“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.” (Q.S. Al-Hujurat, 49:10)

Kehadiran kita manusia di atas bumi ini dimulai dari seseorang yang selanjutnya bersama orang lain. Dalam suka maupun dalam duka. Di rumah atau di luar rumah. Pada hakekatnya kita tidak bisa menikmati hidup ini yang sebenarnya dengan sendirian, melainkan kita bisa nikmati dalam kebersamaan. Dalam konteks inilah kehadiran persahabatan menjadi penting adanya.

Persahabatan bukanlah sekedar bertemunya dua orang, atau berkumpulnya banyak orang, namun lebih dari itu. Bertemunya dua orang atau selebihnya itu memberikan kemanfaatan bagi semua, bukan sepihak. Untuk itulah persahabatan yang benar harus bisa memunculkan kebaikan, cinta, simpati, empati, kejujuran, loyalitas, kepercayaan, permaafan, saling memahami, kesenangan dirasakan bersama, berbudi mulia, kemurahan hati, dan membuat kesalahan tanpa takut judgmen dari lainnya. Betapa indahnya suatu persahabatan.

Persahabatan yang kita inginkan tentu persahabatan yang sebenarnya. Persahabatan yang demikian ditandai dengan sahabat (seseorang) yang selalu siap mem-back up ketika kita terganggu secara fisik maupun non fisik. Bahkan berani melakukan apapun yang menjadikan kita aman, bukan yang membahayakan atau merugikan. Melindungi kita dari berbagai gangguan yang menimpa kita. Menahan diri dari mengucapkan kata-kata negatif yang tidak tidak nyaman kita dengar. Yang paling penting adalah sahabat yang benar itu tidak hanya baik ketika bersama, melainkan juga ketika tidak dalam kebersamaan.

Dalam persahabatan, kita pada hakekatnya memang perlu saling membantu, saling menjaga, saling melindungi, dan saling empat, sehingga menjadi saling terkuatkan. Mari kita perhatikan Rasulullah saw dalam memandang persahabatan, bahwa “Seorang mukmin terhadap mukmin yang lainnya seperti bangunan yang saling mengokohkan satu dengan yang lain.” (HR. Bukhari – Muslim). Demikian juga bahwa “Perumpamaan mukmin dalam hal saling mencintai dan berkasih sayang adalah ibarat satu satu tubuh, apabila satu organnya merasa sakit, maka seluruh tubuhnya turut merasakan hal yang sama, sulit tidur dan merasakan demam.” (HR. Muslim).

Baca Juga:  Mengingat Kembali Pentingnya Tali Persaudaraan

Betapa kita yang sudah merasakan suatu ikatan persahabatan, kita perlu jaga terus, karena persahabatan memiliki nilai yang sangat luhur dalam rentang kehidupan kita. Jangan sampai kita menjadi salah satu yang membuat persahabatan kita kurang memberikan makna dari persahabatan itu sendiri.

Sungguh indah hidup ini jika bisa hadir dalam persahabatan yang dapat memberikan manfaat. Karena yang demikian itu berarti sekali dalam persahabatan. Mari kita cermati sabda Rasulullah saw, yaitu bahwa “Teman yang paling baik adalah apabila kamu melihat wajahnya, kamu teringat akan Allah, mendengar kata-katanya menambahkan ilmu agama, melihat gerak-geriknya teringat mati. Sebaik-baik sahabat di sisi Allah ialah orang yang terbaik terhadap temannya dan sebaik-baik tetangga di sisi Allah ialah orang yang terbaik terhadap tetangganya.” (HR. Hakim).

Kita semua memaklumi bahwa Islam merupakan salah satu nikmat terbesar yang telah diberikan oleh Allah swt kepada umat manusia. Namun, ternyata ada nikmat lain yang tidak bisa kita abaikan. Hal tersebut tidak lain adalah sahabat baik yang kita miliki. Seperti pernyataan yang disampaikan Sahabat Rasulullah saw, Umar bin Al-Khatab berikut : “Tidak ada nikmat yang lebih besar dari seorang saudara yang shalih yang Allah berikan kepada seorang hamba setelah Agama Islam. Bila salah seorang kalian mendapat kasih sayang dari saudara/kawannya, peganglah erat-erat persahabatan tersebut”.

Demikianlah beberapa hal penting tentang persahabatan, semoga bisa memperkuat persahabatan kita selama ini, yang tidak hanya memberikan kebaikan dan manfaat bagi kita sendiri, keluarga, dan persahabatan kita selama ini dan seterusnya. Semoga Allah SWT menjaga hati kita dan diri kita dari segala fitnah. Aamiin.

Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A.
Beliau adalah Guru Besar dalam Bidang Ilmu Pendidikan Anak Berbakat pada Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta. Ia menjabat Rektor Universitas Negeri Yogyakarta untuk periode 2009-2017, Ketua III Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) masa bakti 2014-2019, Ketua Umum Asosiasi Profesi Pendidikan Khusus Indonesia (APPKhI) periode 2011-2016, dan Ketua Tanfidliyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama DIY masa bakti 2011-2016

    Rekomendasi

    Tinggalkan Komentar

    More in Opini