Ungkapan Jodoh adalah cerminan diri sendiri sudah ada sejak lama. Namun benarkah bahwa jodoh merupakan cerminan diri? Lalu bagaimana ungkapan tersebut menjelaskan mengenai seorang perempuan baik perilakunya mendapatkan laki-laki yang buruk perilakunya atau justru sebaliknya? Memang benar adanya jika kita sebagai manusia yang kodratnya berpasang-pasangan berusaha untuk memilih jodoh atau pendamping tidak boleh sembarangan agar kelak bisa membimbing dan melindungi keluarga. Sebab, pernikahan pada dasarnya dilakukan hanya sekali seumur hidup dan kita menginginkan orang yang terbaik. Maka sebelum Anda mencari jodoh, perbaiki diri Anda. Cobalah berkaca, apakah diri Anda sudah baik atau malah sebaliknya. Jika belum, alangkah lebih baik jika Anda memperbaikinya terlebih dahulu. Sebelum Anda menyesal di kemudian hari. Lalu yang menjadi pertanyaan disini adalah memperbaiki diri disini apakah untuk terlihat baik dimata manusia ataukah baik menurut Allah SWT agar mendapat rida-Nya?
Apa maksud Jodoh adalah cerminan diri ?
Dalam pandangan islam ungkapan ini tidak bisa dikatakan salah. Karena terdapat sebuah dalil yang menguatkan ungkapan ini. Bagi seseorang yang ingin ingin mendapatkan jodoh yang baik, maka sebaiknya ia persiapkan dirinya untuk menjadi seorang yang siap berubah menjadi lebih baik. Dalam ungkapan ini anda sebagai seorang muslimah, maka diajurkan bagi anda pribadi wanita yang salihah menurut agama Islam. Yakni, dengan mempelajari Tauhid, mengamalkan serta berani mengambil konsekuensi dari Tauhid. Kemudian, mempelajari bab Aqidah, Fiqh, dan semua keilmuan Islam untuk bekal kehidupan. Selain itu, banyak beribadah dan memperbaiki kualitas diri sebagai muslimah dengan bercontoh kepada para Shahabiyyah juga para istri-istri Nabi Muhammad SAW yang bisa anda dapatkan dengan banyak membaca biografi para Istri-istri Nabi dan juga para shahabiyah (Sahabat dari kalangan muslimah. Konsep jodoh dalam islam sendiri terdapat dalam berbagai ayat yang terdapat didalam Alquran dan Hadis yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW. Didalam Alquran begitu banyak ayat yang menjelaskan mengenai jodoh terdapat dalam ayat ke-26 surah An-Nur dan ayat 21 surah Ar-Rum.
Sebagaimana yang pernah diungkapkan dalam firman Allah swt berikut ini:
ٱلۡخَبِيثَٰتُ لِلۡخَبِيثِينَ وَٱلۡخَبِيثُونَ لِلۡخَبِيثَٰتِۖ وَٱلطَّيِّبَٰتُ لِلطَّيِّبِينَ وَٱلطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَٰتِۚ أُوْلَٰٓئِكَ مُبَرَّءُونَ مِمَّا يَقُولُونَۖ لَهُم مَّغۡفِرَةٞ وَرِزۡقٞ كَرِيمٞ ٢٦
Artinya; Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga). (QS. An-Nur; 26)
وَمِنۡ ءَايَٰتِهِۦٓ أَنۡ خَلَقَ لَكُم مِّنۡ أَنفُسِكُمۡ أَزۡوَٰجٗا لِّتَسۡكُنُوٓاْ إِلَيۡهَا وَجَعَلَ بَيۡنَكُم مَّوَدَّةٗ وَرَحۡمَةًۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَٰتٖ لِّقَوۡمٖ يَتَفَكَّرُونَ ٢١
“Dan diantara kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri,supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya,dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.”(QS.Ar-Ruum:21)
Sedangkan Jodoh menurut Hadis Nabi Muhammad “Tidak ada yang dapat menolak takdir (ketentuan Allah) kecuali doa dan tidak ada yang dapat menambah umur kecuali berbuat kebaikan.” (HR Tirmidzi, HR. Ibnu Majah)
Dari ayat Alquran dan Hadis diatas menegaskan bahwa muslim yang baik adalah untuk muslimah yang baik dan lelaki yang buruk adalah untuk wanita yang buruk pula, maka tugas seorang muslim/muslimah yang baik adalah berikhtiar dengan sungguh-sungguh dan berdoa kepada Allah agar mendapatkan jodoh yang baik, dan menyerahkan sepenuhnya ihtiarnya tersebut pada Rida dan ketentuan Allah dengan cara yang sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Pernyataan Guru Besar Ilmu Tafsir di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Quraish Shihab, menjelaskan bahwa jodoh bisa menjadi cerminan dan bisa jadi pelengkap. Sehingga dalam hal ini, pasangan suami Istri harus punya kesamaan-kesamaan, semakin kuat kesamaan itu maka semakin kuat hubungan, paling tidak persamaan itu ada empat. Pertama, keduanya harus merasa sama-sama hidup. Hidup itu ditandai dengan tiga hal; tahu, gerak dan rasa. Keempat hal ini harus sama-sama dimiliki pasangan. Sebagaimana pernyataan Quraish Shihab jodoh yang akan menjadi pendamping kita kelak akan bisa melengkapi kekurangan kita agar dalam membina rumah tangga tercipta keharmonisan dan kebahagiaan. Sebagai contoh keduanya sama-sama tahu tapi istrinya lebih pandai dari pada suaminya maka dia lengkapi suaminya dalam hal pengetahuan seperti dalam merawat anak. Lalu gerak juga begitu, jika suaminya tidak bisa bergerak dengan kuat seperti dulu kala, istri membantu.
Sebagai mana janji Allah didalam Alquran bahwa manusia sudah diciptakan berpasang-pasangan bahkan saat masih menjadi ruh, lalu untuk apa kita masih meragukan perihal jodoh? Sebagai manusia tidak sepantasnya meragukan ketetapan Allah SWT mengenai jodoh, yang bisa kita lakukan adalah terus berdoa dan terus berusaha beriktiar untuk memperbaiki diri dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memperdalam ilmu agama agar mendapatkan jodoh yang terbaik. [HW]
[…] Sebagai mana janji Allah didalam Alquran bahwa manusia sudah diciptakan berpasang-pasangan bahkan saat masih menjadi ruh, lalu untuk apa kita masih meragukan perihal jodoh? Sebagai manusia tidak sepantasnya meragukan ketetapan Allah SWT mengenai jodoh, yang bisa kita lakukan adalah terus berdoa dan terus berusaha beriktiar untuk memperbaiki diri dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memperdalam ilmu agama agar mendapatkan jodoh yang terbaik.[pesantren] […]