Ulama

Mbah Ibrohim Brumbung Mursyid Thoriqoh, Santrinya Mbah Karim Banten

Mbah Ibrohim, begitulah masyarakat Brumbung Mranggen Demak Jawa Tengah. Beliau salah satu ulama’ yang juga cucu Sunan Terboyo, Raden Surohadi Menggolo alias Sayyid Muhammad yang makamnya ada di belakang Masjid Terboyo Semarang Jawa Tengah.

Secara urutan Mbah Ibrohim memiliki jalur putra dari Raden Thohir bin Yudo Negoro yang juga di sebut sebagai Raden Syahid. Beliau merupakan putra Mbah Raden Surohadi Menggolo yang bernana asli Sayyid Muhammad, yang sering disebut dengan Sunan Terboyo.

Silsilah keturunan ini kita tahu bahwa beliau adalah keturunan dari seorang pejuang Islam yang sangat gigih, yang meletakkan jihad di hati dan keikhlasan yang menemani perjuangan yang ingin menjadikan para keturunannya menjadi pejuang dan penyebar Islam sampai ke seluruh pelosok daerah yang tak pernah tersentuh aroma damai Islam, sehingga sangat membutuhkan pembimbing mental kerohanian untuk menuju manusia yang sejahtera dunia dan akhirat. Karena orang tua yang sukses adalah yang mampu mendidik anaknya menjadi lebih hebat dari orang tuanya.

Dalam mempelajari syariat Islam, dan menimba ilmu tak pernah puas dengan pencapaian sesaat, tapi selalu berusaha untuk mencari guru dan memperdalam ilmu pengetahuan tentang agama Islam. Ibrohim muda saat itu terus mengembara dari satu tempat ke tempat yang lain, dari pondok pesantren ke pondok pesantren yang lain. Bahkan Mbah Ibrohim belajar sampai ke Makkatul Mukaromah di Saudi Arabia. Sehingga sampailah pada satu tempat di Suqullail Makkah.

Suqullail merupakan tempat lahirnya Nabi Muhammad SAW yang berada di Makkah Saudi Arabia. Jadi Mbah Ibrohim belajar, berguru tentang ilmu tarekat kepada Syeh Abdul Karim Al Bantani di Makkah Saudi Arabia.

Kita ketahui bersama bahwa Syekh Abdul Karim Al Bantani merupakan Mursyid Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah terakhir, yang mampu menyatukan kepemimpinan keseluruhan cabang tarekat tersebut. Syekh Abdul Karim merupakan murid dan salah satu khalifah Syeh Achmad Khotib al-Syambasi (penyusun Qadiriyah wa Naqsyabandiyah).

Baca Juga:  Sayyidah Nafisah: Ahlu Qur'an yang Menggali Makam Kuburnya Sendiri

Syekh Abdul Karim atau sering juga disebut sebagai Kiai Agung, merupakan kelahirannya tahun 1250 H / 1830 M yang lahir di Desa Lempuyang Tanara Serang Banten. Dan Syeh Abdul Karim Al Bantani di makamkan di Makkah.

Setelah khatam dalam belajar ilmu Thoriqoh, akhirnya Mbah Ibrahim di baiat menjadi Kholifah dan guru mursyid Thoriqoh Qodriyah Wa Naqsabandiyah oleh Syeh Abdul Karim Al Bantani, yang selanjutnya akan mengembangkan di wilayah Jawa Tengah Kabupaten Demak, tepatnya di Desa Brumbung Kecamatan Mranggen. Begitulah seharusnya ketika seseorang hendak mempelajari thoriqoh maka harus kaffah (suci dan sempurna) terlebih dahulu syariat Islamnya.

Mbah Ibrohim Brumbung tidak hanya mengembangkan dalam hal ilmu-ilmu Syari’at, beliau juga mengembangkan ilmu Thoriqoh yaitu Qodriyyah wanaqsabandiyah. Beberapa santri Mbah Ibrohim Brumbung Mranggen banyak yang akhirnya menjadi ulama’ besar dan mempunyai pondok pesantren yang berkembang pesat sampai saat ini.

