HikmahKaramahKisah

Karomah Mbah Sholeh Hidup Berkali-kali: Adakah Wirid tertentu?

Cerita rakyat dan legenda tentang sosok-sosok mistis sering kali menjadi bagian dari identitas lokal. Salah satu cerita menarik adalah tentang Karomah Mbah Sholeh, seorang tokoh yang sudah banyak diketahui oleh masyarakat, terutama di Jawa, bahwa ia diyakini telah hidup sembilan kali. Kisah Mbah Soleh cukup membuat masyarakat penasaran dan bertanya-tanya tentang karomah yang ia dapati apakah ada hubungannya dengan wirid atau amalan-amalan tertentu yang menjadikannya berumur panjang dan dapat hidup berkali-kali?.

Mbah Sholeh dimakamkan di Kecamatan Semampir, kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur. Makam tersebut terletak di pelataran timur masjid Sunan Ampel. Bapak Mustajab selaku juru kunci yang telah berumur 83 tahun di tempat tersebut mengatakan, “Makam yang di dalam itu yang dibatasi pagar besi, itu kumpulan big family-nya Sunan Ampel, tapi kalau yang di luar itu makam-makam dari murid Sunan Ampel. Nah, Sunan Ampel ini punya dua murid yang istimewa, namanya Mbah Sonhaji atau terkenalnya Mbah Bolong dan satunya itu Mbah Sholeh yang bisa hidup sampai sembilan kali,” ujarnya saat saya mewawancarai beliau pada Jum’at 8 November 2024.

Menurut nu.or.id, ketika masyarakat berdatangan untuk berziarah di Sunan Ampel, terdapat tiga makam utama yang sering menjadi tujuan para peziarah, yakni makam Sunan Ampel dan makam kedua muridnya yaitu Mbah Bolong dan Mbah Sholeh. Seperti yang sudah diketahui, bahwa Sunan Ampel atau Raden Rahmat adalah salah satu dari walisongo yang merupakan penyebar agam Islam di Pulau Jawa, sedangkan Mbah Bolong dan Mbah Sholeh adalah murid Sunan Ampel yang spesial dikarenakan Mbah Bolong yang dapat melihat arah ka’bah untuk menunjukkan posisi kiblat dari tembok yang ia lubangi dengan tongkatnya, serta Mbah Sholeh yang dapat hidup kembali sebanyak sembilan kali hingga makam dari Mbah Sholeh pun berjumlah sembilan.

Baca Juga:  Doa Di Era Digital: Mencari Tuhan Dengan Ujung Jempol

Bapak Mustajab juga mengatakan, “Sunan Ampel ngasih 3 jabatan ke Mbah Sholeh, satu, sebagai cleaning service, dua, tukang kayu, dan ketiga arsitektur masjid”. Jadi dapat dikatakan bahwa selain Mbah Sholeh yang terkenal sebatas cleaning service atau tukang sapunya masjid Sunan Ampel, ternyata beliau juga merupakan tukang kayu yang sekaligus arsitekturnya masjid. Selain itu, Pak Mustajab juga menunjukkan foto bangunan dari masjid tersebut sebagai berikut:

Dalam gambaran tersebut, Pak Mustajab juga menjelaskan bahwa tiang dari masjid tersebut berjumlah 16 pilar dengan tinggi 17 meter (dibuat dengan satu kayu utuh), mengartikan bahwa di dalam kalimat syahadat terdapat 16 huruf Arab yang menyusunnya, serta angka 17 yang menunjukkan tinggi dari tiang masjid, mengartikan bahwa dalam satu hari terdapat 17 rakaat shalat. Tak hanya itu, beliau (Pak Mustajab) juga mengatakan bahwa masjid tersebut dibangun hanya dengan tempo semalam saja pada tahun 1421.

Sementara cerita tentang Mbah sholeh yang hidup sembilan kali, berawal ketika beliau yang selalu menjaga kebersihan masjid setiap harinya tanpa terlewat hingga membuat seolah-olah debu tak terlihat sedikitpun, suatu hari meninggal dan dimakamkan di arah timur masjid Ampel. Sejak Mbah Soleh meninggal, tidak ada santri yang bisa menggantikan tugas Mbah Sholeh hingga membuat Sunan Ampel berharap dan bergumam Mbah Sholeh ada untuk membersihkan masjid tersebut. Setelah Sunan Ampel berharap seperti itu, seketika muncul sosok Mbah Sholeh tengah membersihkan masjid Ampel. Hal tersebut membuat Sunan Ampel dan orang-orang yang ada disana tampak bingung sekaligus senang bahwa Mbah Sholeh telah kembali untuk merawat dan membersihkan masjid.

