Universitas Az-Zaitunah : Berawal dari Masjid hingga Universitas

Berbicara mengenai sejarah berdirinya Masjid Az-Zaitunah terdapat beberapa pendapat yang berbeda dari kalangan sejarawan. Baik dalam hal siapa pendiri dan kapan dibangunnya masjid tersebut.

Pendapat pertama, sejarah pendirian Masjid Az-Zaitunah tidak terlepas dari keterkaitan dengan berdirinya kota Tunis sejak akhir abad 1 Hijriah, tepatnya pada tahun 73 H / 692 M ketika Hassan bin al-Nu’man berhasil menaklukkan kota Carthage untuk pertama kalinya yang pada saat itu masih berada dibawah kekuasaan dinasti Bizantium.

Dapat diketahui bahwa, para penakluk muslim tidak dapat mendirikan sebuah kota tanpa membangun masjidnya. Berarti bahwa, tahun ini menjadi saksi dasar kapan peletakan batu pertama. Hal tersebut sudah menjadi adat kebiasaan bagi tentara islam, atau bahkan juga membangun blok tembok raksasa yang mengelilingi kota, seperti yang ada di Kufah Irak, al-Fustat Mesir dan Kairouan Tunisia.

Pendapat kedua, pada awal abad 2 H. tepatnya pada tahun 116 H / 734 M oleh Ubaidillah bin al-Habhab pada masa dinasti Umawiyah. Beliau ditunjuk untuk menjadi gubernur Ifriqiyya dari tahun 116 H / 734 M sampai tahun 123 H / 741 M.

Ifriqiyya adalah penyebutan untuk wilayah pada tempo dahulu yang mencakup negara Tunisia, sebagian Al-Jazair dan sebagian Libya. Pada tahun ini, beliau melakukan perluasan dan penyelesaian pembangunan Masjid Az-Zaitunah.

Pendapat ketiga, pengkompromian antara pendapat pertama dan kedua, yaitu yang pertama kali mendirikan adalah Hassan bin Nu’man berkaitan dengan peletakan batu pertama, sedangkan Ubaidillah bin al-Habhab itu hanya memperluas masjid menjadi besar. Ini merupakan pendapat sebagian besar sejarawan klasik dan kontemporer.

Setelah itu, pada masa Daulah Aghlabiyah tahun 250 H / 864 M, Ziyadatullah Awwal al-Aghlabi II merenovasi dalam segi arsitektur dan perluasan masjid, seperti ruangan salat yang luasnya mencapai 1344 m2, pendirian kubah mihrab dengan gaya aghlabi, dan lain sebagainya.

Baca Juga:  Masjid dan Para Sahabat (Minoritas) Kepercayaan Nabi

Selanjutnya, tahun 361 H / 972 M raja Daulah Fatimiyah, Al-Mu’izz Lidinillah al-Fatimi setelah pergi ke Mesir, memerintahkan kepada Daulah Shonhajiyah untuk membangun Kubah al-Majaz di Masjid.

Dilanjutkan kontribusi besar pada masa Daulah Hafsiyah, di pertengahan abad ke-7 H atau sekitar 648 H / 1250 M melakukan renovasi secara besar-besaran seperti pembuatan balok-balok kayu dan pintu-pintu untuk tempat shalat, merenovasi langit-langit, penambahan halaman disisi timur dan lain sebagainya. Dimasa ini lah masjid mulai menjadi pusat pendidikan dan ada kebangkitan keilmuan di Tunisia.

Universitas Az-Zaitunah

Dari awal berdiri hingga menjadi sebuah institusi pendidikan, Masjid Az-Zaitunah disamping fungsinya sebagai tempat ibadah, juga telah terjadi pembelajaran dalam ilmu syar’iyyah sejak tahun 103 H / abad ke 9 M dengan sistem talaqqi secara sukarela. Dahulu, banyak orang berdatangan dari berbagai penjuru untuk menimba ilmu di Zaitunah.

Katakanlah, tokoh Ali bin Ziyad yang wafat tahun 183 H / 799 M di Tunisia. Merupakan orang pertama yang masuk di negara ifriqiyya serta menyebarkan madzhab maliki, juga pendiri Madrasah Malikiyyah al-Ifriqiyyah.

Berlanjut pada tiga masa Daulah Aghlabiyah, Fatimiyyah dan Shonhajiyyah yang hanya tertitik pada revonasi dan pengembangan Masjid saja. Kemudian, pada masa Daulah Hafsiyah berdiri, disitulah mulai awal kebangkitan keilmuan ilmu sangat pesat pada tahun 629 H / 1292 M, diawali ketika Abu Zakariya al-Hafshy mendirikan Madrasah Syamaiyyah, Madrasah Taufiqiyyah (yang sekarang menjadi Fakultas Hadhoroh Universitas Az-Zaitunah), Madrasah ‘Ushfuriyyah, Madrasah Maghribiyyah,  Madrasah Murjaaniyyah, Madrasah al-‘Aniqiyyah, dan Madrasah al-Muntashiriyyah.

