Gus Ulil Ngaji Al-Iqtishad fi Al-I’tiqad: Memahami Hubungan Kausalitas

Gus Ulil mengatakan, jika ada hubungan kausalitas (sebab dan akibat), maka ada tiga status.

Gus Ulil Ngaji Ihya’ Ulumuddin: Mencela dan Membenci Sifat-Sifat Kikir

Sudah jelas bahwa sifat kikir ini bertingkat-tingkat, dan tingkat yang paling tinggi menunjukkan ketidakmampuan untuk memenuhi kewajibannya, seperti mengeluarkan zakat, memberikan nafkah kepada keluarganya, atau mengadakan jamuan untuk tamu.

Gus Ulil Ngaji Ihya’ Ulumuddin: Dunia Instrumen Jiwa dan Roh

Apa itu hakikatnya dunia? Kenapa manusia sibuk mengurus dunia sehingga lupa kepada Allah Swt. Serta dirinya sendiri? Yang jelas, kata Gus Ulil, dunia dikatakan dunia karena meliputi tiga unsur. Pertama, karena ada wujudnya (a’yan maujudah); kedua, kita memiliki kepentingan (ada kepentingannya); ketiga, kita melakukan sesuatu untuk mendapatkannya (effort).

Kisah Syam’un: Seorang Wali yang Ibadah 1000 bulan

Dalam kitab durratun nasihin terdapat beberapa berbagai pendapat ulama mengenai asbabu nuzul (sebab turunnya ayat al-Qur’an) QS. al-Qadr. Tetapi ada pendapat yang menarik yang merujuk dari riwayat Ibnu Abbas r.a. Menurut riwayat ini, turunnya QS. al-Qadr berkaitan dengan kisah Syam’un al-Ghazi.

Meneladani Ciri Khas Ulama NU: Keikhlasan, Kecintaan Terhadap Ilmu, dan Seni

Ulama NU telah mewariskan nilai-nilai luhur yang menjadi pondasi kehidupan berbangsa dan beragama. Keikhlasan, kecintaan pada ilmu, dan seni adalah warisan yang harus kita jaga dan terus hidupkan.

Gus Ulil Ngaji Al-Iqtishad Fi Al-I’tiqad: Kebangkitan Setelah Mati

Sudah mafhum dalam akidah Islam bahwa ketika manusia mati, maka kelak di hari kiamat tubuhnya akan dibangkitkan lagi. Lalu apa yang dibangkitkan ketika mati? Yang hancur apanya? Apakah barangnya (badannya) atau yang lain? Gus Ulil mengatakan ada dua kemungkinan. Pertama, yang mati dari manusia adalah jauhar dan ard-nya sekaligus, dan kedua hanya ard tanpa jauhar.

Gus Ulil Ngaji Al-Iqtishad Fi Al-I’tiqad: Membuktikan Kenabian Nabi Muhammad Saw

Ada tiga kelompok yang mengingkari kenabian Nabi Muhammad Saw. Pertama, adalah kelompok Isawiyah. Satu kelompok di dalam masyarakat Yahudi yang mengingkari kenabian Nabi Muhammad. Mereka mengatakan

Jangan Beputus Asa atas Rahmat-Nya!

Saat ini kita melihat menemui beberapa orang di media sosial yang suka menjustifikasi ibadah seseorang. Masih ditemui juga seseorang yang yang masih mengkafirkan orang lain karena amalan ibadahnya tidak sama, seolah-olah amalan ibadah dialah yang paling benar.