in-memoriam-kh-majid-kamil-maimoen

KH Majid Kamil Maimoen, putra KH Maimoen Zubair ini wafat, hari ini, malam ini, Ahad, 12 Juli 2020, 21 Dzulqa’dah 1441 H, di Rembang.

Beliau sosok yang selalu mendampingi ayahnya, KH Maimoen Zubair, dalam acara-acara penting kenegaraan, seperti acara di Istana, dan lain-lain.

Dalam diri Gus Kamil ini terkumpul ilmu para ulama, hikmah ahli hikmah dan siasatnya para politisi. Tiga syarat disebutkan dalam Manaqib Syaikh Abdul Qadir Jailani yang terkenal. Beliau pengasuh pesantren yang mengajarkan ilmu, kebijaksanaan, dan seorang politisi yang peduli kepada masyarakat.

Penulis bertemu dengan putra KH Maimoen Zubair ini dalam acara-acara diskusi keagamaan dan organisasi. Salah satunya ketika Bahtsul Masail tentang pernikahan usia anak di Lasem, di Pondoknya Gus Zaim. Kedua ketika rapat pelaksanaan Muktamar di Aula Pondok Pesantren Al-Anwar 3. Ketiga, ketika bedah buku Mas Amirul Ulum tentang Sunan Bonang di Rembang.

Dari pertemuan-pertemuan itu, karakter menonjol dari KH Majid Kamil Maimoen adalah egaliter. Beliau sebagaimana putra KH Maimoen Zubair yang lain adalah sosok yang tidak menjaga jarak dengan orang lain.

Beliau berbicara akrab tanpa melihat strata sosial lawan bicaranya. Bahkan, penulis sangking berani dan ini masuk kategori kurang adab, menitipkan bukunya Gus Baihaki Sarang kepada beliau dan beliau menerimanya dengan legowo. Penulis berani karena diperintah sama pemiliknya Gus Baihaki.

Karakter lain yang menonjol dari Gus Majid Kamil adalah rendah hati. Beliau sosok yang jauh dari kesan sombong, membanggakan diri, dan sok elit. Beliau membumi, rendah hati, dan terbuka.

Selain itu, beliau adalah sosok anak yang berbakti kepada orangtua. Hal ini tidak usah diragukan dari sosok KH Majid Kamil. Beliau selalu menemani ayahnya dalam acara-acara penting di tengah kesibukan beliau yang padat.

Baca Juga:  Hadapi Revolusi Industri 4.0, RMI NU dan Arsitek UINSA Gelar Simposium Pesantren

Semoga spirit keilmuan, akhlak dan dedikasi sosial politik KH Majid Kamil diterima Allah Subhanahu Wa Ta’ala sebagai amal saleh nafi’, dilapangkan jalannya, diampuni dosa-dosanya, berjumpa dengan Allah dengan tersenyum dan berkumpul dengan leluhurnya yang saleh, Aamiin, serta legacy-nya bisa diteruskan para santri-santrinya dan umat Islam pada umumnya, Aamiin.

 [HW] .الي روح الشيخ ماجد كامل ميمون زبير الفاتحة امين

Dr. H. Jamal Makmur AS., M.A.
Penulis, Wakil Ketua PCNU Kabupaten Pati, dan Peneliti di IPMAFA Pati

    Rekomendasi

    Tinggalkan Komentar

    More in Berita