Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI-NU) Jawa Timur terus meneguhkan komitmennya dalam membangun kemandirian pesantren. Hal ini diwujudkan melalui Workshop Air Bersih dan Pemberdayaan Ekonomi Pesantren yang digelar pada Senin (7/7/2025) di Auditorium KH. Yazid Karimullah, Pondok Pesantren Nurul Qarnain, Jember.
Dalam suasana haru dan penuh makna di Aula Nyai Hj. Halimatus Zakiyah, Sabtu (07/06/2025), KH. Yazid Karimullah, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Qarnain Jember menyampaikan pesan mendalam kepada para wali santri yang hadir untuk menjemput putra-putrinya dengan status rekomendasi pulang. Bukan sekadar seremonial, momen ini menjadi ruang perenungan bagi para orang tua tentang arti sebuah amanah.
Menurut Gus Ulil, akan sangat sulit untuk memberikan sesuatu kepada seseorang yang lebih membutuhkan daripada Anda sendiri. Memberikan sesuatu yang Anda tidak terlalu membutuhkannya berbeda dengan memberikan sesuatu kepada orang lain.
Apa itu hakikatnya dunia? Kenapa manusia sibuk mengurus dunia sehingga lupa kepada Allah Swt. Serta dirinya sendiri? Yang jelas, kata Gus Ulil, dunia dikatakan dunia karena meliputi tiga unsur. Pertama, karena ada wujudnya (a’yan maujudah); kedua, kita memiliki kepentingan (ada kepentingannya); ketiga, kita melakukan sesuatu untuk mendapatkannya (effort).
Ulama NU telah mewariskan nilai-nilai luhur yang menjadi pondasi kehidupan berbangsa dan beragama. Keikhlasan, kecintaan pada ilmu, dan seni adalah warisan yang harus kita jaga dan terus hidupkan.
Sudah mafhum dalam akidah Islam bahwa ketika manusia mati, maka kelak di hari kiamat tubuhnya akan dibangkitkan lagi. Lalu apa yang dibangkitkan ketika mati? Yang hancur apanya? Apakah barangnya (badannya) atau yang lain? Gus Ulil mengatakan ada dua kemungkinan. Pertama, yang mati dari manusia adalah jauhar dan ard-nya sekaligus, dan kedua hanya ard tanpa jauhar.
Ada tiga kelompok yang mengingkari kenabian Nabi Muhammad Saw. Pertama, adalah kelompok Isawiyah. Satu kelompok di dalam masyarakat Yahudi yang mengingkari kenabian Nabi Muhammad. Mereka mengatakan
Tahun 1937, Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) digelar di Malang. Anshoru Nahdlatoel Oelama (ANO) tampil elegan dengan mendelegasikan drumband yang dipandegani oleh BANOE (Barisan Ansor NO). Seorang pemuda cakap, Hamid Rusydi, tampil jadi mayoret.
Sejumlah pesantren di Indonesia sekarang ini banyak yang mengajarkan bahasa asing, seperti inggris, korea, bahkan bahasa mandarin
Sebanyak 11 santri Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Seblak Diwek menerima Beasiswa Santri dari Baznas Pusat di Jakarta.
Banyak cara dilakukan warga nahdliyin memperingati lsra Mikraj. Tidak hanya pengajian umun. Tapi juga mentradisikan menggelar khitan massal gratis. Ini yang dilakukan SMAN 1 Jombang