Mengenali Tingkat Pikiran Kita Yuk!

Dalam kehidupan sehari-hari, ketika kita berkumpul dengan teman, kolega, saudara, tetangga dan lainnya, selalu saja ada yang kita diskusikan, kita bincangkan dan kita rumpikan. Tapi, apa yang kita bincangkan? Lah, disinilah kita bisa mengukur diri dan mengaca diri, kita masuk tingkat yang mana dari tiga tingkat pemikiran di bawah ini.

Tiga tingkat pemikiran; tingkat tertinggi, membicarakan ide-ide. Tingkat menengah, membicarakan peristiwa. Tingkat terendah (kecil), membicarakan orang lain (fokus gosip). (Nizar Q)

Dari tiga tingkat di atas, mungkin bisa disederhanakan, untuk tingkat pertama; pemilik pikiran ini fokus pada diskusi tentang konsep, teori, dan ide mendalam yang memperkaya pemikiran dan memperluas wawasan manusia. Berfokus pada analisis informasi dan pemahamannya secara mendalam, dan berbagi idenya dengan cara yang kreatif dan inspiratif. Berusaha untuk perubahan positif dalam masyarakat dengan mengajukan solusi inovatif untuk masalah.

Tingkat kedua; Berbicara tentang peristiwa: Pikiran ini fokus pada peristiwa terkini dan diskusi tentang detail dan dampaknya. Berbagi berita dan informasinya dengan orang lain, dan menganalisis peristiwa dari sudut pandangnya sendiri. Berkontribusi dalam menyebarkan kesadaran dan pengetahuan tentang berbagai isu.

Tingkat ketiga; Berbicara tentang orang lain: Pikiran ini fokus pada gosip dan berbicara tentang kehidupan orang lain secara negatif. Berbagi berita pribadi dan rumor tentang mereka, dan membuat penilaian tanpa pengetahuan yang cukup. Berkontribusi dalam menyebarkan negativity dan menyebabkan kerusakan pada orang lain.

Lah, kalau kita ngerumpi capres, caleg, tetangga, teman, kolega dan fokus pada pribadinya (tubuhnya, pakaiannya), terus kita masuk tingkat yang mana?

Terkadang tidak terasa, banyak orang (mungkin juga kita) yang sehari-hari hanya membincang hal kecil, memburu hal kecil dan bertengkar urusan kecil dan bahkan membincang sesuatu yang anfaidah.

Baca Juga:  Bangkit Dibalik Keterbatasan

Ciri keislaman seseorang yang baik adalah

مِنْ حُسْنِ إِسْلَامِ المَرْءِ تَرْكُهُ مَا لَا يَعْنِيهِ

Di antara bagusnya keislaman seseorang adalah ia meninggalkan apa yang tak berguna (bermanfaat) baginya.” entah hadis ini masuk yang mana ya? Kalau yang ketiga ditambah ghibah malah berlipat-lipat. []

Halimi Zuhdy
Dosen UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, dan Pengasuh Pondok Literasi PP. Darun Nun Malang, Jawa Timur.

Rekomendasi

Kekuatan Tulisan
Opini

Kekuatan Tulisan

Lazim kita tahu bahwa perubahan dan peradaban dunia dimulai dari teks, dari karya ...

Tinggalkan Komentar

More in Hikmah