Keistimewaan Kota Tarim dalam Buku "Catatan dari Tarim"

Pesantren.ID – Sabtu, 23 Januari 2020, Dunia Santri Community dan Pesantren.id menyelenggarakan acara “Launching dan Bedah Buku Catatan dari Tarim” yang diselenggarakan secara virtual melalui 3 aplikasi sekaligus (Zoom Meeting, live Instagram dan live YouTube). Acara ini memperoleh banyak antusiasme dari berbagai pihak, baik dari kalangan masyarakat, ulama dan pelajar/santri dalam negeri maupun luar negeri.

Acara tersebut disusun dengan apik dan menghadirkan tokoh-tokoh influenzer muslim Indonesia yang tidak diragukan lagi sanad keilmuannya. Dimoderatori oleh Gus Imamuddin Muchtar, dengan pemateri yang sekaligus juga menjadi penulis buku “Catatan dari Tarim” sendiri, yaitu Lora Ismael Amin Kholil, dan dibedah oleh beliau Ning Atina Balqis Iskandar dan Lora Moh. Dakin Hasib, Lc.

Dengan pemaparan yang begitu gamblang dari pemateri dan tema yang begitu menarik membuat para peserta semakin antusias dalam mengikuti acara tersebut, hal ini dapat dilihat dari banyaknya pertanyaan yang timbul setelah pemateri selesai menyampaikan pemaparannya.

Ya, siapa yang tidak tertarik dengan Tarim, kota seribu wali, kota yang memiliki julukan surganya dunia karena penduduknya yang senantiasa mengajak untuk berbuat kebaikan. Kota yang mendapat julukan baldatu shiddiq (negaranya Abu Bakar Ash-shiddiq) karena pernah didoakan langsung oleh beliau;

  1. Ditumbuhkan banyak orang-orang sholeh seperti banyaknya rerumputan
  2. Diberkahi airnya
  3. Memperoleh kemakmuran hingga kapanpun.

Kota Tarim juga merupakan kota yang senantiasa memulyakan perempuan. Hingga membuat perempuan begitu istimewa disana. Sebuah kalimat yang cukup membuat kita merasa tertampar, “perempuan-perempuan Tarim tidak menjadi istimewa karena cadar dan abaya yang mereka kenakan, melainkan mereka istimewa karena sifat pemalunya”, begitulah kiranya Lora Ismael Amin Kholil menjelaskan keistimewaan perempuan Tarim.

Dalam segmen akhir pemateri mengajak para santri untuk kembali mengingat, bahwa santri saat ini tidak perlu minder, dan kita harus bangga menjadi santri, karena siapapun bisa berkarya dan menulis dengan ilmu dan keahlian yang dimilikinya. “Selayaknya kita sebagai manusia sering-sering berkaca dengan banyak membaca buku-buku tentang kisah para ulama, agar menjadikan kita sadar bahwa apa tidak ada yang perlu kita banggakan dan kita sanjung-sanjungkan dari diri kita.” Begitulah pesan Lora Ismael Amin Kholil pada seluruh peserta diakhir acara. Semoga bermanfaat. []

Nurul Aliyati Rosyidah
Mahasiswi IAIN Tulungagung dan Santri PPTQ Lubabul Fatah Tunggulsari, Kedungwaru, Tulungagung

    Rekomendasi

    2 Comments

    1. […] menggelar acara launching dan bedah buku pada hari Sabtu, 23 Januari 2021. Acara ini di dukung oleh Pesantren.id dan Najhati Pena. Acara dilaksanakan secara virtual melalui Zoom Meeting dan disiarkan langsung […]

    2. […] pernah mendengarnya pula dari mulut ke mulut. Atau bahkan pernah menimba ilmu langsung disana. Kota Tarim, kota kecil yang di propinsi Hadramaut, Yaman. Dari mulai sejarahnya, orang-orang hebatnya, dan […]

    Tinggalkan Komentar

    More in Berita