Sejarah mengenai perkembangan tarekat di Indonesia tentu tidak akan bisa lepas dari agama Islam yang diwahyukan dari Allah SWT oleh Rasulullah. Penyebar luasan Islam ini bergerak ke seluruh penjuru dunia, salah satunya di negara Indonesia. Ilmu tarekat masuk di Indonesia diyakini sama dengan sejarah pertama masuknya Islam ke Nusantara itu sendiri. Ilmu tarekat dapat berkembang dengan pesat di Indonesia melalui para sufi yang melakukan hijrah dan telah belajar di berbagai negara yang ada di Timur Tengah. Dengan hijrahnya muslim Indonesia ke Timur Tengah membuat mereka memiliki ikatan yang kuat dengan ulama yang ada disana. Jaringan ulama Timur Tengah dengan Indonesia pada abad XVII dan XVIII muncul berdasarkan jaringan intelektual keagamaan Ahmad al-Qushashi dan Ibrahim al-Kurani, dua ulama ini adalah ulama Hijaz pada abad ke-17. Adapun jaringan intelektual kedua ulama ini muncul dari kalangan muridnya (dari jawi) salah satunya yaitu Syaikh Yusuf al-Makkasari dari Sulawesi Selatan.
Syekh Yusuf al-Makassari adalah seorang sufi atau syekh tarekat. Selain itu beliau adalah seorang ulama, mufti, dan seorang penulis. Semua karya-karya Syaikh Yusuf ditulis mengunakan bahasa Arab dengan pengalamanya belajar ke Yaman, Mekah, Baghdad dan lain-lain. Syaikh Yusuf memperkenalkan tarekat Khaltawiyah di Makasar sesuai dengan ijazah diterimanya yaitu ijazah Tajul Khalwati yang merupakan hasil dari beliau berguru kepada ‘Abd al-Barakat Ayyub bin Ahmad bin Ayyub al-Khalwati alQurasyi di Damaskus.
Dalam mengembangkan agama Islam dari Gowa kemudian ke Banten, ke Srilangka bahkan sampai ke Afrika Selatan, proses perjalanan Syekh Yusuf sebagai ulama bukan hanya seorang ulama yang mengembangkan Islam akan tetapi juga seorang pejuang yang ingin merdeka dari penjajahan. Beliau memulai dengan Islamisasi dari kerajaan Gowa yang merupakan tanah kelahirannya. Selain mengajarkan ilmu-ilmu tasawuf beliau juga memiliki pokok-pokok pemikiran serta pengaruh terhadap pengembangan masyarakat Islam di bidang mistik teosof.
Syekh Yususf Al-Makassari memiliki pemikiran tasawuf yakni dalam etika religius, antara lain :
- Syariat
Menurut Syekh Yusuf Al-Makasari syariat adalah tahapan mengenai gagasan tentang Tuhan berkesan pada manusia sebagai wibawa yang merajuk pada rasa tunduk kepada Tuhan. Dalam hal ini beliau mencontohkan tentang dzikir, dimana dzikir yang menjadi bagian dari tarekat, berfungsi untuk menjaga hubungan antara manusia dengan Tuhan serta menegahkan tujuan dalam diri.
- Tarekat
Karangan Syekh Yusuf dalam al-Nafhat al-Sailaniyyah, dimaknai tarekat sebagai hal atau kondisi diri untuk menghampiri Allah (the way to God). Tarekat mengacu pada praktek atau pada laku sufisme, tarekat mengacu pada laku batiniah/sufisme.
- Hakekat
Menurut Syekh Yusuf Al-Makassari, hakekat adalah hati, batin atau (my heart), Dimana pengalaman langsung dalam kondidi mistis dalam sufisme dan pengalaman langsung dari kehadiran Tuhan dalam diri.
- Makrifat
Karangan Syekh Yusuf Al-Makassari dalam al-Nafhat al-Sailaniyya, beliau memaknai kata makrifat sebagai rahasia atau hakikat (gnosis). Dimana makrifat merupakan kearifan puncak atau pengetahuan tentang kebenaran spiritual., yang memiliki level yang paling dalam dan tinggi dari pengetahuan batin dan melampaui hakikat. Dan tidak semua orang bisa mendapatkan makrifat yang hanya dapat dicapai oleh hanya sedikit orang. Contohnya seperti tingkatan para nabi, rasul, waliyullah, dan para bijak.
