kembali ke sekolah pasca covid

Education is not preparation for life; education is life itself” – John Dewey

Education is the most powerful weapon which you can use to change the world.” – Nelson Mandela

Kembali ke sekolah merupakan topik yang hangat terjadi di berbagi belahan dunia, setelah anak-anak mengalami bebas dari kegiatan formal di sekolah dan berpindah di rumah. Setiap negara dan daerah memiliki kondisi yang berbeda. Ada yang berat terkait dengan persoalan COVID-19 yang harus dihadapi, sebaliknya ada juga yang relatif ringan. Semua pihak penanggung jawab pendidikan baik pemerintah maupun masyarakat menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi di abad ini. Apapun kondisinya hajat untuk membuka kegiatan belajar atau kembali ke sekolah menjadi topik dan kegiatan pendidikan yang sangat penting.

Untuk merancang kembali ke sekolah pasca COVID-19, Suzanne Grant Lewis, (2020), sebagai Direktur International Institute of Educational Planning (IIEP), mengemukakan bahwa ada tiga hal penting yang harus dilakukan dalam waktu dekat untuk mendapatkan dampak untuk waktu yang panjang. Karena itu pemerintah dan masyarakat pengelola pendidikan perlu mengantisipasinya.

Pertama, persoalan waktu untuk membuka kembali sekolah. Prioritas yang mutlak adalah menyelamatkan kehidupan dan kesejahteraan orang-orang. Orangtua, guru, dan komunitas sekolah perlu memiliki kepercayaan diri bahwa sistem sekolah dapat melindungi kesehatan fisik dan mental siswa, guru, dan staf administrasi serta personalia pendidikan lainnya. Dengan membuka sekolah kembali apakah, risiko penyebaran virus bisa dijaga, adalah fasilitas kesehatan ujang tersedia untuk melayani kasus, bagaimana pengaturan besaran kelasnya, tindakan penjarakan fisik, dan kesediaan bantuan psikologis. Selanjutnya juga perlunya jaminan peningkatan pemerolehan hasil pendidikan dan kesempatan belajar untuk semua. Dengan memperhatikan semuanya, diharapkan dapat menentukan waktu yang tepat untuk kembali ke sekolah, sehingga kehadiran semuanya bermakna.

Baca Juga:  COVID-19 di Pesantren Terus Meluas, Negara Harus Hadir Secara Terpadu

Kedua, kondisi, yaitu prakondisi yang harus dipenuhi sebelum sekolah dibuka kembali. Kriteria utama untuk pembukaan kembali belajar berkaitan dengan proteksi fisik melawan virus korona. Berdasarkan keputusan otoritas adalah daerah yang paling sedikit dipengaruhi oleh penyebaran virus dan yang mempunyai fasilitas kesehatan yang sangat layak untuk untuk tindakan darurat. Selanjutnya, kesediaan guru sesuai dengan kebutuhan kelas setelah dilakukan perubahan untuk mengikuti protokol kesehatan. Kondisi terakhir adalah kapasitas pemerintah lokal dan institusi dalam mengikuti perubahan yang dikehendaki. Penjadwalan tatap muka dan belajar jarak jauh dengan menggunakan infrastruktur yang tersedia

Ketiga, proses, bagaimana negara mengorganisasi pembukaan sekolah pada tataran praktek. Bagaimana pemerintah dapat mengorganisasi pembukaan belajar atau sekolah kembali berdasarkan kondisi lapangan. Tantangan pemerintah adalah menentukan strategi dan tindakan yang sesuai dengan kondisi nasional, pemerintah daerah dan sekolah. Sebaiknya tidak harus ada penyelesaian yang seragam terhadap kasus sebaran virus. Semuanya dikembalikan ke Pemerintah, pemerintah daerah dan institusi pendidikan atau sekolah. Dengan memperhatikan kondisi daerah, geografi, dan status sosial dan ekonomi keluarga dan masyarakat.

Berdasarkan pengalaman di negara-negara lain, baik itu di Perancis, Finlandia maupun di Korea Selatan kita dapat memperoleh pelajaran yang berharga. Ketiga negara itu belum berhasil melaksanakan program pembukaan sekolah kembali. Karena program yang telah dijalani belum menunjukkan hasil yang baik, bahkan sekolah menjadi cluster baru untuk penyebaran virus, akibatnya program ditutup kembali. Sebelum membuat keputusan program kembali ke sekolah, harus diyakini betul atas kesiapan hal-hal yang terkait dengan akademik maupun yang non akademik, terutama proteksi kesehatan.

Demikianlah beberapa hal penting terkait dengan program kembali ke sekolah pasca COVID-19. Berbagai hal yang menjadi perhatian, baik oleh pemerintah, sekolah, orangtua dan anak. Untuk menjamin kesuksesan program ini perlu ada kesamaan persepsi, sehingga semua unsur memiliki ikatan dan tanggung jawab masing-masing. Menjaga disiplin masing-masing sesuai dengan tatanan kenormalan baru. Kita saling respek dan menjaga aturan dan etika baru yang menjadi kesepakatan bersama. Untuk itu perlu masa transisi yang dihadapi dengan sikap yang fleksibel dan bijak. Semoga anak-anak berangsur-angsur bisa kembali ke sekolah yang berlangsung dengan lancar, aman, dan sukses. Aamiin. [HW]

Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A.
Beliau adalah Guru Besar dalam Bidang Ilmu Pendidikan Anak Berbakat pada Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta. Ia menjabat Rektor Universitas Negeri Yogyakarta untuk periode 2009-2017, Ketua III Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) masa bakti 2014-2019, Ketua Umum Asosiasi Profesi Pendidikan Khusus Indonesia (APPKhI) periode 2011-2016, dan Ketua Tanfidliyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama DIY masa bakti 2011-2016

    Rekomendasi

    Tinggalkan Komentar

    More in Opini