G20: Pusat Kebangkitan Industri Halal Indonesia-Tiongkok

Pesantren.id – Pada hari Minggu, 10 April 2022 PCINU Tiongkok bersama Muslimat NU Tiongkok mengadakan webinar Nihao Ramadhan dengan topik ‘G20 : Industri Halal Indonesia – Tiongkok’ yang dipandu oleh Huda Riyana Yasin Mahasiswi Ocean University of China selaku MC dengan di awali pembacaan tilawah Al-Qur’an Oleh Mochammad Sayyidatthohirin.

Webinar dimulai dengan opening speech dari Rois Syuriah PCINU Tiongkok Moh.Zuhri  penjelasan bahwa Halal Indonesia  sudah terbiasa di dengar, tetapi halal di Tiongkok ini menjadi salah satu tema yang sangat menarik dan jarang sekali di perbincangkan ditengah-tengah kita. Padahal potensi halal di Iiongkok juga sangat luar biasa ditengah masyarakatnya ada sekitar 35 hingga 40 juta muslim disana.  Jika kita lihat bersama kebutuhan halal secara domestik di Tiongkok semakin lama semakin meningkat.

Selama ini kita melihat label halal di Tiongkok  dikeluarkan oleh asosiasi Muslim tetapi beberapa tahun terakhir. Sepertinya, Regulasi berubah dikeluarkan oleh lembaga sertifikasi khusus. Serta kedepannya, Potensi halal Indonesia dan Tiongkok juga sangat besar sekali.

selanjutnya dibuka oleh keynote speaker Yaya Sutarya selaku Atase pendidikan dan kebudyaan KBRI Beijing Menyampaikan KBRI 100% mendukung karena sebagai jembatan antara Indonesia-Tiongkok dalam merealisasikan sektor makananan halal dan sektor ekonomi syariahnya. Hubungan Indonesia-Tiongkok terjalin sejak tahun 2005, dalam hal ini dapat menjadikan kemitraan strategis menjadi kemitraan strategis komprehensif Partnership. Indonesia menempati peringkat ke-4 dalam penguatan kerjasama dengan Tiongkok.

G20: Pusat Kebangkitan Industri Halal Indonesia-Tiongkok

G20 adalah kelompok informal dari 19 negara dan uni eropa. Indonesia ditetapkan menjadi presidensi sejak 2020. Tema presidensi tahun ini adalah Recover Together Recover Stronger mengenai arsitektur kesehatan global, transisi energi berkelanjutan,serta transisi digital dan ekonomi. Sri Mulyani, selaku Menteri Keuangan indonesia akan mengankat isu ekonomi yang tidak merata di dunia sebagai slah atu topik utama. Hal ini merepresentasikan global leadership Indonesia untuk menyuarakan kepentingan negara berpenghasilan rendah dan negara berkembang termasuk Indonesia kedalam tatanan global.

Pada saat ini, diseluruh perwakilan RI di negara-negara G20 telah menjajaki berbagai kerjasama yang akan diumumkan oleh presiden di Bali pada pertengahan November 2022. KBRI menjajaki mitra bisnis, seperti vaksin, pembangunan  human research and development, pembangunan taman industri hijau dan lain-lain.

Makanan halal telah menjadi makanan favorit  para kaisar Tiongkok yang sejak masa dinasti thang telah akrab dengan para diplomat dan khalifah usman. Diciptakan berdasarkan olahan para diplomat dan para pedagang khalifah usman di Tiongkok yang mengadopsi bumbu setempat untuk memasak makanan Arab. Makanan diperkenalkan pada kaisar dan dikembangkan oleh koki di Tiongkok menjadi industri halal yg digemari masyarakat Tiongkok. Menurut sejarah, makanan halal muncul pertama kali pada masa dinasti thang 618-907.

Merk industri makanan halal paling terkanal di Beijing dibuka pertama kali pada tahun 1775. Industri makanan ini berfokus pada penjualan daging sapi dan kambing yang dibumbui. Makanan pokok dari gandum. Produk lain seperti yuchiang semacam roti goreng. Selain banyak restoran halal terdapat juga terdapat merk  daging kuliner halal di Tiongkok seperti donghaisun, hotpot. Adanya perusahaan makanan instan misalnya baihao. Adanya sertifikat halal yang ingin mendirikan restoran di Tiongkok.