Disitulah lahir banyak tokoh-tokoh diantaranya Ibnu Khaldun, Ibnu Arafah, dan lain sebaginya. Juga, banyak terdapat Zawiyah-zawiyah dan terdapat 3 maktabah besar yaitu maktabah aghlabiyah, maktabah utsmaniyah, maktabah farisiah menandakan bahwa kebangkitan ilmu sangat besar di masa ini.

Baca Juga:  Bolehkah Menerima Sumbangan dari Non Muslim untuk Masjid?

Ketika awal runtuhnya Daulah Hafsiyah pada tahun 1494 M, dan juga spanyol datang dibawah kuasa Charles V pada tahun 1535 M, Masjid Az-Zaitunah benar-benar redup.

Setelah itu muncul sedikit kebangkitan lagi, ketika pasukan Turki Utsmani datang, yaitu pada masa raja Bey yang mendirikan Madrasah al-Andalusiyah dan Madrasah al-Muradiyah.

Kemudian pada masa raja Husain bin Ali dan masa Ali Pasya pada Daulah Husainiyah, banyak sekali madrasah yang dibangun diantaranya: Madrasah Husainiyah Sughra, Madrasah Husainiyah Kubro, Madrasah Bashiyah, Sulaimaniyah, Madrasah Ashuriyah dan lain sebagainya.

Itulah puncak kejayaan dari Ta’lim Zaituni, karena pada saat itu mulai ada campur tangan pemerintah yang ikut mengurus sistem pendidikan di Masjid. Oleh Al-Mashir Ahmad Pasha Bey menerbitkan peraturan bagaimana sistem pendidikan yang baik untuk Zaitunah.

Pada tahun 1876 M diterbitkan lagi pada masa Shodiq Bey atas perintah wazirnya Khoiruddin Pasha. Beliau membangun madrasah modern pertama yaitu Madrasah As-Shodiqiyyah, yang mampu mengeluarkan Syahadah Tathwi’ (Sertifikat untuk diperbolehkan mengajar), juga yang mencetuskan Masyayikh an-Nudzor (Guru pengawas). Kemudian istilah itu dihapus pada tahun 1993 M diganti dengan nama Masyikhoh Jami’ Al-A’dzom, yang pada masa itu mufti pertamanya adalah Syekh Thahir Ibnu Ashur.

Pada masa kemerdekaan pada tahun 1956 M, Presiden Habib Bourghiba memberikan peraturan bahwa Masjid dan pendidikan harus dipisahkan. Masjid harus sebagai tempat ibadah saja, dan pendidikan harus membuat sesuatu tersendiri yang tersistem, yang kemudian Ta’lim Jami’ Az-Zaituni sudah bubar.

Terdapat 3 tahapan setelah berakhirnya Ta’lim di Masjid Az-Zaitunah hingga menjadi Universitas Az-Zaitunah seperti sekarang ini:

Pertama, diganti dengan nama Al-Jami’ah Az-Zaituniyah (Universitas pertama di Tunisia) dibangun pada tanggal 26 April 1956 M, rektor pertama yaitu Syekh Thahir Ibnu Ashur. Lembaga ini berlangsung pada tahun 1956 – 1961 M.

Baca Juga:  Ketum PBNU akan berkoordinasi dengan Presiden Jokowi untuk mensukseskan Pendirian Masjid Indonesia di London

Kedua, berubah nama lagi menjadi al-Kuliyyah Az-Zaituniyah lis-Syari’ah wa Ushuluddin pada tanggal 1 Maret 1961 M, yang rektor pertamanya juga Syekh Thohir Ibnu Ashur. Lembaga ini berlangsung pada tahun 1961 – 1987 M.

Ketiga, perubahan terakhir menjadi Jami’ah Az-Zaitunah (Universitas Az-Zaitunah) pada tanggal 31 Desember 1987 M yang memiliki 3 fakultas yaitu Syariah, Ushuluddin dan Hadhoroh.

Kemudian berlanjut kepada perkembangan terakhir, Universitas Az-Zaitunah dibawah naungan Ta’lim ‘Ali wa al-Bahts, atas ketetapan hukum tahun 2008 memiliki 3 fakultas yaitu : fakultas ushuluddin, fakultas hadharah islamiyah dan fakultas dirasat islamiyah yang berada di Kairouan. []

Muhammad Yusril Muna
Alumni S1 UIN Walisongo Semarang

    Rekomendasi

    Tinggalkan Komentar

    More in Opini