhorijul huruf. Tujuh jilid buku ini belum dicetak oleh penulis, karena masih tahap pengembangan materi. (Yasin, 2023)

Baca Juga:  Catatan Singkat 7 Mazhab Qiraat al-Quran di Nusantara

Tata Cara Belajar Metode Dallang dapat dilihat melalui scan barcode:

 

  1. Sistem Pembelajaran

Metode pembelajaran yang digunakan dalam metode Dallang ialah metode talaffuzhi, yaitu sistem belajar huruf tanpa mengeja tetapi langsung melafalkan huruf yang sudah berharokat, dengan pendekatan kata lembaga dan metode SAS yang merupakan akronim dari struktur analitik sintetik. (Effendi, h. 561: 2021)

Berikut contoh kata lembaga dalam metode Dallang:

Kata Kunci: Batorona Rodo Kosa Kata Jawa
وجتكسقضرنرطب

Tipologi Tajwid

Tipologi tajwid yang digunakan dalam metode Dallang ialah Thufatul Athfal, yakni memulai pembelajaran dengan mempelajari ahkamul huruf (shifat aridha), lalu mempelajari makhorijul huruf dan sifat lazimah yang dilengkapi dengan latihan-latihan baca tulis.

Analisis Tajwid

Metode Dallang tidak banyak memuat pengertian dan detail teori tajwid dalam bukunya. Akan tetapi penulis lebih menekankan pada praktik. Namun ditemukan beberapa istilah dan hukum tajwid yang tidak sesuai dengan buku rujukan tajwid.

Pertama, Penggunaan istilah “Ketukan” pada bab Mad (h. 41), dan praktiknya penulis mengetukan satu jari pada meja. Hal ini menjadi masalah karena praktik “ketukan” seringkali tidak sesuai  dengan tempo yang dimaksud dalam kaidah tajwid. Merujuk pada buku Bagdadi, Harokat merupakan singkatan dari harakatul isba’ (gerakan jemari) qabdhon au basthon (buka dan tutup jari). (Bagdadi Jilid 1B, 2022. h.16) dilengkapi oleh penjelasan Syaikh Abdul Fathah Al-Qodry dalam Al-Buduruz Zahirah, beliau menyampaikan bahwa:

وَالْأَلفُ حَرَكَتَان بحَرَكَة الإصْبِعِ قَبْضًا أَوْ بَسْطًا

1 alif itu adalah 2 harokat dengan perkiraan gerakan jari-jari ketika menggenggam dan melepas.

Referensi lain, merujuk pada buku-buku tajwid karya ulama seperti Haqqut-Tilawah karya Syaikh Husni Utsman, kitab Hidayatul Qori ila Tajwidi Kalamil Baari karya Al Murshofy bahwa, kadar panjang 1 alif atau 2 harakat itu sekitar waktu menggenggam jari-jari kemudian melepaskannya. (Journal Al-Gibran, 2023)

Kedua, pada bab Mad Far’i (h. 47), ditulis bahwa panjang Mad Wajib Muttashil adalah 5 harokat, sedangkan Mad Jaiz Munfashil panjangnya 2-5 harakat.  Sedangkan jika merujuk pada buku Metode Maisura karya K.H Ahmad Fathoni menerangkan bahwa Mad Wajib Muttashil ialah apabila ada huruf mad yang sesudahnya berupa hamzah dan terletak dalam satu kata dibaca Panjang 4/5 harakat, sedangkan Mad Jaiz Munfashil ialah apabila ada huruf mad yang sesudahnya berupa hamzah dan terletak dalam lain kata dibaca Panjang 4/5 harakat. (Fathoni. Maisura,2021. h. 65)

Baca Juga:  Respon Al-Qur’an sebagai Etika Komunikasi melalui Media Sosial

Ketiga, pada bab Nun Mati dan Tanwin (h. 51), syarat hukum idgham bilagunnah ditulis dengan: Nun mati/ tanwin bertemu huruf musayamatul huruf, yakni لَ  (la) dan رِ (ri) tanpa menyebukan maksud menyingkatkan huruf (bilagunnah) agar mudah diingat. Hal ini bisa disalah fahami bagi orang awam atau orang yang belum sama sekali belajar ilmu tajwid.