Baca Juga:  Mengurai Polemik Perkawinan Beda Agama di Indonesia

Adanya kerjasama Shanghai Al Amin Consultan cooperation dan majelis ulama MUI untuk memberikan sertifikasi halal di tiongkok terutama bagi produk makanan Tiongkok yang akan dijual di Indonesia. Mencakup pelatihan rutin tahunan bagi produsen produk halal Tiongkok. Penandatanganan MoU 10 September 2019 antara PT Makmur berkah dengan Gangsu Amindio Biohalal Gelatin.

Industri halal berkembang pesat di Tiongkok karena konsumennya muslim dan non muslim. Hampir 40jt warga muslim di Tiongkok, lebih dari 20 perusahaan besar yang memproduksi produk halal, lebih dari 1500 restoran halal yang tersebar di Tiongkok sesuai dengan data Food and Organization PBB 2019 bahwa pasar halal tiongkok mencapai 3% dari pasar halal global dunia. Maka dari itu, peluang untuk industri halal sangat terbuka lebar. Indonesia terus mendorong agar produk halal Indonesia dapat dipasarkan dan dinikmati di Tiongkok.

Kemudian, di lanjutkan pemaparan materi oleh tiga narasumber yang dipandu oleh Surotul Ilmiyah Mahasiswi Central South University, Tiongkok selaku Moderator.

Pemaparan Materi pertama oleh Dr. H. Mastuki,M.Ag selaku Kepala Pusat Registrasi dan Sertifikasi Halal BPJPH Kementerian Agama RI memaparkan Indonesia masuk posisi keempat dalam Global Islamic Economic Indicator Score dan berhasil menduduki peringkat kedua pada “Halal Food”, artinya Indonesia sebagai podusen produk halal terbesar di dunia. Banyak sekali potensi yang dapat dikembangkan dan disinergikan Indonesia berpeluang menduduki peringkat 1. Salah satu indikator untuk melihat seberapa jauh komitmen, konsen yang dari tahun ke tahun dipantau di Indonesia dikenal sebagai “Wisata Halal” yang didukung oleh dari berbagai kemetrian lembaga dan instansi.

Pernyataan Presiden RI “Indonesia berpotensi sebagai pusat industri sekaligus kiblat industri fashion dunia. Target dapat tercapai tahun 2024”. Pada tahun 2021 adanya sistematisasi melalui Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan yang mewadahi berbagai kemetrian lembaga untuk bisa memaksimalkan Indonesia kedepan sebagai Islamic Ekonomic Global Health. Poin penting menjadikan sebagai destinasi ekonomi di Indonesia adalah pengembangan industri halal. Dan produk halal didorong untuk berkontribusi dalam rangka penguatan di ekonomi syariah. Seperti yang dikutip dalam Master Plan Ekonomi Indonesia dikutip dari BAPPENAS, mulai dari program utama yang dijadikan sebagai Indonesia Makmur yaitu melalui penguatan halal value chain. Kemudian di breakdown lagi bagaimana penguatan tersebut melalui strategi-strategi utama. Selain itu, adanya penguatan ekonomi digital. Menjadikan halal market place dalam sistem pembiayaan syariah.

Dalam penguatan halal value chain ada beberapa stategi yang dilakukan dan terus menerus dipenuhi oleh inovasi yang dilakukan oleh Lembaga dan BPJPH termasuk kedalam hal itu. Wisata halal sudah dilauching oleh pemerintah sejak 2 tahun lalu. Adanya kawasan industri halal untuk strategi penguatan ekonomi syariah di Indonesia. Ada standar² halal yang diterima di dunia itu sudah berjalan. MUI sudah diakui oleh 46 negara. BPJPH kerjasama dengan lembaga halal sertifikasi medis (lembaga halal di berbagai negara). Selain itu, ada strategi UMKM untuk bersertifikasi halal. Persiapan bahan baku halal merupakan mata rantai penting dalam hal ini. Pelaksanan sertifikasi halal masih melibatkan banyak pihak karena fokus sampai proses ditribusi dan penyajian sampai dikonsumsi oleh konsumen.

