di-balik-kebaperan-drama-korea

Sudah menjadi kegiatan baru belakangan ini yang semakin menjamur di kalangan remaja hingga dewasa adalah menonton serial drama korea. Mulai dari siswa SMA hingga ibu-ibu rumah tangga, dari masyarakat kota hingga pinggiran desa. Semua perlahan mengenal artis-artis dari negeri Ginseng lengkap dengan intrik dan gosip mereka. Ini semakin marak ditambah situasi pandemi yang membuat sebagian besar orang menghabiskan sebagian besar waktunya di rumah. Terlepas dari pertanyaan orang-orang tentang hukum menonton drama korea secara berkepanjangan, mari kita fokus pada manfaat yang bisa diambil dari fenomena ini.

Jika dilihat dari jenis genre dan tema, drama yang muncul dapat dibagi menjadi dua. Pertama drakor (drama korea) yang mengusung topik khusus dan memasukkan wawasan dari keilmuan tersebut secara totalitas. Jenis kedua adalah drama yang lebih dominan topik kehidupan keluarga atau romance-nya, sedang wawasan dari satu disiplin ilmu hanya menjadi tambahan sebagai pelengkap cerita. Sama halnya dengan kecenderungan memilih buku, begitu pula yang terjadi pada ketertarikan penonton pada drama korea. Terdapat beberapa aspek yang menjadi pertimbangan para pencinta drakor dalam memilihnya.

Pertama, penonton memilih karena pemainnya. Bisa jadi mereka menonton Crash Landing on You dan Memory of Al-Hambra karena kegilaannya pada Hyun Bin. Kegilaan para penggemar Lee Min Ho akan menggiring mereka menonton The King: Eternal Monarch. Atau kegemaran menonton Descendants of the Sun karena rasanya begitu meleleh menyaksikan adu acting Song Joong ki dan Song hye kyo.

Kedua, karena kedekatan topiknya dengan kehidupan nyata mereka. Seperti halnya para penonton Reply 1988, Reply 1994, dan Reply 1997 yang merasa sangat tersentuh karena begitu dekat dengan kehidupan masa sekolah. Bagaimana perselisihan kecil terjadi setiap hari di dalam rumah hingga cinta monyet dengan tetangga sekaligus sahabat sendiri. Peristiwa ini tidak hanya terjadi pada masyarakat Korea, namun sangat lazim terjadi di seluruh dunia.

Baca Juga:  Fiksi, Cara Terindah Menceritakan Fakta

Ketiga, yang membuat orang tertarik adalah spoiler dari orang lain. Bisa jadi saudara, teman atau influencer di media sosial. Mereka juga memberi pengaruh kuat pada kecenderungan calon penonton menjatuhkan minatnya. Contoh paling dekat untuk alasan ini bisa dilihat dari drama yang cukup baru dan menarik perhatian sebagian besar masyarakat Indonesia. Drama dengan topik rumah tangga dan konflik yang sangat dekat dengan kehidupan orang dewasa ini berjudul The World of Married. Semakin marak diperbincangkan di sosial media maka semakin banyak orang penasaran, sebenarnya apa isi cerita tersebut.

Dalam drama korea terdapat banyak unsur yang perlu diserap dan dipahami, terlepas dari tujuannya untuk entertaining.

  1. Wawasan yang disisipkan. Dalam drama korea sang penulis skenario mendapat tantangan menjaga keutuhan pengetahuan yang diberikan sepanjang episode demi menjaga logika cerita. Contohnya pada drakor bertema kedokteran, sebut saja Dr. Romantic dengan ketelitiannya menyebutkan berbagai tindakan medis yang dilakukan para tokoh di dalamnya. Bahkan operasi pun diperlihatkan dengan sangat gamblang untuk versi sebuah film. Dalam dunia hukum, banyak juga judul yang bermunculan. Di antaranya ada Suspicious Partner dengan konfliknya begitu rinci dalam proses pengadilan dan penegakan hukum. Pada tahun 2013 juga ada I Hear Your Voice mewarnai dunia drakor dengan tema hukum.
  2. Inovasi dalam setting tempat. Sebagian besar dari drama yang ada memang mengambil tempat korea selatan sebagai lokasi cerita. Namun tidak sedikit pula yang menggunakan lokasi luar Korea Selatan sebagaimana topik dalam ceritanya. Seperti halnya Spanyol dalam Memory of Al Hambra jika lokasi luar negeri. Bahkan ada pula yang memakai setting kerajaan tradisional Korea lengkap dengan ornamen dan kelengkapan wilayahnya, contohnya pada 100 Days My Prince dan The King: Eternal Monarch.
  3. Sosial dan Budaya. Banyak budaya Korea dan teknologi terbarukan yang bisa kita ambil sebagai pengetahuan baru dari sekian banyak judul drakor. Mulai dari budaya dalam kehidupan sehari-hari, budaya bersekolah dan bermasyarakat, hingga budaya berbisnis dan lain sebagainya. Bahkan mereka yang bergenre fantasi seperti halnya Goblin dan mereka yang bertema bisnis dengan menyuguhkan contoh konflik nyata seperti halnya dalam Itaewon Class juga memberi banyak pengetahuan baru pada penontonnya.
Baca Juga:  Agama, Nalar, dan Televisi Hari Ini

Jika untuk para penonton yang menjadikan drama korea sebagai hiburan, maka dapat menikmatinya dengan cepat dan mengambil inti ceritanya saja. Sedangkan bagi mereka yang ingin mendalaminya lebih jauh maka judul-judul tersebut mampu menjadi wahana ilmu secara cuma-cuma. Selamat berselancar di dunia drakor. Selamat bermewek-mewek baper ria. Selamat menggali wawasan seluas mungkin. [HW]

Ihdina Sabili
Mahasiswi Jurusan Arsitektur Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya dan Pengajar Ekstra Kulikuler Literasi

    Rekomendasi

    Tinggalkan Komentar

    More in Opini