KUDUS, PESANTREN.id – Mengenalkan baca tulis pegon kepada anak-anak perlu dilakukan untuk menunjang belajar ilmu agama. Membaca pegon juga mendorong anak lancar membaca Alquran dan sebaliknya.

Pengenalan baca tulis huruf pegon atau arab gundul perlu dilakukan secara kreatif dan menyenangkan. Hal ini dinilai lebih efektif daripada belajar pegon secara klasikal saja.

Demikian itu terkemuka dalam kegiatan launching dan pelatihan Bimbingan Belajar “Ayo Ngaji Pegon (AJIP) di Rumah Makan Lombok Ijo, Kecamatan Jati, Kudus, Minggu (09/07/2023).

Pelatihan bimbel Ajip ini diharapkan dapat menjadi metode dan strategi baru dalam mengenalkan huruf pegon kepada anak. Tujuh strategi kreatif yang diformulasikan oleh Ajip ini diseminasikan kepada para peserta pelatihan dari setiap unit Ajip yang tersebar di Kudus, Pati dan Jepara.

Founder bimbel Ajip, Muhammad Rozikan mengungkapkan bahwa pendirian ini berawal dari keresahan pribadi dan istrinya melihat metode belajar pegon yang stagnan.

Menurutnya, pembelajaran pegon yang dilakukan secara klasikal saja kurang menarik dan dapat menyebabkan anak mudah jenuh.

Oleh karenanya, ia kemudian mengajak beberapa guru muda untuk mengenalkan metode belajar baru dalam baca tulis pegon. Dirintis sejak tahun kemarin, Ajip diresmikan mulai hari ini, Minggu (09/07).

“Sebenarnya aijb ini sudah dirintis sejak tahun kemarin, kita cari formulasi yang tepat untuk strategi, manajemen dan pengenalan pegon yang kreatif,” ungkap Rozikan ketika diwawancarai, Minggu (09/07).

Tujuh strategi yang dikenalkan, lanjutnya mulai dari berdoa, ice breaking lagu, repetisi atau pengulangan, membaca modul, evaluasi, menulis hingga permainan.

“Tujuh langkah istimewa ini yang membedakan ajip dengan bimbel lain, supaya anak bisa belajar pegon dengan lancar, kreatif dan gembira,” terangnya.

Dalam metode belajar di Ajip ini juga berjenjang mulai jilid satu hingga jilid tujuh. Artinya pihaknya tetap menekankan output pada anak supaya dapat menguasai baca tulis pegon, huruf vokal, huruf mati hingga membaca pegon lancar.

Baca Juga:  "Agama" TBS, IKSAB dan Titipan KH. Abdullah Sa'ad

“Harapannya puluhan unit ajip yang ikut pelatihan ini juga dapat menyebarkan metode ini di daerahnya, membranding ajip dan mendorong agar pegon tetap menjadi materi yang menyenangkan bagi anak,” harap guru madrasah Qudsiyyah yang juga Kaprodi Piaud UIN Salatiga itu.

Sementara itu, Fitriyah guru unit Ajip di Jepara mengungkapkan ketertarikannya belajar metode pegon di bimbel Ajip. Menurutnya, strategi belajar yang ditawarkan cukup berbeda dan sangat menarik bagi anak.

“Selain ada permainan dan menyanyi bersama, di Ajip juga di ada buku panduan, kartu gambar, dan media belajar yang menarik. Saya kira metode ini akan mudah diterima baik oleh guru dan anak,” ujarnya.

Redaksi
Redaksi PesantrenID

Rekomendasi

Tinggalkan Komentar

More in Berita