Baca Juga:  Mengharukan, Pesan Rektor Universitas Al-Ahgaff kepada Wisudawan Indonesia Menyentuh Hati

Indonesia memiliki modal halal untuk perkembangan industri. Terdapat 6 : religius demografis, sosial kultural, usaha-dunia industri, ekonomi, manusia (human capital), bilateral-multilateral.

Sertifikasi halal dilakukan secara terintegrasi. Indonesia merupakan satu-satunya negara di dunia yg mewajibkan sertifikat halal pasal 4 UU 33/2014 tentang JPH  “produk yang masuk, beredar, dan diperdagangkan di Indonesia wajib bersertifikat halal”. Produk tersebut meliputi produk barang dan jasa.

Terdapat prinsip sertifikasi halal :

  1. Kemampuan telusur. Tujuannya mengetahui dimana produk, proses, bahan serta status kehalalannya dengan cara melakukan audit untuk memeriksanya.
  2. Autentikasi. Tujuannya untuk memastikan tidak terjadi pemalsuan produk halal dengan produk haram, serta kontaminasi. Dilakukan dengan cara analisis laboratorium.

Penetapan halal yg berlaku di Indonesia, yaitu berdasarkan fatwa, audit produk oleh auditor halal menjadi penetapan fatwa, serta sertifikat halal yang dikeluarkan oleh BPJPH berdasarkan fatwa halal tertulis yang dikeluarkan oleh MUI.

Proses sertifikasi halal ada diposisi diantara hulu dan hilir. Setelah proses selesai maka produknya tetap harus terjaga kehalalannya untuk memantau hilirnya dalam distribusi dan penyajian harus terjamin kehalalannnya. Pada 1 april 2022, ada 476 perusahaan china melakukan sertifikasi halal ke BPJPH.

Pemaparan selanjutnya oleh Prof.Dr.Phil Asep Saepudin Jahar,MA selaku Director of Graduate School UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang dimana beliau menyampaikan Perkembangan industri halal ini sudah masuk ke wilayah yang cukup kompleks dan sudah menjadi Global Concern untuk memberikan jaminan produk dan kebutuhan standar kehidupan .Oleh karena itu, Pelabelan berguna bagi Muslim dan Non Muslim. Bagi Muslim sebagai ttujuan perintah agama  (halal dan thayyib), sementra bagi non-muslim berguna dalam hal kebersihan, kualitas dan manfaatnya sejak proses dibuat hingga barang jadi. Ini sudah menjadi kesadaran ekonomi, kesadaran sosial & kesdaran budaya

Sistem control Halal (makanan dan minuman) di Indonesia masih pada inisiatif MUI sejak tahun 1976 karena membidangi urusan agama; dan sekarang sejak keluarnya UU no. 33 tahun 2014 proses sertifikasi halal berada di bawah BPJPH (kemenag), MUI dan Lembaga Pemeriksa Halal.

Industri Halal (Saat ini ), Menjadi bagian dari Human rights, untuk dilindungi kebutuhan dan Keamanannya (human need and security) secara social dan segala hal untuk keselamatan dan keyakinan hidupnya. Halal bukan lagi sebagai ideologi, tapi sebagai resources yang menjadi perhatian setiap negara. Penerimaan produk halal berdampak pada potensi dan sumber ekonomi, maka halal industry menjadi kebutuhan ekonomi, pertumbuhan pendapatan negara dan terjadinya diversifikasi produk, investasi dan pendapatan masyarakat dan negara

Potensi Indonesia yaitu mempunyai Penduduk Muslim sekitar 87% atau sekitar 209 Juta jiwa, potensi pasar Syariah (Halal) yang besar. Pada tahun 2017 berkontribusi pada 218 Milyar US dolar. Namun Indonesia tidak masuk pada 10 besar pengembang Industri Pasar Halal

Baca Juga:  Peringatan Satu Abad NU di London, Dakwah Islam Indonesia di Inggris Raya

Lingkup Industri halal, yaitu: makanan dan minuman, Pendidikan, Kesehatan, hiburan, tourism, fashion, keuangan, farmasi dan kosmetik, media dan rekreasi serta energi terbarukan. Kebutuhan dan permintaan untuk halal inidustri dalam berbagai sektor ini meningkat. Fenomena ini menjadi potensi ekonomi dan pengenalan prinsip, budaya dan keislaman.

