Dalam berbagai kajian, Maulana Syeikh Muhammad Muhanna selalu mendidik dan mengajarkan kepada para muridnya untuk selalu berbaik sangka kepada Allah Swt dan segala kehendak-Nya. Salah satunya saat kajian kitab Ihya Ulumuddin di masjid al Azhar asy Syarif, dimana beliau dawuh, “Jangan sampai karena waktu yang lama dikabulkan doamu menjadikanmu putus asa dalam berdoa, karena semua doamu sudah terjamin kabulnya.”

Beliau menukil sebuah hadist dari Sahabat Abu Hurairah Ra. Rasulullah Saw. Bersabda :

“لَيْسَ شَيْءٌ أَكْرَمَ عَلَى اللَّهِ تَعَالَى مِنَ الدُّعَاءِ”

Tidak ada sesuatu yang lebih mulia di sisi Allah dibandingkan doa”. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Rasulullah Saw juga bersabda :

“إن العبد لا يخطئه من الدعاء إحدى ثلاث إما ذنب يغفر له وإما خير يعجل له وإما خير يدخر له”

Sesungguhnya hamba tidak mendapatkan apa yang ia minta (berdoa) kecuali satu dari tiga perkara : Dosa yang diampuni, atau kebaikan yang ditunda, ataupun ganjaran di akhirat.

Imam Ibnu Athaillah Assakandari berkata :

“لا يكن أمد تأخر العطاء مع الإلحاح في الدعاء موجبا ليأسك فهو ضمن لك الاستجابة فيما يختاره لك لا فيما تختاره لنفسك وفي الوقت الذي يريد لا في الوقت الذي تريد.”

Janganlah karena doa yang lama dikabulkan menjadikanmu putus asa padahal engkau telah meminta dengan bersungguh-sungguh karena Allah swt pasti akan mengabulkan doamu sesuai dengan kehendak-Nya bukan sesuai dengan keinginanmu dan pada waktu yang Dia kehendaki bukan pada waktu yang engkau inginkan

Kemudian Maulana Syeikh Muhanna dawuh, :

“فقد أجيب طلبك وأنت لا تدري
لأنك يجب أن تعلم أن الله أعلم بحالك من نفسك,
فقد ضمن لك الاستجابة فيما يختاره لك لا فيما تختاره لنفسك”

Baca Juga:  Ketua PBNU Kunjungi Mahasiswa Indonesia di Al-Azhar, Ini Pesan-pesannya

Permintaanmu sudah terkabulkan, akan tetapi kamu saja tidak tahu.
Karena sejatinya dalam berdoa, kamu harus meyakini bahwasanya Allah lebih tau akan keadaanmu dari pada dirimu. Allah telah menjamin akan mengabulkan permintaanmu sesuai dengan kehendak-Nya bukan sesuai dengan keinginanmu.

Allah azza wajalla berfirman :

وَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ.

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi  kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS: Al Baqarah: 216)

“قف مع سعة علم الله، لا مع حدود علمك.
وقد تدعو ربما بالشر وأنت لا تدري.
وربما فيما تختاره لنفسك هو خير، ولكن ليس هذا إجابة الطلب، في الوقت الذي يريد لا في الوقت الذي تريد.”

Tetaplah bersama keluasan ilmu Allah ta’ala,  bukan dengan keterbatasan ilmumu. Dan terkadang kamu berdoa meminta sesuatu yang membahayakanmu, sedangkan kamu tidak tau. Atau, terkadang apa yang kamu inginkan itu baik, akan tetapi bukan sekarang waktu ijabahnya, Allah mengabulkan permintaan di waktu sesuai kehendak-Nya dan bukan sesuai keinginanmu.

Allah Swt berfirman :

“وَيَدْعُو الْإِنْسَانُ بِالشَّرِّ دُعَائَهُ بِالْخَيْرِ وَكَانَ الْإِنْسَانُ عَجُولًا”.

Dan manusia berdoa untuk kejahatan sebagaimana ia berdoa untuk kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa.” (QS. al-Isra’: 11)

لأن الداعي بين تلاث، إما أن يجاب إلى طلبه، وإما أن يصرف الله تعالى عنه من السوء بقد ما طلب، وإما أن يدخر له في الآخرة، والآخرة خير وأبقى.

Karena sejatinya orang yang berdoa itu dalam tiga posisi, terkadang dikabulkanlah doanya, terkadang Allah menggantinya dengan keselamatan sesuai yang ia minta dan terkadang Allah menyimpannya sebagai bekalmu di akhirat kelak, dan kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.

Baca Juga:  Alhamdulillah Hamdan Yuwafi dan Dalilnya

Lihatlah bagaimana besarnya kasih sayang Allah kepadamu, mengabulkan doamu jika itu baik untukmu, dan terkadang tidak mengabulkanya karena itu menyimpan kemudaratan bagimu sedangkan kamu tidak mengetahuinya. Terkadang kamu mengira sesuatu baik untukmu, ternyata itu tidak, dan kamu pun tidak mengetahuinya.

Dikutip dari penjelasan Maulana Syeikh Muhammad Muhanna dalam pengajian kitab Ihya Ulumuddin karya Imam Ghazali di Masjid al Azhar Asyarif. [HW]

Ade Rizal
Mahasiswa Fakultas Ushuluddin al Azhar Kairo Mesir, Pondok Modern Gontor, Tabarukan di Lirboyo,Pondok Kwagean Kediri, Pondok Hamalatul Qur'an Jombang

    Rekomendasi

    Tinggalkan Komentar

    More in Hikmah