Mahasiswa Baru

Setiap awal September, semua lulusan sekolah menengah atas sibuk mempersiapkan diri untuk memasuki kehidupan baru utamanya bagi mahasiswa baru. Kehidupan sehari-hari berubah dan model belajar pun berubah. Kegiatan kemahasiswaan pun tanpa terkecuali baik di dalam kampus maupun di luar kampus. Kegiatan awal perkuliahan tahun ini, di era pandemi, mengalami kondisi yang berbeda secara signifikan.

Alhamdulillah dan patut bersyukur bagi mahasiswa baru yang telah lolos dari proses seleksi. Sebagai bagian dari generasi muda yang terpilih, beruntung bisa memperoleh satu seat di perguruan tinggi. Baik itu yang melalui proses seleksi tanpa tes dengan portofolio maupun proses dengan tes tertulis. Menjadi mahasiswa dengan pilihan pertama atau pilihan kedua atau ketiga. Berkuliah di prodi yang kompetitif atau lainnya. Berkuliah di perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta di kampus unggulan atau lainnya. Demikian juga berkuliah di kota tempat tinggal atau lainnya. Berkuliah dengan biaya sendiri atau berkuliah dengan beasiswa. Yang penting bisa kuliah sesuai dengan passion-nya.

Hingga hari ini, ada juga sejumlah anak muda yang berobsesi kuliah tahun ini, tapi sungguh disayangkan mereka belum mendapat kesempatan menjadi mahasiswa. Mereka mungkin menyadari bahwa seleksi untuk bisa diterima sebagai mahasiswa tidaklah semudah yang dibayangkan. Mereka terlalu idealis, ingin belajar di program studi yang prospektif di perguruan tinggi yang sangat kompetitif. Padahal dengan program studi yang kompetitif di perguruan tinggi yang masuk kluster 2 atau 3 peluangnya bisa cukup besar. Yang jelas siapapun yang ingin memasuki bangku kuliah dituntut tidak hanya penguasaan materi untuk tes, melainkan yang sama-sama pentingnya adalah strategi memilih program studi dan perguruan tinggi.

Setiap mahasiswa baru di awal studinya harus mengawali dengan tekad yang kuat untuk belajar dengan sungguh-sungguh dan mengakhiri dengan sukses. Kuliah bukan mengejar formalitas, juga bukan mengejar gelar atau titel, melainkan benar-benar bertekad belajar kehidupan, sehingga ada kebutuhan kuat untuk membekali diri untuk menguasai jenis dan tingkat kompetensi tertentu. Yang selanjutnya siap dimanfaatkan untuk kepentingan hidup, baik terkait lanjutan studi maupun memasuki dunia kerja.

Baca Juga:  Hindari Misedukasi

Biasanya mahasiswa baru selalu dikenalkan lebih awal tentang dunia perguruan tinggi, sistem pendidikan di kampus, kegiatan tri dharma perguruan tinggi, kegiatan kemahasiswaan, fasilitas akademik dan pendukungnya, dan layanan pendidikan dan lainnya yang menunjang kegiatan akademik dan non akademik. Mengenalkan posisi kampus di antara kampus lainnya dan mitra universitas baik di dalam negeri maupun institusi di luar negeri.Demikian pula model pembelajaran di kampus dan program studi khususnya. Yang juga sangat penting adalah mahasiswa baru dapat dikenalkan etika dalam kampus, sehingga mahasiswa bisa menyesuaikan diri di lingkungan kampus baik di ruangan maupun di luar gedung. Kehadiran mahasiswa seharusnya bisa menunjukkan perilaku rasa memiliki (handarbeni). Demikian juga yang sangat penting mahasiswa di era pandemi ini belum mendapatkan kesempatan yang cukup untul mengenal sesama teman seangkatan, seprogram studi, sefakultas dan antar fakultas. Selanjutnya mahasiswa baru belum mengenal organisasi mahasiswa dan Unit Kegiatan Mahasiswa untuk pengembangan minat dan bakat yang sangat berarti bagi masa depannya. Ormawa bisa mengenalkan melalui website, sehingga memudahkan pada saatnya untuk mewujudkan program-programnya.

