Wahabi dan Anomali Lagu Balonku Ada Lima

Menurut saya, wahabi yang mengharamkan lagu anak-anak (Balonku Ada Lima) yang viral itu bukan gimmick, ingin viral, bukan. Itu memang cara berpikir mereka yang selalu mencurigai umat Islam diluar kelompoknya. Seingat saya Syekh Usaimin juga mengharamkan penggunaan bra (BH), perempuan nyetir dll.

Ketika Khawarij mengharamkan lagu “balonku ada lima”, atau “naik-naik kepuncak gunung” dan menganggap lagu-lagu semacam itu rangkaian dari konspirasi sistematis untuk menghancurkan Islam, kita semua tertawa lucu. Karena kita tahu pencipta lagu itu juga muslim, dan sejak dulu dinyanyikan oleh anak-anak lintas generasi tidak ada masalah.

Kebetulan itu fatwa konyol tidak membahayakan nyawa, tapi coba cek banyak sekali silent fatwa mereka yang menghalalkan darah sesama muslim diluar kelompoknya.

Anomali berpikir dan perilaku mereka disinggung oleh Nabi saw, seperti yang didokumentasikan oleh Imam Bukhari dan Muslim dalam kitab Sahihnya,

يقتلون أهل الإسلام، ويدعون أهل الأوثان، يمرقون من الإسلام كما يمرق السهم من الرمية”

Mereka membunuh umat Islam dan membiarkan pembunuh berhala, mereka keluar dari Islam sebagaimana busur panah melesat...”

Banyak lelucon, hanya karena umat Islam tidak salam kepada mereka, umat Islam dibunuh, sementara para penyembah berhala, ataupun penganut agama Yahudi dan Nasrani dibiarkan.

Dr. Khalid Aboul Fadl menyebutkan kekacauan berpikir Khawarij (Wahabi) diakibatkan oleh sistem ilmu pengetahuan mereka tidak terbentuk dengan baik. Dan akan begitu selamanya.

Karena kekacauan berfikirnya itu tidak heran Ibn Hazm al-Andalusi, tokoh besar Mazhab Dawud al-Dzahiri mengatakan;

وقال ابن حزم في (الفصل): قالوا باستعراض كل من لقوه من غير أهل عسكرهم ويقتلونه إذا قال: أنا مسلم. ويحرمون قتل من انتمى إلى اليهود وإلى النصارى أو إلى المجوس! وبهذا شهد رسول الله -صلى الله عليه وسلم- بالمروق من الدين كما يمرق السهم من الرمية، إذ قال -عليه السلام-: “إنهم يقتلون أهل الإسلام ويتركون أهل الأوثان” وهذا من أعلام نبوته -صلى الله عليه وسلم-؛ إذ أنذر بذلك وهو من جزئيات الغيب فخرج نصًّا كما قال. اهـ.

Baca Juga:  Mujahadah Kubro PWNU Jawa Timur Digelar di Tegalsari Ponorogo, Diikuti 15 Ribu Kader

“Para ulama menyebutkan, mereka memeriksa setiap orang yang mereka temui selain pasukannya dan membunuhnya jika mengatakan, “saya muslim”. Dan mereka melarang membunuh Yahudi atau Nasrani ataupun Majusi. Peristiwa ini diperingatkan oleh Sabda Nabi saw “mereka membunuh umat Islam dan membiarkan penyembah berhala. Ini salah satu ilmu kenabian beliau saw, yang memperingatkan terjadinya hal tersebut dan pengetahuan atas hal gaib, sebagaimana disabdakan oleh beliau”.

Imam Ahmad dalam kitabnya al-Sunah meriwayatkan dari Aun bin Abdullah. Aun mengisahkan dirinya diutus oleh khalifah umar bin Abdul Aziz, untuk berdiplomasi dengan Khawarij. “Aku berkata kepada mereka, “Apakah kalian tahu apa identitas orang yang kalian lindungi jika kalian berjumpa dengannya dan ia aman bersama kalian? Dan apa identitas orang yang kalian anggap musuh jika kalian bertemu dengannya? Mereka menjawab, “kami tidak mengerti yang kalian maksud”. Aku berkata kepada mereka, “Identitas yang kalian anggap kelompok kalian dan ada dalam jaminan keamanan kalian pada saat seseorang mengatakan, “saya Nasrani, saya yahudi, saya majusi”. Dan identitas musuh kalian adalah ketika seseorang mengatakan, “Aku muslim”.

Coba cek, tidak pernah ada sepanjang sejarah bahwa Khawarij yang notabene merasa paling Islam, mereka membebaskan suatu kota dan mereka menyebarkan Islam disana, atau mereka memerangi non muslim, dengan segala kekuatan dan pasukannya yang pernah mereka miliki.

Oleh sebab itu, perilaku Khawarij mengharamkan lagu-lagu yang diciptakan umat Islam seperti balonku ada lima, naik-naik kepuncak gunung, dan memusuhi umat Islam salah satu pengetahuan Nabi saw atas hal gaib yang akan terjadi (علم من أعلام النبوة).

Arab Saudi kokoh berdiri karena ditopang minyak, saat harga minyak anjlok, Saudi melirik wisata dan industri lainnya, dan tentu saja langkah pertamanya adalah menjauhi ajaran wahabi. Tidak akan ada yang bisa membangun peradaban diatas pondasi ajaran Khawarij; salafi-wahabi. [HW]

Ahmad Tsauri
Dosen IAIN Pekalongan, Alumnus UIN Sunan Kalijaga, dan Pondok Pesantren Lirboyo Kediri.

Rekomendasi

Tinggalkan Komentar

More in Opini