Hifdzul lisan, berkata baik atau diam

Dalam kitab bidayatul hidayah bab hifdzul lisan karangan imam Ghazali sudah diterangkan tentang pentinnya menjaga lisan dalam kehidupan sehari hari. Allah swt. telah menciptakan lidah agar kita dapat berdzikir denganNya dan agar kita senantiasa bertutur kata dengan baik dan sopan

Lidah adalah anggota tubuh yang paling penting bagi diri kita dan orang sekitar. Berapa banyak nantinya orang yang akan disiksa di dalam api neraka Jahannam yang disebabkan oleh lidah, seperti yang disebutkan dalam sebuah hadis, yang artinya:

“sesungguhnya seseorang itu terkadang bercakap dengan satu percakapan dengan tujuan supaya orang lain menjadi tertawa dari sebab percakapnnya itu akan menyebabkan dirinya dihumbankan ke dalam api neraka selama tujuh puluh tahun”

Sekali peristiwa di zaman Rasulullah SAW.  ada seorang tantara Islam gugur di medan perang sebagai syahid lalu ada yang berkata: “untung sekali orang ini, karena dia telah berjaya disurga” mendengar ucpan itu lalu Rasulullah SAW. Bersabda; ” belum tentu lagi, karena boleh jadi ia bercakap perkara-perkara yang tidak berfaedah atau ia bakhil dari memberi sesuatu yang sebenarnya tidak mengkayakannya”

Oleh karena itu jagalah lidahmu dari delapan perkara, sebagai berikut:

  1. Berbohong

Janganlah membiasakan diri kita untuk berbohong dalam semua hal. Berbohong adalah diantara dosa besar yang terbesar. Apabila kita telah dikenal sebagai pembohong maka hilanglah keadilan (harga diri) dan hilang makna daripada segala perkataan yang kita ucapkan dan juga orang lain akan memandang kita dengan pandangan rendah. Oleh karena itu, tetaplah bersikap jujur dan jangan membuat orang lain benci kepada kita atas kebohongan yang kita lakukan.

  1. Menyalahi janji

Maka janganlah sekali-kali berjanji kemudian engkau menyalahinya bahkan sebaliknya biarlah engkau banyak berbuat baik walaupun tanpa janji. Jangan sampai mengingkari janji kecuali apabila terdapat suatu halangan yang tidak dapat dielakan. Karena mengingkari janji adalah sebagian dari danda orang munafik, Rasulullah pernah bersabda:

Baca Juga:  Menjadi Baik

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم – قَالَ آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلاَثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ ، وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ

Artinya: “Dari Abu Hurairah, bahwa Nabi SAW bersabda, Tanda-tanda orang munafik ada tiga: jika berbicara dia berdusta, jika berjanji dia mengingkari, dan jika diberi amanah dia berkhianat (HR. Al-Bukhari).”

  1. Mengumpat orang

Dosa mengumpat orang adalah lebih berat daripada tiga puluh kali berzina Yang dimaksudkan disini adalah ghibah atau mengumpat, yakni membicarakan tentang aib atau keburukan seseorang. Meskipun yang dibicarakan adalah suatu kenyataan tetapi ghibah tetaplah suatu perbuatan zalim. Dalam agama Islam, ghibah sangat dilarang karena beresiko menimbulkan fitnah.

  1. Berdebat atau bertengkat dan suka membantah perkataan orang lain.

Perkara-perkara ini adalah menyakiti hati orang yang dipercakapi dan terkadang sampai keperingkat membodohkannya dan menyangkut hal-hal pribadi kemudian dalam pertengkaran ini seluruhnya selalu tidak lepas daripada memuji sendiri dan menganggapnya bersih daripada segala keaiban dan menganggap diri sendiri mempunyai kepandaian dan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, hindarilah berbuatan seperti ini karena bisa memutus tali persaudaraan antar sesama.

  1. Memuji diri sendiri.

Dalam hal ini Allah SWT. Berfirman:

فَلَا تُزَكُّوْٓا اَنْفُسَكُمْۗ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقٰى

Artinya: “maka janganlah kamu menganggap dirimu bersih, sebenarnya Allah lebih tahu siapakah orang yang lebih bertakwa kepadaNya”

Ketahuilah, bahwasanya memuji diri sendiri itu adalah mengurangkan daripada harga dirimu di sisi manusia dan menyebabkan turunya kemurkaan allah, oleh karena itu, janganlah takabur atas dirimu sendiri.

  1. Melaknat

Janganlah sekali-kali engkau melaknat sesuatu daripada makhluk Allah, jika kita melaknat seseorang maka pasti kita akan ditanya alasan tentang mengapa kita melaknatnya. Contoh perbuatan melaknat ialah, mudah-mudahan dia jatuh miskin, semoga dia terkena azab Allah, dll..

  1. Mendoakan celaka bagi orang lain.

Maka hendaklah kita memelihara lidah kita daripada mendoakan celaka terhadap siapa saja dari daripada makhluk Allah ini dan jikalau ada seseorang yang menzalimi seorang hamba maka serahkanlah urusan itu kepada Allah.

  1. Bergurau, mengolok-olok dan mengejek orang lain.

Hendaklah kita memelihara lidah kita daripada mengolok-olok dan mengejek orang lain saman ada dalam bentuk percakapan yang bersungguh-sungguh ataupun dalam bentuk bergurau sahaja, karena perbuatan yang demikian menghilangkan air muka dan menghilangkan rasa haibat dan terkadang membawa kepada rasa jauh hati dan menyakitkan hati.

Baca Juga:  Esensi Keutamaan Diam dan Berkata Baik 

Tak jarang juga kita mendengar pribahasa “Mulutmu Harimaumu” yang berati setiap ucapan kita mempunyai kekuatan yang sangat besar efeknya bagi diri sendiri maupun orang lain, baik efek baik maupun efek buruk oleh karena itu alangkah baiknya kita memanfaatkan lisan kita dengan baik, dan tidak memberi efek buruk bagi diri kita maupun orang lain. []

Fatwa Am 'Azza Kusuma Dewi
Siswi Manpk Man 4 Jombang dan Santri Denanyar

    Rekomendasi

    2 Comments

    1. mantaaapb

    Tinggalkan Komentar

    More in Opini