Kisah Wali dan Buku "Catatan dari Tarim"

Pesantren.ID – Dunia Santri Community (DSC) menggelar acara launching dan bedah buku pada hari Sabtu, 23 Januari 2021. Acara ini di dukung oleh Pesantren.id dan Najhati Pena. Acara dilaksanakan secara virtual melalui Zoom Meeting dan disiarkan langsung melalui Channel YouTube dan Instagram. Buku yang dibedah kali ini adalah buku Catatan dari Tarim karya Lora Ismael Amin Kholili. Beliau merupakan alumni dari Darul Mustofa, Yaman.

Acara dibuka dengan sambutan dari Gus Abdullah Hamid selaku Founder Dunia Santri Community. Selanjutnya pemaparan materi dari narasumber. Narasumber yang dihadirkan ada tiga, yakni Lora Moh. Dakin Hasib dan Ning Balqis Iskandar sebagai pembedah, serta Lora Ismael Amin Kholili selaku penulis buku dan pemateri utama. Acara kali ini dipandu oleh moderator yakni Gus Imamuddin Muchtar.

Memasuki acara selanjutnya yaitu pemaparan materi dari Lora Ismael selaku penulis buku. Setelah membahas tentang Tarim serta pengalamannya, beliau menyampaikan mengapa menulis buku ini. Beliau menulis buku ini karena beliau ingin banyak orang yang tau tentang kota Tarim. Kota yang sangat indah beserta penduduknya yang sangat indah pula. Bahkan di pasarnya saja terdapat 300 wali mastur.

Berikutnya penyampaian materi oleh Ning Balqis Iskandar selaku pembedah pertama. Beliau menyampaikan bahwa, “Buku ini sangat menarik, diawali dengan penggambaran suasana Kota Tarim lalu dilanjutkan dengan kisah-kisah aulia’ Tarim. Buku ini dikemas sangat apik sehingga tidak membosankan untuk dibaca”. Beliau memberikan catatan untuk penulisan ayat Al-Qur’an sebaiknya menggunakan font yang detail beserta harakatnya. Sebagai penutup beliau menyimpulkan bahwa buku ini sangat cocok untuk generasi milenial sebagai bekal untuk menghadapi kerasnya kehidupan akhir zaman.

Selanjutnya penyampaian materi dari Lora Moh Dakin Hasib selaku pembedah kedua. Beliau menyampaikan bahwa dalam buku ini terdapat banyak pesan dan motivasi yang disampaikan. Buku ini sangat bermanfaat terutama di bidang dakwah. Beliau juga memberikan sedikit catatan bahwa ada beberapa kisah yang diambil dari luar Tarim, sehingga tidak sesuai dengan judulnya yang seakan-akan semua kisah didalamnya berasal dari Tarim.

Baca Juga:  Kisah Pemuda Ingin Bersedekah dengan Pasir Gurun

Setelah para narasumber memaparkan materi peserta diberi kesempatan untuk bertanya. Dari sekian banyak pertanyaan tim penyelenggara hanya memilih 3 pertanyaan dari chat Zoom, 2 pertanyaan dari kolom komentar YouTube, dan 1 pertanyaan dari live Instagram. Hal ini dilakukan karena terbatasnya waktu, sehingga tidak semua pertanyaan dapat dijawab. Peserta yang bertanya juga mendapatkan doorprize.

Acara ini dihadiri oleh ribuan peserta mulai dari santri, pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum. Saya sebagai salah satu peserta berpendapat bahwa, “Acara ini sangat bermanfaat. Dengan mengikuti acara ini kita semakin tau tentang Kota Tarim. Salah satu kota di Yaman yang disebut sebagai Bumi Seribu Wali. Kita juga dapat belajar banyak dari pengalaman para narasumber selama di kota ini.”.

Acara berjalan dengan lancar. Lora Ismael al Kholilie memberikan closing statement “Jangan sampai minder menjadi seorang santri. Santri itu juga bisa berkarya. Santri juga bisa menulis. Santri sekarang harus bisa diperhitungkan”. Acara diakhiri dengan sesi foto bersama melalui platform Zoom Meeting. []

Sufi Suciati
Mahasiswa Politeknik Negeri Malang

    Rekomendasi

    Tinggalkan Komentar

    More in Berita