Opini

Maulid Nabi Di Masa Kini: Memaknai Akhlak Nabi Dalam Kehidupan Modern

Maulid Nabi Muhmmad Saw merupakan salah satu hari yang terpenting bagi umat Islam. Di Indonesia sendiri, maulid Nabi Muhammad Saw dijadikan sebuah acara yang sakral karena sebagai bentuk dari rasa cinta untuk mengagungkan hari kelahirannya. Hampir seluruh daerah, baik yang berada di perkampungan ataupun di kota acara maulid Nabi selalu ramai dengan berbagai ciri khas dari masing-masing daerah atau instansi.

Meskipun demikian, terkadang masih banyak orang yang belum paham terkait esensi dari diadakannya maulid Nabi Muhammad Saw. Sehingga peringatan tersebut hanya dijadikan ajang euforia semata, tanpa mengimplementasikan nilai-nilai ajaran dari baginda Nabi. Dalam hal ini tentu perlu adanya nilai kebermanfaatan dari diadakannya acara Maulid Nabi Muhammad Saw.

Gaya Kehidupan Kekinian Ala Rasulullah Saw

Meneladani akhlak Nabi Muhammad adalah nilai utama dari adanya peringatan tersebut. Tahun ini maulid nabi sangat spesial karena bertepatan dengan hari senin tahun Masehi. Di era kehidupan yang serba modern tentu pola kehidupan masyarakat juga ikut berubah. Oleh karena itu keteladanan dari akhlak nabi juga harus dipahami secara modern. Beberapa akhlak Nabi yang dapat diteladani dan dimaknai di masa kini sebagai berikut:

  1. Frugal Living

Dalam sebuah hadis terdapat nilai dari Frugal Living (Hidup Hemat).

عن عروة قال قُلْتُ لِعَائِشَةَ يَا أُمَّ الْمُؤْمِنِيْنَ أي شَيْءٌ كَانَ يَصْنَعُ رَسُوْلُ اللهِ  صلى الله عليه وسلمإِذَا كَانَ عِنْدَكِ قَالَتْ مَا يَفْعَلُ أَحَدُكُمْ فِي مِهْنَةِ أَهْلِهِ يَخْصِفُ نَعْلَهُ وَيُخِيْطُ ثَوْبَهُ وَيَرْفَعُ دَلْوَهُ

“Urwah berkata kepada Aisyah, “Wahai Ummul Mukminin, apakah yang dikerjakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam jika ia bersamamu (di rumahmu)?” Aisyah berkata, “Ia melakukan (seperti) apa yang dilakukan oleh salah seorang dari kalian jika sedang membantu istrinya, ia memperbaiki sendalnya, menjahit bajunya, dan mengangkat air di ember” (HR. At-Tirmidzi). 

Pola budaya kehidupan sekarang cenderung hedonis dan konsumtif, padahal Nabi Muhammad Saw mengajarkan pola kehidupan secara sederhana. Dari hadis ini jika dipahami secara literal, maka seyogianya umat Islam harus memliki sikap kesederhanaan secara proporsional. Dari hadis ini dapat disarikan bahwa salah satu bentuk tawadhunnya Nabi yaitu: Jika mempunyai barang itu dipakai sampai rusak baru diganti, bukan diganti karena bosan.

Meskipun demikian tentu hadis ini juga harus dimaknai secara propirsional, artinya tergantung kebutuhan, jika memang kebutuhannya itu adalah barang yang nominalnya sangat tinggi disebabkan untuk pentas, maka hal ini tentu saja diperbolehkan. Maksudnya tidak serta merta harus menunggu barang itu sampai hancur terlebih dahulu.

  1. Financial Planning
Baca Juga:  Peringatan Maulid Nabi, Selawat Bergema di Inggris Raya

Di masa kini, sering kali masyarakat lupa untuk menabung hartanya, karena tegiur oleh nafsu konsumtifnya sendiri. Padahal, dalam sebuah hadis sebetulnya sudah dijelaskan terkait ajuran untuk menyimpan sebagia harta.

