Hikmah

Menjunjung Jangan Sampai Tersandung

Benar memang ucapan dari para orang tua pendahulu kita, bahwasanya hidup itu perlu sakwajare wae alias biasa-biasa saja. Sama halnya dalam menyikapi dan memaknai ceramah Gus Muwafiq yang cukup viral dalam bentuk potongan video berdurasi 49 detik. Menurut Kiai Gondrong yang bernama lengkap KH. ahmad Muwafiq ini, rekaman video aslinya berdurasi 2,35 menit.

Pendakwah kondang tersebut kini harus dihadapakan dengan “umat gumunan dan kagetan” yang pada dasarnya hanya belajar islam secara tesktual saja tidak pernah belajar islam secara konseptual maupun substansial. Hingga Kiai yang pernah menjadi asisten pribadi Gus Dur ini mendapat serangan dari para “alay-alay ngislam” karena pada Senin (2/12) saat beliau mengisi sebuah pengajian di Purwodadi Kabupaten Grobogan.

Nabi Muhammad Tetap Manusia

Tentu kita sering membaca kitab-kitab maulid Nabi Muhammad, baik itu Al Barzanji, Simtud Duror, Ad- Dzibaa’i, dll. Kesemuanya kitab tersebut isinya adalah menceritakan dari Nabi Muhammad Saw lahir sampai beliau wafat. Dan juga berisi tentang pujian-pujian kepada beliau agar kelak kita umatnya medapatkan syafaatnya dan dapat meneladani kisah hidup beliau.

Nah, kemudian Gus Muwafiq berceramah dan pada saat itu ada salah satu jamaah yang bertanya mengenai penggambaran Kanjeng Nabi Muhammad, lalu dijawablah secara sederhana oleh Gus Muwafiq untuk membuat para jama’ah agar lebih mudah paham. “Ya, islam itu begini, nda ! La ikraha fid din (Tidak ada pemaksaan dalam islam) QS. Al Baqarah 2 : 256.” tukasku pada “alay-alay ngislam”.

Gus Muwafiq hanya menyederhanakan saja daripada jawaban-jawaban yang nanti malah membuat sampeyan puyeng dan mubal. Adapun Gus Muwafiq membuat analogi bahwa Nabi Muhammad ketika masih dirawat oleh kakek beliau itu seperti anak kecil biasa dan rembes/ umbelen (ingusan), itu hanya mencoba mendekatkan sosok Nabi Muhammad kepada para mbedes seperti kita ini.

Baca Juga:  Orang Tua Nabi Masuk Neraka

Lahwong pujian-pujian dalam kitab-kitab maulid Nabi Muhammad itu sifatnya hiperbola, Jadi janganlah meminta penggambaran sosok Nabi Muhammad agar dibandingkan dengan lampu emergency LED yang merupakan ciptaan tangan manusia. Lah ini Kanjeng Nabi ciptaan Gusti Allah, kok syair Anta Syamsun Anta Badrun Anta Nurun Fauqo Nurin malah dimaknai secara tesktual. Sampeyan itu gimana, nda ?

Kalau berlebihan memaknai secara tesktual nanti justru kebablasen dalam berupaya mencintai Nabi Muhammad dan itu tidak baik jika tidak dibarengi iman. Dalam surat Al-An’am ayat ke-141 Allah berfirman:

وَلَا تُسْرِفُوا ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ ﴿١٤١

“dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.” (Q.S Al-An’am[6]: 141)

Sudahlah, Nda !. Gus Muwafiq hanya menegaskan secara sederhana mengenai syair sholawat Muhammadun Basyarun kal Basyari (Nabi Muhammad itu manusia tapi tidak seperti manusia biasa pada umumnya). Lagian Gus Muwafiq juga sudah memberikan klarifikasi dan permintaan maafnya lewat akun Instagram sahabat beliau di @gusmiftah, Lewat akun kiai gaul ini dan guru spiritual Dedy Corbuzier, Gus Muwafiq mengaku khilaf dan seutuhnya manusia pasti punya kekurangan dan kesahalan di mata orang lain walaupun niat awalnya adalah baik.

Mari kita apresiasi bersama atas ke-gentle-an Gus Muwafiq agar selalu diberi kesehatan dalam perjuangan dakwahnya dan dijauhkan dari segala fitnah. Yang terpenting kita jangan selalu menjadi “alay-alay ngislam”. Sudah alay ngisin-isini (malu-maluin) islam juga dengan segala melebiha-lebihkan sesuatu.

Zakaria Anton Wicaksono
IKSAB TBS 2014 Mahasiswa Pascasarjana HI Universitas Airlangga Pengurus PMII PKC Jawa Tengah Penggiat Gusdurian Universitas Wahid Hasyim Semarang zakaria.almart@gmail.com/ IG : zakaw.sastra

Rekomendasi

Tinggalkan Komentar

More in Hikmah