Tantangan yang tidak bisa dihindari dewasa adalah penguasaan IT. Bagaimana bisa memanaj IT, baik hardware maupun software. Mahasiswa harus belajar keras untuk bisa menjadi digital literate. Juga penguasaan bahasa asing harus menjadi kebutuhan untuk pengembangan keilmuan dan kepentingan sosial (komunikasi). Selain itu yang sangat menantang kehidupan mahasiswa baru adalah persoalan moral dan akhlak. Kenakalan remaja, baik terkait dengan penggunaan obat, penyimpangan seksual, deviasi sosial, dan sebagainya. Mereka memasuki dunia bebas dan hidup mandiri relatif jauh dari rumah. Hanya iman dan takwa yang sudah terbangun sebelumnya memiliki sumbangan yang berarti untuk mengatasi terhadap kemungkinan adanya gangguan selama studi. Pergaulan sangatlah menentukan dengan memilih teman belajar yang baik, di samping peran Pembimbing Akademik yang memberikan pendampingan sejak awal hingga selesai studi. Demikian juga kemampuan manajemen waktu sangatlah penting, sehingga bisa mengatur waktu secara efektif dan efisien baik untuk aktivitas akademik maupun akademik yang bermanfaat bagi pembentukan pribadi mahasiswa sebagai cendekiawan muda. Yang juga tidak kalah pentingnya mahasiswa baru harus bisa mengembangkan kepedulian sosial dan tunjukkan cinta tanah air.

Baca Juga:  Masuki Dunia Baru, Ini Tantangan Studi Mahasiswa

Memang mereka sejak dari awal harus sadar posisinya, bukan sebagai problem maker, melainkan siap sebagai problem solver. Mahasiswa juga menyadari bahwa dirinya harus siap menjadi agen perubahan. Dengan begitu kemampuan kreatif dan inovatif harus terus dipupuk baik melalui kegiatan kurikuler, ko kurikuler maupun ekstra kurikuler. Mahasiswa memiliki waktu yang cukup untuk mengeksplorasi potensi yang dimiliki oleh kampus baik terkait dengan fasilitas akademik maupun para ahli. Karena itu universitas perlu menciptakan sistem yang mampu memfasilitasi mahasiswa baru bisa mengakses apa yang diinginkan tanpa ada kendala waktu dan tempat.

Akhirnya bahwa mahasiswa tahun ini, sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, dengan segala keterbatasannya di era pandemi ini tetap memiliki kebutuhan untuk pengembangan seluruh aspek dirinya, sehingga pada akhirnya menjadi lulusan yang utuh. Karena itu seluruh mahasiswa perlu pendampingan dari seniornya untuk bisa mengikuti kegiatan-kegiatan yang berarti untuk pembentukan kompetensinya di samping menjadi calon pemimpin masa depan. Walaupun hal ini tidak mudah, karena proses pendidikan yang konvensional belum bisa diwujudkan. Semoga ormawa, pimpinan dan dosen, mampu menciptakan kegiatan akademik, kegiatan administrasi, kegiatan kemahasiswaan, dan kegiatan penunjang lainnya dengan memanfaatkan jasa IT secara optimal. Selamat datang Mahasiswa Baru di kampus tercinta, semoga bisa lancar dan sukses belajarnya. Aamiin. [HW]

Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A.
Beliau adalah Guru Besar dalam Bidang Ilmu Pendidikan Anak Berbakat pada Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta. Ia menjabat Rektor Universitas Negeri Yogyakarta untuk periode 2009-2017, Ketua III Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) masa bakti 2014-2019, Ketua Umum Asosiasi Profesi Pendidikan Khusus Indonesia (APPKhI) periode 2011-2016, dan Ketua Tanfidliyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama DIY masa bakti 2011-2016

    Rekomendasi

    Tinggalkan Komentar

    More in Opini