Menghafal Versus Menalar 3

Untuk menjelaskan pikiran itu, Ibnu Rusyd al-Hafid, membuat analogi seorang ahli/tukang bikin sepatu dan penjual sepatu. Ahli sepatu, menurutnya bukanlah orang yang di rumah atau di tokonya tersedia banyak sepatu, atau sebutlah pemilik banyak sekali sepatu yang dengan itu orang yang datang memerlukannya akan bisa langsung memilih dan memakainya. Akan tetapi repotnya adalah jika pada suatu saat ada seorang pembeli atau pencari sepatu tetapi dia di situ tidak mendapatkan ukuran sepatu yang pas dengan kakinya atau dia menginginkan model sepatu yang terbaru. Si penjual sepatu tersebut tentu saja tidak bisa melayani kebutuhan orang tersebut. Apalagi dapat dipastikan bahwa masyarakat terus berkembang dari waktu ke waktu dengan membawa kecenderungan (trend) yang semakin berubah-ubah dan inovatif. Maka, menurutnya, ahli sepatu adalah orang yang bisa membuat sepatu dan menciptakan model-model yang sesuai dengan trend zamannya. Jadi bukan pemilik toko sepatu.

Jika dihubungkan dengan kasus “al-Hafizh” (orang yang hapal/penghapal) dan “al-Mufakkir” (pemikir/penalar), maka al-hafizh sama dengan pemilik/penjual sepatu, dan “al-Mufakkir” sama dengan pembuat sepatu. Begitulah kira-kira analogi sang filsuf yang faqih: Ibnu Rusyd tersebut.

Bersambung

Baca Juga:  Hari Santri Nasional
Husein Muhammad
Dr (HC) Kajian Tafsir Gender dari UIN Walisongo Semarang, Pengasuh PP Darut Tauhid Arjowinangun Cirebon, Pendiri Yayasan Fahmina Institute

Rekomendasi

dharma
Hikmah

Dharma

Sebelum tidur, cobalah berdiri di depan cermin. Tataplah diri Anda dengan tulus dan ...

Tinggalkan Komentar

More in Hikmah