Seorang Perempuan aktivis hak-hak perempuan yang lahir pada 18 Agustus 1911 di Serang, bernama Maria Ulfah Santoso alias Meester Hajjah Maria Ulfah Soebadio Sastrosatomo. Maria merupakan perempuan aktivis dan politisi hak perempuan Indonesia dan merupakan perempuan Indonesia pertama yang mendapatkan gelar sarjana hukum serta perempuan pertama anggota kabinet Indonesia perempuan.
Sejak kecil Maria Ulfah mempunyai keluarga yang fokus pada pendidikan, Mariah Ulfah dan keluarga besarnya sangat peduli dalam dunia pendidikan. Raden Adipati Arya Mohammad Ahmad merupakan ayah dari Maria Ulfah Santoso adalah seorang bupati kuningan dan merupakan alumni dari Hogere Burger School (HBS)
Pernikahan
Pada tahun 1930 Maria Ulfah berusia 19 tahun saat itulah pertama kali berjumpa dengan Sjahrir, dan dari Sjahrir tersebut Maria Ulfah Santoso mulai aktif dan banyak berkenalan dengan bacaan-bacaan kiri. Tetapi itu bukan menjadikan Maria Ulfah jatuh cinta kepada Sjahrir.
Banyak lelaki di sekeliling Maria Ulfah yang berwawasan luas, tajam dan berterus terang, tetapi Maria lebih menyukai laki-laki yang pendiam, yaitu Santoso Wirodihardjo, laki-laki yang menamatkan pendidikan sarjana hukum di Laiden.
Santoso Wirodihardjo juga bukan laki-laki yang aktif dan menonjol dalam pergerakan, Pemuda Santoso merupakan kawan Maria selama mengajar di Perguruan Muhammadiyah sejak 1934, Saat itulah Maria Ulfah memilih menambatkan hatinya untuk laki-laki bernama Santoso dan kemudian memutustakn menikah pada bulan Februari 1938
Memperjuangkan Hak Perempuan
Maria Ulfah Santoso adalah perempuan yang dibanggakan oleh semua perempuan pada masanya, karena Maria sangat aktif di berbagai bidang pemberdayaan perempuan seperti mengadakan kursus pemberantasan buta huruf, terkhusus bagi perempuan Salemba Tengah dan Paseban.
Dari situlah Maria Ulfah adalah sosok yang di banggakan oleh masyarakat, dan salah satu teladan bagi kaum perempuan, Maria Ulfa juga merupakan perempuan yang gigih dan semangat perjuangan kemerdekaan, sehingga sosok Maria Ulfah pada masa itu sering diajak didalam berbagai kegiatan dan salah satu diantaranya yaitu kegiatan-kegiatan politik.
Selain berperan sebagai kongres perempuan Indonesia, Maria Ulfah asal serang ini juga berperan untuk memimpin Biro Konsultasi. Dimana Biro Konsultasi tersebut mengurusi masalah dalam perkawinan, terkhusus mengurusi masalah para perempuan yang sangat kesulitan dalam masalah-masalah perkawinannya.
Untuk mengenang perjuangan Maria Ulfah dalam memperjuangkan hak-hak para perempuan, terkhusus dalam masalah keluarga dan perkawinan, pemerintah mewujudkannya yaitu salah satunya dengan mengesaahkan UU No. 1 tahun 1974 pada tanggal 2 Januari 1974.
Maria Ulfah juga salah satu perempuang pejuang perempuan Indonesia yang sangat menolak Poligami sehingga menjadi inspirasi bagi kaum perempuan dan bangsa Indonesia, karena memiliki gagasan yang cerdas dan kritis.
Organisasi Isteri Indonesia
Maria Ulfah Santoso merupakan pendiri salah satu organisasi Isteri Indonesia. Organisasi ini setiap bulannya aktif menerbitkan majalah dan Maria Ulfah menjadi salah satu kolumnis tetap di majalah tersebut.
Maria Ulfah mencurahkan ide-ide cemerlangnya tentang gerakan perempuan di Indonesia pada majalah bulanan Organisasi Isteri Indonesia. Dia mengajak gerakan perempuan memikirkan formulasi peraturan untuk melindungi perempuan dari penyalahgunaan hukum agama demi kepentingan sepihak kaum lelaki.
Menteri Sosial RI
Selain memperjuangkan hak-hak kaum perempuan dan mendirikan organisasi isteri Indonesia, Maria Ulfah juga pernah menjabat sebagai menteri sosial pertama RI pada masa jabatan 12 Maret 1946 sampai dengan 26 Juni 1947.
Tidak mudah dalam perjalananya menjadi menteri, banyak perjalanan yang dilalui begitu panjang. Dengan awalan berkelana ke Belanda untuk menempuh pendidikan sarjananya, kemudian setelah itu bertemu dengan Sjahrir dan menjadi salah satu kepercayaan Soekarno dan Mohammad Hatta.
Maria Ulfah selain bertugas menjadi Mentri Sosial RI, ia juga salah satu saksi pendiri negara Republik Indonesia, dan Maria Ulfah juga lah yang turut mengambil bagian dalam penyusunan konstitusi Republik Indonesia.
Kematian
Perempuan asal Serang yang semangat untuk memperjuangkan hak-hak perempuan itu meninggal pada usia 76 tahun yaitu pada tanggal 15 April 1988 di Jakarta. untuk mengenang Maria Ulfah Santoso yaitu kita bisa mencontoh perjuangan salah satu kader terbaik Indonesia ini, wawasan dan keyakinannya yang sangat kuat, tetapi demi kepentingan bangsa Indonesia, dia mau mengalah. Tidak hanya sekedar mementingkan pemikiran dan keyakinannya saja tetapi mau berkorban untuk bangsa tercinta yaitu bangsa Indonesia. []
Sumber
Khoiruddin Nasution, Status Wanita di Asia Tenggara: Studi Terhadap Perundang-undangan Perkawinan Muslim Kontemporer di Indonesia dan Malaysia. (Leiden-Jakarta: INIS, 2002), hlm. 40.