Aku ditanya Teman, bagaimana Pandangan Ulama tentang Ucapan Selamat Natal?
Syeikh Said Ramadhan Al-Buthi, ulama besar Siria, yang wafat saat mengaji, karena dibom kaum ekstrimis kekerasan, saat ditanya : “Bolehkah mengucapkan kata “Selamat” pada Non Muslim saat Hari raya Agama mereka, terutama umat Nasrani (Kristen)?, menjawab :
يجوز تهنئة الكتابيين : النصارى واليهودي بأفراحهم ويجوز تعزيتهم بمصائبهم بل يسن ذلك كما نص عليه الفقهاء ويجوز الدخول لمعابدهم لمناسبة ما بشرط ان لا يشترك معهم في عبادتهم
“Boleh mengucapkan kata “Selamat” pada dua kelompok Ahlul kitab saat hari raya mereka. Baik itu Umat Yahudi ataupun Nasrani. Dan juga boleh takziah kepada mereka saat terkena musibah,  bahkan hal tersebut disunnahkan, seperti halnya dijelaskan oleh ulama’ Ahli Fiqh. Dan boleh masuk ke dalam tempat peribadatan mereka dalam rangka menyesuaikan (lingkungan) dengan syarat tidak mengikuti dalam ritual peribadatan mereka”. (Istifta al-Naas, hlm. 10).
Syeikh Sa’id Ramdhan juga mengatakan : Kami di Siria tempat kelahiran agama-agama, pusat peradaban, tempat perjumpaan gagasan kemanusiaan dan cahaya toleransi, menghargai seluruh warga/penduduk dengan segala perbedaannya, untuk menyampaikan Selamat Natal. Semoga hari-harinya selalu baik dan diberkati Tuhan. 
Syeikh Dr. Yusuf al Qardhawi, ketua Ulama Islam sedunia dari Mesir menyampaikan pandangannya yang sangat menarik dan kontekstual, mengenai ucapan Natal untuk umat Kristiani. Katanya :
أن تغير الأوضاع العالمية، هو الذي جعلني أخالف شيخ الإسلام ابن تيمية في تحريمه تهنئة النصارى وغيرهم بأعيادهم، وأجيز ذلك إذا كانوا مسالمين للمسلمين، وخصوصا من كان بينه وبين المسلم صلة خاصة، كالأقارب والجيران في المسكن، والزملاء في الدراسة، والرفقاء في العمل ونحوها، وهو من البر الذي لم ينهنا الله عنه. بل يحبه كما يحب الإقساط إليهم “إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ” الممتحنة. ولا سيّما إذا كانوا هم يهنئون المسلمون بأعيادهم، والله تعالى يقول: “وَإِذَا حُيِّيْتُم بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّواْ بِأَحْسَنَ مِنْهَا أَوْ رُدُّوهَا”
“Perubahan sistem pemerintahan dunia telah membuat saya berbeda pendapat dengan Syeikh al-Islam Ibn Taimiyah  yang mengharamkan mengucapkan Natal kepada kaum Nasrani. Saya membolehkannya jika dalam situasi damai. Terlebih lagi bagi orang-orang yang mempunyai hubungan keluarga, tetangga, teman-teman kuliah atau kerja. Ucapan Natal kepada mereka merupakan bentuk “al-Birr” (kebajikan). Tuhan tidak melarang bahkan senang jika kita melakukan kebaikan dan bertindak adil. Apalagi jika mereka memberikan ucapan selamat kepada hari raya kita. Allah mengatakan : “Jika kamu memeroleh kehormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan cara yang lebih baik atau minimal dengan penghormatan yang sama”.
Syeikh Dr. Mushtafa al-Zarqa, ulama besar Al-Azhar, anggota parlemen tiga periode dan mantan Menteri Kehakiman Mesir, mengatakan :
إنّ تهنئةَ الشّخص المُسلِم لمعارِفه النّصارَى بعيدِ ميلاد المَسيح ـ عليه الصّلاة والسلام ـ هي في نظري من قَبيل المُجاملة لهم والمحاسَنة في معاشرتهم. وإن الإسلام لا ينهانا عن مثل هذه المجاملة أو المحاسَنة لهم، ولا سيّما أنّ السيد المَسيح هو في عقيدتنا الإسلاميّة من رسل الله العِظام أولي العزم، فهو مُعظَّم عندنا أيضًا،
“Seorang muslim yang mengucapkan selamat kepada teman-temannya yang Kristiani, atas kelahiran Isa al Masih, As, menurut saya merupakan hal yang baik dan etika dalam pergaulan sosial. Islam tidak melarang sikap ini, apalagi Isa Al-Masih yang dalam aqidah/keyakinan Islam adalah Rasul besar dan salah satu “Ulul al Azmi”. Ia sangat dihormati dalam agama kita”. 
Fatwa Al-Azhar :
أكد مركز الإفتاء للأزهر أن “تهنئة المسيحيين بأعيادهم أمر مرحب به شرعا إذ يصنف مثل التعبير عن الإحسان إليهم والبر بهم ويدخل في باب لين الكلام وحسن الخطاب، وهذا ما أمر به الله”.
وتابع الأزهر: “كما أن جواز تهنئة المسيحيين بأعيادهم يتوافق مع مقاصد الدين الإسلامي ويبرز سماحته ووسطيته، وأن هذا الأمر من شأنه تزكية روح الأخوة في الوطن، والحفاظ على اللحمة الوطنية، ووصل الجار لجاره، ومشاركة الصديق صديقه فيما يسعده من مناسبات. والله تعالى أعلم”.
Dewan Fatwa Al Azhar Kairo menegaskan bahwa mengucapkan Selamat Natal merupakan hal yang baik dalam pandangan agama. Ia mengekspresikan kebaikan kepada mereka dan ungkapan kesantunan (kasih)  dan kebaikan sebagaimana diperintahkan Islam.
Selanjutnya. Dibolehkannya menyampaikan ucapan selamat kepada umat Kristiani pada hari raya mereka adalah sesuai dengan tujuan agama Islam, memperlihatkan sikap toleransi dan moderasi Islam. Hal ini akan menumbuhkan semangat persaudaraan sebangsa dan setanah air, menjaga kohesi nasional dan menjalin hubungan yang harmonis dengan tetangga dan antar teman dalam relasi yang saling membahagiakan. Wallahu ‘alam. [MAMH]
Husein Muhammad
Dr (HC) Kajian Tafsir Gender dari UIN Walisongo Semarang, Pengasuh PP Darut Tauhid Arjowinangun Cirebon, Pendiri Yayasan Fahmina Institute

Rekomendasi

Tinggalkan Komentar

More in Hukum