Al-Qur’an Dan Pilihan Waktu

Al-Qur’an merupakan undang-undang tuhan  yang mengatur segala urusan hambanya baik  secara horizontal maupun vertical. Selain itu al-Qur’an sebagai  sifa’ (Obat) bagi  hambanya. Suhairi selaku ketua JRA Kabupaten Sumenep pernah mengatakan bahwa  al-Qur’an sebagai  obat utama bukan obat al-ternatif,  selain itu dengan membaca al-Qur’an menjadi ibadah.  dalam hal ini Abdullah Bin Mas’ud berkata: bahwa Nabi pernah bersabda:

,وعن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلي الله وسلم ( من قرأ حرفا من كتاب الله تعالي فله (به) حسنة والحسنة بعشر أمثالها , لا اقول الم حرف , ولكن الف حرف ولام حرف وميم حرف) رواه ابو عيسي محمد بن عيسي الترميذي

Artinya: Barang siapa yang membaca satu huruf dari Kitab Allah, maka baginya akan mendapatkan satu kebaikan, sedangkan satu kebaikan seperti sepuluh kebaikan.,  saya tidak mengatakan “alif lam mim” satu huruf, akan tetapi “alif’ satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf (HR: Abu Isa Muhammad Bin Isa al-Turmudzi. 2927).

Umamah al-Bahily ra beliau berkata; saya pernah mendengar Rasulullah SAW  bersabda:

 سمعت رسول الله صلي الله عليه وسلم يقول (إقرأ القرأن فإنه يأتي يوم القيامة شفيعا لاصحابه) رواه مسلم .

Artinya: Bacalah al-Qur’an karena dengannya akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi pembacanya”. HR: Imam Muslim, Shahih Muslism, Hal: 804.

Dari Abdullah Bin Mas’ud berkata: Nabi Muhammad Bersabda “Barang siapa yang disibukkan dengan al-Qur’an maka saya akan berikan sesuatu yang terbaik kepadanya , keutamaan Firman Allah dari segala perkataan lainnya adalah seperti keutamaan Allah atas makhluk-Nya”. HR.  Imam Al-Turmudzi. Beliau menilai bahwa hadis ini berstatus Hasan.

Baca Juga:  Melihat Metode Berdebat yang Ditempuh Al-Qur’an

Bahkan Ibnu Abbas berkata:  Nabi Muhammad bersabda  “sesungguhnya orang yang tidak pernah membaca al-Qur’an ia bagaikan kuburan yang sepi ”HR Imam al-Turmudzi  bahwa  status hadisnya adalah Hasan-Shahih.  Al-Qur’an dalam kehidupan manusia sebagai penenang dari segala kegelisahan hati.

Begitu juga  Mu’adz Bin Anas ra  Berkata: sesungguhnya Rasulullah SAW berkata: Barang siapa yang membaca al-Qur’an lalu mengamalkan isinya, maka Allah akan memakaikan mahkota kepada orang tuanya pada hari kiamat. Cahayanya lebih terang dari sinar matahari di rumah-rumah dunia , apa sangkaan kamu terhadap orang yang mengamalkan ini. HR Abu Daud.

Kalau mau menelusuri lebih jauh keutamaan “Qira’atul Qur’an” tentunya masih banyak, namun karena  keterbatasan  penulis, maka hanya menyuguhkan beberapa item hadis sebagai landasan awal untuk dijadikan tolak ukur dalam menganalisa  betapa pentingnya membaca al-Qur’an, sehingga setelah memahami isinya selanjutnya kita mengamalkan. Dan disinilah perlunya kita mengetahui kapan waktu terbaik untuk membaca al-Qur’an?.

Waktu Terbaik Untuk Membaca Al-Qur’an

Kitab al-Tibyan karya Abi Zakariya Bin Syaraf sebagai bahan dalam menjawab pertanyaan tersebut, pada  halaman 122, diterangkan bahwa paling utama dalam membaca al-Qur’an adalah ketika shalat. Bahkan didalam Madzhab syafi’ie  dan lainnya, Bahwa memperpanjang berdiri di waktu shalat lebih utama dari memperpanjang di waktu sujud.

Sebenarnya yang dimaksuk al-Syafi’ie dalam hal tersebut adalah pembacaan ayat thiwalah dalam shalat itu lebih baik ketimbang membaca surat-surat Qashirah. Namun ketika situasi tidak memungkinkan,  seumpama ketika menjadi Imam shalat, kita harus melihat siapakah makmum kita, Kalau makmumnya mayoritas orang tua, gunakanlah Surat Pendek. Sementara kalau 40-an , maka lebih baik  Menggunakan surat yang panjang.

Penulis mengamini Pernyataan ulama  bahwa membaca al-Qur’an ketika shalat itu waktu yang paling Afdal, sementara bacaan al-Qur’an di luar shalat paling utamanya adalah di waktu malam,  separuh akhir dari waktu malam, hal ini lebih utama dari yang pertama, diantara magrib dan isya’, sedangkan membaca al-Qur’an di waktu siang paling utamanya setelah shalat shubuh, dengan demikian  tidak ada kemakruhan membacanya dimanapun dan  kapanpun.

Baca Juga:  Mengintip Tawaran Kyai Masdar Soal Waktu Ibadah Haji

Namun, ada  sebagian hadis yang diriwayatkan Oleh  Ibnu Abi Daud Dari Ma’an Bin Rifa’ah dari gurunya “mereka memakruhkan membaca al-Qur’an setelah shalat ashar” dengan asumsi bahwa waktu ashat adalah waktu belajarnya orang Yahudi,  akan tetapi pendapat ini banyak ditentang oleh ulama’ karena status hadisnya lemah.

Dalam membaca al-Qur’an lebih baik Memilih hari-hari yang  telah ditentukan oleh Rasulullah, seperti  hari Jumat , senin, kamis hari arafah sepuluh akhir dari bulan ramadhan, sepuluh akhir dari Bulan Dzil Hijjah , dan Bulan-Bulan Ramadhan. Semuanya merupakan pilihan yang ditawarkan Rasulullah. (Abi Zakariya, Al-Tibyan FI Hamalatil Al-Qur’an, Surabaya : Mahkota. Tt. Hal 122).

Namun bagi penulis tiada hari tanpa membaca al-Qur’an itulah yang terbaik dalam rangka membumikan al-Qur’an bagi generasi mileneal ini, sepertinya melihat kenyataan dizaman mutakhir ini generasi mudah di kalahkan oleh gadget, mereka memilih main gadget dari pada membaca al-qur’an, mari membaca al-Qur’an Hiasilah hari-harimu dengan “Qira’atul Qur’an”.. semoga bermanfaat.[BA]

Hamdi
Abdi Di PP Tarbiyatul Banat Moncek Tengah, Aktif di Organisasi Kepemudaan, Minat/ Hobi Membaca dan sebagian tulisannya dimuat di berbagai media online, selain itu aktif membuat konten youtube tentang pendidikan.

    Rekomendasi

    1 Comment

    Tinggalkan Komentar

    More in Hikmah