Nisa' (Pengapa Perempuan disebut Nisa?")

“Ustadz, apa arti nama saya?” tanya seorang perempuan dengan wajah menunduk

“Nama jenengan siapa?” saya tanya balik, karena wajahnya tampak asing, demikian juga dengan suaranya.

“Nama saya Nisa’, lengkapnya Nisaul Kamilah” perempuan itu menjawab dengan malu-malu.

“Oh, mbak Nisa’. Artinya Nisa’ itu modern, bisa juga terbelakang, atau terlambat!” Saya jawab seadanya.

Mbak ini kagetnya luar biasa. Sepertinya ia sudah tahu arti dari namanya sendiri, tapi ia hanya ingin memastikan arti namanya. Nisa. Sepertinya kaget karena diartikan dengan terbelakang, atau terlambat.

Nama Nisa’ sangat masyhur di Indonesia. Nama ini diartikan dengan “perempuan” atau “wanita”. Kalau namanya “Nisaul Kamilah” maka artinya perempuan yang sempurna.

Nisa’ (النساء) adalah kata jamak dari kata tunggal yang berbeda bentuk yaitu mar’atun (مرأة). Ada pula yang berpendapat, kata nisa tidak punya kata tunggal, karena berbeda antara tunggal dan jamaknya. Dan kata mar’atun tidak punya jamak. Inilah keunikan perempuan dalam bahasa Arab. Dari kata-katanya saja sudah unik, bagaimana dengan makhluk Allah yang istimewa ini, perempuan.

Terus apa arti “Nisa'” secara bahasa?. Kalau hamzah yang ada pada kata itu asli (nun-sin-hamzah), maka bermakna telat, terlambat, atau kekinian (التأخير).

Seperti “nasa’at al-mar’atu” (perempuan telat atau terlambat). Atau Nasa’at (mengakhirkan).

الشيء ينسؤه نسأً وأنسأه: أخره، فعل وأفعل بمعنىً، والاسم النسيئة والنسيء.

Mengapa perempuan dinamakan dengan Nisa’ (telat, terlambat, akhir)? Di antara pendapat yang mengartikan dengan terlambat, karena seorang perempuan bila terlambat, maka sebuah tanda kehamilan. Dan juga ada yang mengartikan dengan arti “lupa” yang diambil dari kata nisyan (النسيان), tetapi ada pula yang merujuk pada arti lainnya.

Tetapi, secara istilah kata nisa’ atau niswah adalah bermakna “perempuan” yaitu sebagai jamak dari kata mar’atu (مرأة) dan niswatu (نسوة). Dan tidak banyak dikulik secara bahasanya dan arti asalnya. Berbeda dengan kata “perempuan” yang berasal dari kata “per” dan “empu” dan “an”. Per diartikan dengan makhluk, empu adalah mulia, mahir dan tuan, sedangkan “an” adalah ziyadah. Maka, perempuan adalah makhluk yang mulia.

Baca Juga:  Perempuan dan Budaya yang Membelenggunya

Akhiran: Nisa’ adalah jamak dari kata mar’atun, jamak yang berbeda secara lafadh (kata).

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid07Yw2T4tPcYCxUDGw6M6XCdLsXEJUi62nn7ACNTVoXyEJVjFe34VgGhgzSsFeEJXgl&id=1508880804

*
Bagaimana dengan asal kata Mar’ah (المرأة)? apakah benar kata Mar’ah dari Mir’ah (cermin)? Penjelasan ini dapat dibaca di kolom komentar. (Halimi zuhdy, NuOnline)👇🏻

https://www.nu.or.id/opini/perempuan-adalah-cermin-laki-laki-q6krs

Kajian-kajian Al-Qur’an, Mu’jizat Al-Quran, Balaghah, Sasta Arab, Turast Islamiyah, Keagamaan, Kajian Bahasa dan asal Muasal Bahasa, dan lainnya.

🌎 www.halimizuhdy.com
🎞️ YouTube Lil Jamik
📲 Facebook Halimi Zuhdy
📷 IG Halimizuhdy3011
🐦 Twitter Halimi Zuhdy
🗜️ Tiktok ibnuzuhdy

Halimi Zuhdy
Dosen UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, dan Pengasuh Pondok Literasi PP. Darun Nun Malang, Jawa Timur.

Rekomendasi

Musik dan Nyanyian
Opini

Musik dan Nyanyian (3)

Al-Isfahani, dalam bukunya yang terkenal Al-Aghani (Nyanyian), mengatakan bahwa selama penyebaran Islam di ...

Tinggalkan Komentar

More in Cerpen