Ini adalah ringkasan cerita-cerita Ulama’ yang ditulis dalam kitab Tanbihul Mughtarrin oleh Imam Abdul Wahab bin Ahmad bin Ali Asy Syafi’i yang terkenal degan nama Imam Asy Sya’roni. 

Jika kita membaca kitabnya keseluruhan akan merasa puas. Melihat langsung kiprah para Ulama’ Salaf dalam menyikapi kehidupan yang meghabiskan waktu yang panjang.

Oleh karenanya, meskipun kita tidak bisa membaca kesemuanya sebab waktunya begitu panjang, minimal tahu bagai mana ringkasannya. Berikut Akhlak-Akhlak Para Salaf Sholeh, yang patut diteladani:

1. Senantiasa menetapi al Qur’an dan As Sunnah seperti halnya orang yang berteduh dari teriknya panas sinar matahari.

2. Menimbang apapun baik ucapan atau perbuatan dengan pertimbangan Al Quran dan Hadist. Dan juga menimbangnya dengan adat istiadat yang baik.

3. Berusaha ikhlas dalam setiap ilmu yang dimiliki dan amalan yang dilakukan dan takut amal yang dikerjakannya masuk dalam kategori Riya’.

4. Menjauhi saudaranya ketika saudaranya srawung dengan para umaro’ dan sering riwa-riwi ke pendopo kecuali karena darurat syar’i atau datangnya karenn membawa sebuah maslahat.

5. Senantiasa bersabar dan mengakui segala yang menimpa memang karena banyaknya dosa terdahulu yang dilakukan.

6. Marah jika urusan Allah dilecehkan.

7. Mengharap kematian, ketika takut pada diriya terjerumus pada apa yang dibenci oleh Allah.

8. Banyak bersedih dan prihatin setiap mengingat kematian dan sakaratul maut.

9. Melihat keindahan dunia sebagai Ibroh bukan dengan kecintaan dan penuh kesyahwatan.

10. Melihat dirinya sendiri adalah orang yang paling buruk diantara manusia lainnya.

11. Banyaknya memberikan ampunan dan maaf bagi orang-orang telah mendzolimi, memukul, mencuri hartanya dan berlaku tidak adil.

12. Senantiasa menghormati sesama manusia dan menghendaki kebaikan kepada mereka.

Baca Juga:  Catatan Seputar Muallaf: dari Yahya Waloni hingga Martin Lings

13. Kesabaran mereka terhadap perilaku buruk istrinya.

14. Tidak mencari pangkat dan jabatan.

15. Memperbaiki adabiyahnya baik kepada anak kecil maupun orang besar.

16. Takut akan akhir hayatnya, dalam keadaan suul khotimah.

17. Memperbanyak Qiyamul lail baik ketika musim panas atau ketika musim dingin.

18. Bersikap waro’ (hati-hati) terhadap urusan makanan dan minuman.

19. Mendahulukan kepentingan akherat dari pada kepentingan duniawi.

20. Senantiasa berziarah kubur.

21. Senantiasa Berdzikir, dan membaca sholawat.

22. Persangkaaan yang kuat akan bencana yang menimpanya sebab lalainya dalam melaksanakan ketaatan.

23. Tidak begitu mementingkan rumah singgah.

24. Berlemah lembut kepada semua manusia baik yang taat maupun yang mblunat dan juga berkasih sayang terhadap hewan.

25. Memiliki sifat Qona’ah nriman pada apa yang ada dan tidak ingin menambah-nambah harta.

26. Senantiasa menjaga jamaah sholat lima waktu, menyertai takbirotul ikhrom sang imam sholat.

27. Malu, jika seringnya pergi ke kamar mandi untuk buang hajat.

28. Lebih memilih hidup dengan kesengsaraan dari pada mewah dengan kenikmatan-kenikmatan.

29. Tidak bermahal-mahal dalam urusan pakaian.

30. Tidak pula memperbanyak perkara-perkara yang halal.

31. Banyak memberikan wasiat kepada sesama dan senang jika dinasihati.

32. Menganggap amalnya masih sedikit sekali yang dilakukan.

33. Takut ilmu dan amal yang dimilikinya justru masuk pada hal-hal yang membahayakan.

34. Banyak mempertanyakan kabar-kabar para sahabatnya.

35. Sibuk dengan aibnya sendiri dan Suka menutupi aib sesama.

36. Bersikap tenang, dan sedikit berbicara.

37. Banyak berkirim surat nasehat kepada para sahabat dan santrinya.

38. Bertambah tawadlu’ saat banyak orang yang memuji.

39. Mencintai orang-orang miskin.

40. Cinta terhadap harta Lil infaq la lil Imsak (untuk berinfak buka untuk dirinya sendiri).

Baca Juga:  Mati Selagi Hidup

41. Memperbanyak sedekah siang dan malam.

Semoga bermanfaat, dan kita bisa mengambil pelajaran darinya.

Zainuddin Bad
Pondok Pesantren An Nur 2 Al Mutadho, Bululawang, Malang.

Rekomendasi

Tinggalkan Komentar

More in Ulama