Namun, dalam jarak beberapa tahun yang tidak terlalu diketahui, Mbah Sholeh kembali meninggal tanpa ada jejak penyebab dari meninggalnya tersebut. Tetapi, perkataan dan harapan Sunan Ampel yang ingin Mbah Sholeh hidup untuk membersihkan masjid, kembali menjadi kenyataan. Jadi, saat itu Mbah Sholeh hidup kembali dengan kebiasannya membersihkan masjid Ampel. Kejadian tersebut berulang hingga sembilan kali, sampai ketika Sunan Ampel wafat, jarak beberapa waktu yang tidak diketahui, Mbah Sholeh pun juga wafat. Meninggalnya Sunan Ampel membuat Mbah Sholeh juga meninggal untuk selamanya dan tidak dapat hidup kembali sampai saat ini. Setiap meninggal jasad Mbah Sholeh selalu dimakamkan sama dengan sebelumnya yang terletak di sebelah timur masjid hingga makam tersebut berjumlah sembilan.

Baca Juga:  Sunan Ampel, Biografi dan Pola Dakwahnya di Nusantara

Akan tetapi, kejadian tersebut juga menimbulkan pertanyaan seperti, Apakah terdapat wirid atau amalan tertentu dari Mbah Sholeh yang membuatnya hidup kembali hingga sembilan kali?. Pertanyaan tersebut dijawab oleh Pak Mustajab saat sesi wawancara, beliau mengatakan “Ndak, Mbah Sholeh ndak punya wirid, dia bisa hidup sampai sembilan kali itu gara-gara omongan Sunan Ampel yang pingin Mbah Sholeh hidup lagi untuk membersihkan masjid tadi”. Ujar Pak Mustajab. “Gak ada hubungannya sama wirid, soalnya ajaran Sunan Ampel dulu lebih ke ini boleh, itu gak boleh. Nah nama lain ajarane itu Moh Limo”. Tambah Pak Mustajab. Menurut Wikipedia, Ajaran Moh Limo ini memiliki artian 1. Moh Madhat (tidak mabuk), 2. Moh Madon (tidak bermain wanita), 3. Moh Main (tidak berjudi), 4. Moh Minum (tidak minum khamr), 5. Moh Maling (tidak mencuri).

Kemudian, Pak Mustajab kembali mengatakan “Omongan Sunan Ampel itu ndak diberikan ke sembarang orang, beliau itu waliyullah loh kekasih e Allah. Jadi nek Sunan Ampel berkata ingin Mbah Sholeh hidup lagi ya karena ia termasuk kekasih e Allah jadine langsung dikabulkan sama Allah. Ditambah Mbah Sholeh ya murid kesayangan Sunan Ampel yang dipasrahi jabatan 3 tadi untuk masjid”. Jadi dapat dikatakan bahwa penyebab dari Mbah Sholeh yang dapat hidup berulang-ulang kali adalah karena karomah yang dimiliki oleh Sunan Ampel yang merupakan Waliyullah, bukan karena wirid Mbah Sholeh. Meskipun Mbah Sholeh tidak memiliki wirid, tetapi seluruh murid dari Sunan Ampel termasuk Mbah Sholeh taat menjalankan ajaran Sunan Ampel tentang Moh Limo.

Tak hanya itu, Pak Mustajab juga menjelaskan bahwa sepeninggal Sunan Ampel dan Mbah Sholeh, akhirnya masjid pun dibersihkan oleh murid dari Sunan Ampel yang lain, dan hal itu terus berlanjut ke generasi-generasi selanjutnya yang diberikan amanah oleh yayasan yang terdapat di makam Sunan Ampel. Respon dari masyarakat sekitar dan masyarakat di luar Jawa yang tahu akan kisah Karomah Mbah Sholeh ini membuat mereka semua kagum dan takjub sehingga ketika berziarah ke makam Sunan Ampel, mereka juga berziarah ke makam Mbah Sholeh. Sayangnya, asal Mbah Sholeh dan nama lengkapnya, kemudian keterangan lahir hingga jarak wafatnya tidak ada catatan, sertan kurang diketahui oleh narasumber karena beliau ragu untuk menjelaskan hal tersebut. Namun yang jelas, Mbah Sholeh adalah murid atau santri dari Sunan Ampel.

Adellia Vivi Izzatus Sholichah
Universitas : UIN SUNAN AMPEL SURABAYA Prodi: Aqidah dan Filsafat Islam

    Rekomendasi

    Tinggalkan Komentar

    More in Hikmah