Opini

Mentas dari Kegagalan

akibat-pikiran-cingkrang

Kesuksesan yang diraih melewati kegagalan merupakan bukti kemampuan menemukan anugerah yang terpendam” – Rochmat Wahab

Success is not final, failure is not fatal: it is the courage to continue that counts.” – Winston Churchill

Pada umumnya individu selalu memimpikan kesuksesan hidup. Bahkan tak seorangpun yang tak bercita-cita menjadi sukses. Sukses studi, sukses karir, dan sukses hidup. Realitasnya berdasarkan berbagai faktor, bahwa tidak sedikit individu atau kelompok menjumpai kegagalan.

Ada yang sama sekali tidak siap gagal, ada yang kurang siap gagal, dan ada juga yang benar-benar siap gagal. Padahal kegagalan merupakan bagian dari kehidupan. Bahkan kegagalan itu awal dari kesuksesan, bukan akhir dari segalanya. Karena itu begitu mengalami kegagalan, maka bersegeralah mencari jalan untuk mentas dari kegagalan.

Kegagalan hakekatnya memiliki makna relatif. Kegagalan bersifat umum dapat diterima oleh semua. Kegagalan bersifat khusus tidak dapat diterima oleh semua, karena gagal bagi individu atau kelompok tertentu, belum tentu gagal bagi individu atau kelompok lain. Kegagalan bersifat kontekstual. Kegagalan ada yang bersifat material, ada juga yang bersifat non-material.

Hidup seseorang itu gagal, karena hidupnya tanpa pekerjaan dan kecukupan harta, tetapi ada juga kejadian lain bahwa seseorang itu hidupnya gagal, karena hidupnya tanpa berbekal ilmu agama dan tidak aktif beribadah. Makna kegagalan juga bisa bergantung pada berbagai faktor lain, misalnya tempat, waktu. Karena itu perspektif terhadap kegagalan itu penting sekali dalam memaknai kegagalan.

Kegagalan itu bukanlah suatu langkah mundur, melainkan suatu batu lompatan yang paling berarti untuk meraih sukses. Kita cenderung tidak pernah belajar keluar dari zona aman. Nah untuk meraih sesuatu, kita harus berani menghadapi berbagai tantangan yang menakutkan. Bahkan tidak sedikit bisa mengancam eksistensi kita.

Baca Juga:  Menilik Makna Nahdhatul Ulama (dalam Bahasa Arab)

Dalam proses ini, kita mengalami sejumlah kegagalan yang harus dihadapi untuk bisa meraih sukses. Menyadari akan pentingnya kegagalan, suatu institusi maju biasanya untuk memenuhi tenaga kerja yang kompeten sangat diperlukan track record berkaitan dengan kegagalan dan kesuksesan. Pengalaman yang berkenaan dengan keberhasilan menghadapi kegagalan sangatlah penting.

Ruturajkohok (2017) menjelaskan pentingnya kegagalan untuk meraih suatu kesuksesan, di antaranya (1) Failure strengthen you, (2) Failure gives you a sense of direction, (3) Failure teaches you value, (4) Failure gets rid of fear, (5) Failure is an opportunity, (6) Failure is an experience. Bahwa kegagalan ternyata bisa menjadi instrumen atau media untuk memperkuat dan membekali diri dalam rangka meraih suatu kesuksesan.

Kita dalam menelusuri hidup yang fana ini, tidak bisa dibelenggu oleh kegagalan. Jika mental kita kuat sekali, maka kegagalan sebesar apapun dapat dihadapi dengan sukses dan cepat. Sebaliknya, jika mental kita lemah, maka kegagalan hal-hal yang kecilpun sering membuat kita kurang semangat untuk berkarya dan hidup. Apalagi jika skala kegagalannya itu besar, maka bisa terjadi kesehatan psikologis kita terancam, bahkan jiwapun bisa melayang apalagi tidak ada landasan agama yang kuat.

Memiliki sikap positif terhadap hidup dan menghadapi kegagalan dengan menjaga martabat merupakan kunci penting dalam meraih kesuksesan hidup. Karena itu kegagalan merupakan satu bagian yang berharga dalam proses pencapaian sukses. Kegagalan tidak boleh membebani, karenanya harus dilepaskan dari pikiran dan hati.

Kegagalan harus dipandang positif bisa memberikan pengalaman yang baik untuk meniti sukses. Kegagalan yang dipersepsi secara benar bisa menjadikan probadi yang memiliki kepercayaan diri dan keberanian melangkah maju. Kegagalan harus dihilangkan sebagai pengalaman traumatik, sehingga bisa tercipta kehidupan yang bersih untuk selanjutnya. Kegagalan dapat diatasi dengan sukses jika dihadapi dengan kesungguhan berbuat.

Baca Juga:  Bunyi Kata yang Menggambarkan Makna (I’Jaz Syauti dalam Al-Qur’an)

Kegagalan sebagai awal kesuksesan, sehingga membutuhkan keuletan dan ketekunan belajar, bekerja dan berdoa. Kegagalan bukanlah sesuatu aib, sehingga dengan ikhlas, senang, ceria, dan optimis. Kegagalan yang menjatuhkan harus bisa bisa ditransformasikan menjaga motivasi dan energi untuk bangkit. Kegagalan bisa merupakan ujian, sehingga perlu dihadapi dengan sabar, ikhtiar dan tawakkal.

Demikianlah kegagalan yang tidak bisa lepas dari proses kehidupan kita. Kehidupan kita yang dinamis berimplikasi pada potensi dan munculnya kegagalan. Untuk maju kita tidak bisa menghindari kegagalan. Karena itu kegagalan harus bisa dihadapi dengan penuh tanggung jawab dan kesungguhan.

Di balik kegagalan ada kesuksesan. Cepat dan lambatnya kesuksesan bisa diraih sangat bergantung pada kesungguhan upaya yang ditunjukkan di samping karunia dari Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah swt.

Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A.
Beliau adalah Guru Besar dalam Bidang Ilmu Pendidikan Anak Berbakat pada Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta. Ia menjabat Rektor Universitas Negeri Yogyakarta untuk periode 2009-2017, Ketua III Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) masa bakti 2014-2019, Ketua Umum Asosiasi Profesi Pendidikan Khusus Indonesia (APPKhI) periode 2011-2016, dan Ketua Tanfidliyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama DIY masa bakti 2011-2016

    Rekomendasi

    Tinggalkan Komentar

    More in Opini