Aisyah (Radhiyallāhu Anha): Wanita Istimewa Pendamping Rasulullah

Aisyah RA. Sosok istimewa yang tidak hanya mulia, cantik, memiliki pipi kemerahan, namun juga memiliki sikap yang lembut sekaligus tegas. Tak mengherankan karena beliau adalah Putri Ash-Shiddiq; yang juga dilukiskan oleh Ulama sebagai sosok yang Lembut, gemar menangis saat membaca Al-Qur’an, namun tegas dan lugas.[١]

Tak cukup dididik oleh Sang Ayah, namun juga dididik langsung oleh Insan Paripurna; Rasulullah SAW. Aisyah yang dikirimkan Allah pada Rasulullah setelah beliau kehilangan Istri tercinta; Khadijah Bint Khuwailid.

Melalui mimpi, saat Malaikat Jibril hadir sebanyak 2 kali dalam mimpi beliau dengan membawa sebuah tirai yang terbuat dari sutera. Kemudian Jibril berkata: ini adalah istrimu. Saat kubuka tirai tersebut, maka kulihat dirimu wahai Aisyah. Begitu Sabda beliau SAW. Di riwayat lain Jibril berkata: dialah yang akan menjadi pelipur laramu.

Kehadiran Aisyah dalam kehidupan Rasulullah merupakan sebuah anugerah dan bentuk kasih sayang Allah. Maka begitulah layaknya seorang pasangan; ia adalah anugerah dan bentuk kasih sayang Allah.

Aisyah

Istri yang sangat dicintai Rasulullah. Suatu hari Aisyah sempat cemburu pada Khadijah yang sangat dicintai Rasul. Bahkan tidak hanya itu, kecemburuan semakin membuncah saat Khadijah telah diberi jaminan untuk masuk surga. Bagaimana dengan Aisyah? Sungguh Rasulullah juga sangat mencintainya, bahkan Rasulullah juga telah memberikan jaminan bahwa Aisyah akan menemani beliau di Surga. Melalui pertanyaan Aisyah: Ya Rasul, siapa istrimu nanti di Surga? Maka beliau SAW menjawab: Engkau wahai Aisyah.

Aisyah. Istri Rasulullah di Dunia dan di Akhirat.

Aisyah. Sangat dicintai Rasulullah.

Karena perumpamaan ia dengan wanita selainnya ialah layaknya bubur (ثريد) diantara seluruh makanan. Ulama berpendapat, bukan hanya karena bubur sebagai sesuatu yang lembut. Namun ثريد adalah makanan yang the best of the best di kalangan orang Arab saat itu. Jadi Aisyah adalah wanita terbaik menurut Rasulullah SAW, layaknya bubur di kalangan masyarakat Arab.

Baca Juga:  Sejarah Cincin Rasulullah SAW

Aisyah. Sangat dicintai Rasulullah.

Bahkan Rasulullah tidak pernah marah padanya. Saat kesal dengan perilaku Aisyah, apa yang Rasul lakukan?

Tidak hanya mencubit hidungnya dengan manja seperti yang kita dengar di beberapa lagu. Tapi saat beliau kesal, maka beliau meletakkan tangan beliau dengan lembut di pundaknya seraya berdo’a:

اللهم اغفر لها ذنبها، واذهب غيظ قلبها، وأعذها من مضلات الفتن

Ya Allah ampunilah dosanya, hilangkan kegelisahannya, dan jauhkan ia dari fitnah yang menyesatkan

Pernah juga suatu ketika Aisyah (sengaja atau tidak; wallahu a’lam) memecahkan piring di hadapan Rasulullah saat bersama dengan beberapa sahabat. Rasulullah kemudian tersenyum, sembari mengumpulkan pecahan piring yang berserakan. Lalu beliau berkata pada para sahabat: “Ibu kalian (Aisyah) lagi cemburu”  (غارت أمكم)

Sungguh Rasulullah selembut itu.. Adakah dari kita yang memperlakukan pasangan atau orang lain seperti layaknya Rasulullah yang tak pernah marah pada orang sekitarnya?

Aisyah…

Terlalu banyak romantisme kehidupannya dengan Rasulullah.

Rasulullah pernah dipangku Aisyah sembari beliau SAW mengaji di pangkuannya.

Rasulpun pernah memakan daging yang baru saja digigit oleh Aisyah.