Syekh Yusuf Al-Makasari merupakan ulama yang menganut ajaran tasawuf yang beraliran sunni. Dalam ajarannya beliau sangat mematuhi doktrin Asy’ariyah. Ada seorang peneliti menyatakan tentang konsep utama dari tasawuf Syekh Yusuf al-Makassari adalah pemurnian kepercayaan (aqidah) pada keesaan Tuhan dalam menjelaskan transedensi Tuhan atas ciptaan-Nya. Dimana dari mengutip Surah Al-Iklas beliau menyatakan bahwa tidak ada yang dapat dibandingkan dengan-Nya yaitu QS. Al-Syura: (42): 11, al-Makassari menekankan keesaan Tuhan (tauhid) itu tidak terbatas dan mutlak yang sesuai dengan doktrin diikutinya yaitu doktrin Asy’ariyah.
Dalam karya-karyanya Syekh Yusuf Al-Makassari juga membicarakan tentang tasawuf, terutama dalam kaitannya dengan kalam.
Menurut Syekh Yusuf orang beriman ada empat macam:
- Orang yang hanya mengucapkan syahadat (menyatakan iman tanpa benar-benar beriman). Ini dinamakan orang munafik.
- Orang yang mengucapkan syahadat dan menanamkan Syahadat dalam jiwanya. Ini dinamakan orang beriman awam.
- Orang yang benar-benar beriman dan merealisasikan iman mereka dalam kehidupan sehari-hari. Ini dinamakan golongan elit.
- Orang yang beriman yang keluar dari golongan ketiga. Golongan ini menyatakan syahadatnya dengan mengamalkan tasawuf untuk lebih mendekatkan diri dengan Tuhan. Ini dinamakan “yang terpilih dari golongan elit”.
Selain itu Syekh Yusuf Al-Makassari Juga membagi beberapa maqom Untuk mendekatkan didri kepada Allah SWT :
- Maqam bidayah atau permulaan
Maqom ini merupakan suatu kedudukan untuk melatih seseorang dalam melaksanakan ibadah. Contohnya seperti melaksanakan shalat, membaca al-Quran, al-Hadits dan berperang dijalan Tuhan.
- Maqam tawassut atau tingkat khusus
Dalam maqam ini, dilalui dengan mujahadah (latihan batin yang keras untuk mengubah akhlak menjadi Islami). Kelompok ini adalah orang-orang yang melepaskan diri dari perbuatan-perbuatan keji dan menyucikan jiwa mereka.
- Maqam Nihaya atau tingkatan lebih khusus
Dalam maqam ini, merupakan maqam-maqam bagi Ahl al-dzikr. Ini adalah kelompok orang-orang yang mencintai Tuhan baik secara lahir atau pun batin. Adapun zikir yang diucapkan adalah zikir ismu al-isyaroh seperti Ah-Ah.
Dalam pemikiran-pemikiran tasawuf Syekh Yusuf Al-Makassari menghasilkan karya-karya yang terkenal antara lain :
- Bidayatul Mubtadi
Naskah ini menjelaskan tentang prinsip-prinsip kepercayaan (keimanan) dalam Islam, utamanya tentang keimanan kepada Allah Swt., kitab-kitab-Nya, malaikat-malaikatNya, Nabi-nabi Nya, dan Qada’ dan Qadhar.
- Safiinat An Najah
Naskah ini berisi mengenai dasar-dasar ilmu fikih menurut mahzab syafi’I. Kitab ini masih banyak digunakan di kalangan pesantren.
- Matalib Salikin
Membicarakan tiga hal penting, yaitu tauhid, makrifat, dan Ibadah. Untuk memudahkan para pembaca dan muridnya, Syaikh Yusuf memberikan perumpamaan tentang ketiga hal tersebut sebagai sebuah pohon. Ketiganya merupakan satu kesatuan yang integratif dalam menuju Tuhan.
- Kifiyat al-Munji wal itsbat bi al-Hadis al-Qudsi
Dalam naskah tersebut menerangkan tentang dzikir dan etika dalam berdzikir, penjelasan tentang manfaat-manfaat dan sebab-sebab pentingnya berdzikir kepada Allah.
- Sirrul Asrar
Dalam kitab tersebut menjelaskan tentang hakikat makrifat kepada Allah. Yaitu, hakikat mengenal Allah, mulai dari mengenal sifat-sifat dan kebesaran-Nya.
Pengaruh Syekh Yusuf Al-Makasari sebagai seorang ulama, mufti, dan seorang penulis sangatlah besar. Dimana tarekat ini terima dengan baik dikalangan masyarakat. Dan pada saat ini ajaran ajaran ilmu tasawuf dari beliau masih digunakan oleh sebagian masyarakat. []