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ بُكَيْرٍ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ عُقَيْلٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ أَخْبَرَنِي عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ كَعْبٍ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ كَعْبٍ قَالَ سَمِعْتُ كَعْبَ بْنَ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ مِنْ تَوْبَتِي أَنْ أَنْخَلِعَ مِنْ مَالِي صَدَقَةً إِلَى اللَّهِ وَإِلَى رَسُولِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَمْسِكْ عَلَيْكَ بَعْضَ مَالِكَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ قُلْتُ فَإِنِّي أُمْسِكُ سَهْمِي الَّذِي بِخَيْبَرَ

“Telah bercerita kepada kami [Yahya bin Bukair] telah bercerita kepada kami [Al Laits] dari [‘Uqail] dari [Ibnu Syihab] berkata telah bercerita kepadaku [‘Abdur Rahman bin ‘Abdullah bin Ka’ab] bahwa [‘Abdullah bin Ka’ab] berkata; Aku mendengar [Ka’ab bin Malik radliallahu ‘anhu]; Aku berkata: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya untuk melaksanakan taubatu aku berkehendak mengeluarkan seluruh hartaku sebagai shadaqah di jalan Allah dan Rosul-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam”. Maka Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam berkata: “Simpanlah sebagian hartamu karena itu lebih baik bagimu”. Aku berkata lagi: “Sesungguhnya aku menyimpan hartaku yaitu bagianku yang ada di tanah Khaibar”. (HR. Bukhari).

Dari hadis ini dapat kita pahami, bahwa tujuan dari sabda Nabi Muhammad Saw adalah sebuah konsep perencanaan keuangan yang sangat fundamental. Menyimpan dalam hal ini sebagai bentuk persiapan (dana darurat) dan juga pengendalian. Jika dipahami secara tekstual hadis ini juga mengandung anjuran untuk dapat mengelola keuangan secara baik. Mungkin lebih tepatnya dengan cara “seimbang”, antara pemasukan dan pengeluaran harus dikelola sebaik mungkin, jangan sampai tegiur oleh hawa nafsu semata.

Baca Juga:  Maulid Nabi, Momentum Mahabbah Rasulullah SAW

Kalimat “Simpanlah sebagian hartamu karena itu lebih baik bagimu”, menunjukkan betapa pentingnya di era sekarang untuk selalu menabung. Hal ini diperintahkan agar memiliki simpanan harta atau uang sebagai bekal di hari tua nanti.

Perlu dipahami, menyusun rencana anggaran dengan baik sesuai prioritas pengeluarannya akan membantu individu dalam meminimalisir pemborosannya sehingga mampu memperbaiki kondisi keuangannya secara menyeluruh. Pengelolaan keuangan dengan meneladani Nabi Muhammad Saw tidak hanya berbicara tentang uang tapi juga tentang tanggung jawab sosial, dengan memberikan infak dan sedekah maka individu ikut serta dalam upaya membangun masyarakat yang semakin merata dan sejahtera.

  1. Gender Equality

Kesetaraan gender (Gender Equality), juga sebetulnya sudah dijelaskan oleh Nabi Muhammad Saw dalam sebuah hadisnya yang berbunyi:

كَانَ فِي مِهْنَةِ أَهْلِهِ فَإِذَا حَضَرَتِ الصَّلاَةُ قَامَ إِلَى الصَّلاَةِ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam kesibukan membantu istrinya, dan jika tiba waktu sholat maka beliaupun pergi shalat” (HR Bukhari).

Secara implisit hadis ini menunjukkan konsep dalam kesetaraan gender, di mana seyogianya para lelaki tidak gengsi untuk melakukan pekerjaan yang ihwal nya sering dilakukan oleh para perempuan. Paradigma tentang identik perempuan adalah: “dapur, sumur dan kasur” seharusnya dapat dihilangkan. Karena pada dasarnya Nabi Muhammad sebagai suri tauladan sudah mempraktikan untuk menghargai perempuan dengan membantu istrinya di rumah.

Berdasarkan hadis di atas, dapat disimpulkan bahwa hadis-hadis Nabi patut untuk diteladani dan masih relevan dalam dunia modern saat ini, Frugal Living (hidup hemat), Financial Planning (Pengelolaan keuangan), dan gender equality (kesetaraan gender) adalah akhlak yang harus diimplementasikan setelah melewati acara maulid Nabi Muhammad di masa kini. Wallahu A’lam.

Refrensi:

Al-Bukhari, Abu Abdillah Muhammad.  Al-Jami As-Shahih: Shahih Bukhari. Bashrah: Al-Muthaba’ah As-Salafiyah, 1980.

Baca Juga:  Jikalau Nabi Muhammad Hadir Kembali

Al-Tirmidzi, Muhammad bin ‘Isa bin Saurah. Sunan al-Tirmidzi. Baitul Afkar: Maktabah al-Ma’arif, 1997.

Rekomendasi

1 Comment

  1. […] meninggal, tidak ada santri yang bisa menggantikan tugas Mbah Sholeh hingga membuat Sunan Ampel berharap dan bergumam Mbah Sholeh ada untuk membersihkan masjid tersebut. Setelah Sunan Ampel berharap […]

Tinggalkan Komentar

More in Opini