Pun saat Aisyah ingin melihat anak2 bermain di depan masjid nabawi, terkadang Rasulullah memangkunya, terkadang pula beliau meminta Aisyah berdiri dibelakang beliau sembari menempelkan dagunya di pundak Rasulullah sehingga menurut laporan Aisyah: sehingga pipiku bersentuhan dengan pipi Rasulullah sembari melihat anak-anak bermain di depan masjid.

Aisyah…

Istri Rasulullah yang sangat istimewa. Kenapa beliau sangat mencintainya?

Karena ia akan menjadi panutan setelah Rasulullah wafat.

Para sahabat banyak mendeskripsikan Aisyah sepeninggal Rasulullah.

Imam Tirmidzi misalnya menuturkan bahwa tidak ada seorangpun yang lebih Fasih dari Aisyah; bahkan lebih fasih dari Abu Bakar dan Umar Ibn Khattab.

Baca Juga:  Kritik untuk Ustaz Yahya al-Bahjah dan Tafsir Intertekstual Lirik Lagu “Aisyah Istri Rasulullah”

Abu Musa Al-Asyari melaporkan bahwa Aisyah adalah sosok wanita yang memiliki intelektualitas yang sangat tinggi.

Aisyah juga menjadi rujukan para pembesar Sahabat mengenai beberapa ilmu utamanya Ilmu Waris (Faroid), begitu tutur Ibn Hajar.

Atho’ bin Abi Rabah bersaksi bahwa Aisyah adalah wanita yang paling alim dan memiliki pola pikir yang luas dan mendalam. Bahkan Azzuhri menggambarkan: jika seluruh ilmu para ummul mukminin disatukan, maka sungguh ilmu yang dimiliki Aisyah masih jauh lebih tinggi.

Aisyah…

Begitu istimewanya dirimu.

Bahkan Allah secara spesial menurunkan 10 ayat dalam Surat Annur (dari ayat 11) hanya untuk membebaskan dirimu dari Fitnah yang keji (حديث الإفك).

Aisyah…

Keistimewan yang engkau miliki tidak pernah membuatmu merasa lebih dari lainnya.

Istiqamahmu dalam berpuasa, sampai seolah setahun penuh engkau selalu berpuasa. Kedermawananmu saat ada ibu membawa dua anak yang sedang kelaparan. Sedangkan engkau hanya memiliki 3 buah kurma. Kau rela berikan semuanya. Engkau lebih memilih tidak makan daripada ada orang yang kelaparan. Tangismu dalam shalatmu juga sering diketahui para sahabat. Layaknya tangisan Ayahmu Abu Bakar. Tangisan yang sampai membasahi kerudungmu. Misal saat membaca ayat berikut:

(فَمَنَّ ٱللَّهُ عَلَیۡنَا وَوَقَىٰنَا عَذَابَ ٱلسَّمُومِ)

[Surat At-Tur 27]

(وَقَرۡنَ فِی بُیُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجۡنَ تَبَرُّجَ ٱلۡجَـٰهِلِیَّةِ ٱلۡأُولَىٰۖ وَأَقِمۡنَ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتِینَ ٱلزَّكَوٰةَ وَأَطِعۡنَ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥۤۚ إِنَّمَا یُرِیدُ ٱللَّهُ لِیُذۡهِبَ عَنكُمُ ٱلرِّجۡسَ أَهۡلَ ٱلۡبَیۡتِ وَیُطَهِّرَكُمۡ تَطۡهِیرࣰا)

[Surat Al-Ahzab 33]

Betapa lembut hatimu. Betapa istimewa perilakumu. Betapa beruntungnya engkau menjadi istri Rasulullah yang istimewa. Hingga beliau lebih memilih untuk wafat di rumahmu dan dikubur di kamarmu.

Wahai Aisyah. Wahai Humaira. Wahai Ummul Mukminin. Kami mencintai Rasulullah. Dan kamipun mencintaimu!. []

Baca Juga:  Wanita Berbisnis, antara Anjuran atau Polemik

 

Referensi utama:

“الحديث الأربعين في مناقب أمهات المؤمنين” Karangan Syeikh Abu Manshur Asy-Syafi’i

 “عائشة أم المؤمنين” Karangan Syeikh Asy-Syahid Ramadhan Buthi.

 [١] العشرة المبشرون بالجنة للشعراوي

Rois Imron Rosi
Tenaga Pengajar di Malang dan Alumni PP. Ummul Quro As-Suyuthy Pamekasan Madura.

    Rekomendasi

    Tinggalkan Komentar

    More in Kisah