Strategi pengembangan Halal Industri :Memperkuat berbagai sector industry Halal, Melakukan sinergi dengan berbagai element, Memperkuat kepastian dan pelaksanaan regulasi yang terkait industry Halal, Meningkatkan sosialisasi dan literasi halal, Pemerintah mengoptimalkan, menfasilitasi dan mendiseminasi informasi terkait pentingnya halal, Meningkatkan kemampuan bersaing dengan dunia luar dan strategi yang dilakukan Mengontrol pencampuran praktek non-halal dengan produk halal, Membuat Standarisasi Halal dan Certifikasi. Hal ini telah dirumuskan dalam UU JPH no. 33 tahun 2014 serta Memastikan kapasitas Lembaga yang ditunjuk dan berwenang  dalam mengawasi dan memberikan certifikasi halal.

Pemaparan terakhir yaitu dari Budy Sugandi selaku Ketua Umum MES Tiongkok & Co-chair Y20 Indonesia 2022 menjelaskan Tahun ini indonesia menjadi presidensi G20, menjadi negara berkembang pertama yang menjadi tuan rumah. Tema dalam presidensi ini yaitu ‘Recover Together Recover Stronger’ kita mencoba bangkit bersama-sama setalah COVID-19. Harapanya dalam tema ini lebih konkrit dari sebelumnya. Agenda prioritas kita terkait Arsitektur Kesehatan Global, Transformasi Ekonomi berbasis Digital, dan Transisi Energi.

Bahkan jika kita lihat data 2030, potensi dari sumbangsih atau kontribusi digital kita mencapai 1431 trilyun rupiah itu sangat besar sekali secara umum. Termasuk,  Ekonomi Syariah didalamnya. Indonesia adalah negara mayoritas muslim kemudian juga jumlah penduduknya juga sangat banyak tetapi sampai saat ini kita masih belum maksimal dan mengoptimalkan kinerja  kita.

Berdasarkan data State Islamic Report 2018/2019 menunjukkan bahwa pengeluaran belanja masyarakat muslim Indonesia itu mencapai 218,8 Milyar US dolar dan potensi syariah  2024 mencapai 2,4 Trilyun US Dolar. Bicara industri Halal bukan hanya soal makanan tetapi juga terkait Lifestyle,Pakaian dan sebagainya.

Bicara terkait Makanan Halal di Tiongkok sangat di minati bukan hanya dikalangan masyarakat muslim saja tetapi juga Non Muslim. Restoran di Tiongkok bukan hanya dari Uighur tapi banyak sekali Restoran yang bisa masuk kesana salah satunya Restoran Indonesia.

Sementara itu beliau juga menjelaskan bahwa MES Tiongkok beritikad bukan hanya sekedar menjadi organisasi tetapi juga mencoba menjadi fasilitator antara Indonesia dan Tiongkok juga sebaliknya dan Menyambungkan UMKM.

Peranan Tekhnologi juga sangat penting bukan sekedar business to bussines tetapi bagaimana memanafaatkan tekhnologi. Yang mana harapanya Semoga di mometum G2O yang akan diselenggarakan di Indonesia mengundang semua delegasi  kita bisa mempromosikan barang-barang, budaya dan termasuk start up. Untuk melihat webinar secara lengkap dapat mengunjungi tautan https://fb.watch/cijYI3Ps3F/. []

Penulis :

  1. Anita Kurnia Ilahi
  2. Ulfah Mahardika Pramono Putri, S.Gz
Redaksi
Redaksi PesantrenID

Rekomendasi

Tinggalkan Komentar

More in Berita