Istri Shalihah dan Suami Saleh (8)

Hal yang sangat menarik adalah penyebutan tiga kata penting dalam surat al-Rum, 21 di atas. Para milenial menyebutnya dengan simbol ” Samara”. Yakni Sakinah, Mawaddah, Rahmah. Lalu apakah makna dari tiga kata tersebut?.

Makna Sakinah

Lalu apakah arti kata-kata itu?.

Pertama, kata “Sakinah”. Secara literal ia berarti tenang, tenteram, nyaman atau “anteng” dan “ayem” dalam bahasa jawa. Atau dalam bahasa lain “merasa damai di hati dan pikiran”. Ia adalah suasana hati yang diliputi oleh kegembiraan dan kebahagiaan sesudah mengalami kegalauan, resah, gelisah dan gejolak yang meronta-ronta. Ini adalah akibat dari hasrat-hasrat yang menuntut untuk dipenuhi atau disalurkan itu terjadi.

Hasrat-hasrat itu adalah kerinduan-kerinduan tubuh dan jiwa kepada yang diinginkan dan dirindukan. Puncak kerinduan itu adalah “ittihad“, penyatuan tubuh dan ruh.

Rasa damai, indah, bahagia dan penuh kenikmatan itu harus dialami oleh keduanya. Tak boleh hanya oleh laki-laki, suaminya, tetapi juga oleh perempuan, istrinya. Karena hasrat-hasrat itu ada di dalam diri keduanya, dan perlu disalurkan. Ayat al-Qur’an menyebutkan:

هُنَّ لِبَاس لَّكُم وَأَنتُم لِبَاس لَّهُنَّ

“Mereka (para istri) adalah pakaian bagi kalian (para suami), dan kalian adalah pakaian bagi mereka…” (Q.S al-Baqoroh ayat 187).

Ada sejumlah tafsir atas ayat ini. Sebagian mufassir mengatakan:

هن فراش لكم وأنتم لحاف لهن

“Mereka (istri) adalah kasurmu (suami) dan kamu adalah selimut mereka”.

Sebagian lagi mengatakan:

هن سكن لكم وأنتم سكن لهن، أي يسكن بعضكم إلى بعض

“Mereka (istri) adalah “sakan“, tempat kenyamananmu dan kamu tempat kenyamanan mereka. Yakni kalian, suami-istri hendaklah saling memberi kenyamanan.”

وحاصله أن الرجل والمرأة كل منهما يخالط الآخر ويماسه ويضاجعه

Baca Juga:  Istri Shalihah dan Suami Shalih (6)

“Jadi suami dan istri hendaklah saling memberikan kenikmatan dan kepuasan seksual, serta ketenangan dan kebahagiaan jiwa”.

Bersambung lagi. Sebentar lagi ya?. [HW]

Husein Muhammad
Dr (HC) Kajian Tafsir Gender dari UIN Walisongo Semarang, Pengasuh PP Darut Tauhid Arjowinangun Cirebon, Pendiri Yayasan Fahmina Institute

Rekomendasi

1 Comment

  1. […] Betapa indahnya penyatuan dua jiwa, hati dan pikiran itu. Dan begitulah pikiranku tentang makna kesalehan suami dan istri. Salam. […]

Tinggalkan Komentar

More in Opini