Keempat, pada bab waqaf (h. 49), contoh waqaf pada kalimat حَسَنَةً (hasanatan) dibaca dengan حَسَنَة (hasanat), seharusnya dibaca حَسَنَه (hasanah). Hal demikian termasuk kesalahan khafiy (ringan) sebab tidak mengakibatkan berubahnya makna. (Fathoni. Maisura, 2021. h. 177)

Kelima, pada bab Ikhfa (h. 53), contohbacaan ikhfa ditulis berikut dengan “Ng” sebagai petunjuk praktik baca. Hal demikian tidak benar adanya, karena ikhfa ialah antara idzhar  dan idgham dengan tetap menjaga gunnah. Praktik bacaannya, bunyi nun mati atau tanwin disamarkan/disembunyikan menuju makhraj huruf ikhfa sesudahnya dengan disertai tempo dengung 2 harakat, dengan catatan ada sentuhan getaran ringan di janur hidung (alkhaisyum). (Fathoni. Maisura, 2021. h. 155)

Persebaran Metode

Metode ini sudah tersebar ke berbagai daerah, diantaranya; Depok, Lampung, Palembang, dan Kalimantan. Metode ini juga pernah diperkenalkan dan diajarkan kepada beberapa kalangan, antara lain; Karyawan Indosat, karyawan ANTV, Karyawan TVRI, Karyawan Indosiar, Dephankam, Mabes TNI, Departemen Pertanian, Departemen Perkebunan, Departemen Kehutanan, Radio Ramako, Walikota dan jajarannya di Kalimantan Timur, Berbagai Majelis Taklim, dan sekolah-sekolah. (Yasin, 2023). []

Daftar Pustaka

Masykur, Abdul Rosyid. Metode Bagdadi. Cet. ke-6. Tangerang Selatan: Pusat Pelatihan dan Pengembanga Bagdadi (P3MB), 2022.

Fathoni, Ahmad, Tahsin Tartil Al-Qur’an Metode Maisura. (Yayasan Bengkel Metode Maisura). Edisi XII, Syawal 1442 H/ Mei 2021 M

Chanel Official Metode Dallang. Pengenalan Metode Dallang. Vidio Youtube diakses pada tanggal 23 Maret 2023 Pukul 08.00 WIB. https//youtube.com/@metodedallang8088.

Effendi, Sofyan. “Sejarah Dan Perkembangan Metode Pembelajaran Baca Al-Qur’ān Di Indonesia”, Jakarta: 2021.

Jurnal Al-Gibran. Penjelsan Maksud Panjang 1 Alif atau 2 Harakat. Diakses pada tanggal 1 Juni 2023. https://al-gibran.id/det-artikel/Penjelasan-Maksud-Panjang-1-Alif-atau-2-Harakat.

Yasin, Muhammad, Rahasia Baca Tulis Qur’an “Metode Dallang“. Penerbit Yayasan Pesona Anak Bangsa (Depok 1999).

Yasin, Muhammad. Rekonstruksi Sunan Kalijaga, Kembali Ke Kitabullah, Penerbit Yayasan Pesona Anak Bangsa (Depok: 1999).

Yasin, Muhammad. Telaah Metode Dallang diwawancarai oleh Siti Luthfiatul Arifah. 16 Maret, 2023 Pukul 14.30 WIB. Metode Dallang, Kantor PWRI Depok, Depok.

KBBI, 2021. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). [Online, diakses tanggal 4 Juni 2023] https://kbbi.kemdikbud.go.id/.

PUEBI, 2015. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). [Online, diakses tanggal 4 Juni 2023] https://puebi.js.org/.

Fisiologi Buku

Judul                      : Metode Dallang

Penulis                   : Muhammad Yasin

Tahun Terbit         : 1999

Tempat Terbit       : Depok

Ukuran Buku        : 20cm x 14cm

Tebal                      : 96 Halaman

ISBN                       : 979-96434-0-6

Siti Luthfiatul Arifah
S1 Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir

    Rekomendasi

    Tinggalkan Komentar

    More in Pustaka