Diantaranya adalah:
1. KH. Abdurrohman Qosidil Khaq (Abahnya KH. Muslih Mranggen)
2. KH. Abdurrahman Menur (Pendiri PP. Rohmaniyyah Menur Mranggen) Demak Jawa Tengah
3. KH. Faqih Kolilan Kendal Jawa Tengah
4. KH. Dahlan Patebon Kendal Jawa Tengah
5. KH. Mas’ud Gilisari Waleri Kendal Jawa Tengah
6. KH. Ihsan Ibrohim (Putra Mbah Ibrohim) Brumbung Mranggen Demak Jawa Tengah
7. KH. Muslih Abdurrahman Mranggen (Pendiri PP. Futuhiyah Mranggen) Demak Jawa Tengah

Dalam mengasuh santrinya, Mbah Ibrahim tidak otoriter (memaksakan kehendak), artinya santri diberikan pelajaran dengan tidak terpaksa, tapi mengarahkan untuk di terima dengan ketulusan hati dan penuh keikhlasan.

Diantara karomah Mbah Ibrohim:
1. Ular Besar Dan Pengangkatan Kholifah
Suatu ketika Mbah Ibrohim akan mengangkat Kholifah dalam thoriqoh untuk menangani santri santri Thoriqoh yang sudah tersebar. Sehingga dipanggilah beberapa santri beliau ke mushola dengan maksud untuk di suruh wiridan (dzikiran) yang sudah di berikan kepada para santri-santrinya. Adapun wiridan tersebut dilaksanakan jam 00:00 atau tengah malam dan akan selesai jika Mbah Ibrohim sudah kembali ke tempat.

Baca Juga:  Finding Gus Dur (1) : Sosok Ulama Karismatik

Maka para santri mengikuti arahan gurunya, sehingga antara jam 01:30 tiba-tiba ada ular yang sangat besar menghampiri dan lewat di depan para santri yang sedang berdzikir. Sontak para santri berhamburan keluar meninggalkan musholla tempat dzikiran tadi. Cuma tersisa 2 santri yang masih bertahan dan khusu’ dalam wiridannya tidak peduli dengan kejadian di sekitarnya, yaitu KH. Abdurrahman Qosidil Khaq Mranggen , dan KH. Abdurrahman Menur.

Sehingga setelah kejadian tadi, hanya 2 santri Mbah Ibrohim yang lulus ujian, dan keduanya diangkat menjadi Badal/Khalifah Thoriqoh. Beliau adalah KH. Abdurrahman Qosidil Khaq Mranggen dan KH. Abdurrahman Menur.

2. Kapal Jadi Tak Terbakar Ketika Haji
Pada waktu Mbah Ibrohim berangkat haji yang ke 3, bersama Nyai Hj. Halimah, KH. Ihsan, KH. Chamim dan KH. Muslih yang saat itu belum menggunakan pesawat terbang, tapi masih pakai kapal laut atau di sebut dengan Kapal Semprong.

Sehingga terjadilah peristiwa yang menggemparkan seluruh penumpang kapal, bahwa kapal tersebut mengalami kebakaran yang luar biasa. Mendengar kejadian tersebut Bu Nyai Halimah dan 2 putranya sangat panik dan seluruh penumpang pun juga kalang kabut. Keluarlah Mbah Ibrohim yang saat itu sedang shalat Dhuha, melihat kejadian kapal terbakar maka Mbah Ibrohim berkata, ” “Insya Allah kapal ini tak jadi terbakar karena qudrohnya Allah SWT.”, Lalu berdoa membaca, “LAAHAULAWALA QUWWATA ILLA BILLAHIL ‘ALIYYIL’ADZIM”. Beberapa saat kemudian kobaran api makin berkurang dan terus padam.

Letak makam Mbah Ibrohim bin Raden Thohir bin Yudo Negoro (Raden Syahid) bin Raden Surohadi Menggolo (Sayyid Muhammad) Sunan Terboyo di Jl. Ibrohim desa Brumbung Mranggen Demak Jawa Tengah. Adapun Haulnya diperingati setiap tanggal 7-8 Shofar. Semoga kita termasuk orang-orang yang memiliki mahabbah terhadap para waliyullah, ulama’, habaib, kyai dan para guru sehingga kita selalu mendapatkan keberkahan, kebahagiaan, keselamatan dan keridhaan Allah Subhanallah wa Ta’ala. Amin

Baca Juga:  Seri 10 (Tamat) Puncak Islamisasi Jawa

Sumber:
1. Manaqib Syeh Ibrohim Brumbung Mranggen Demak (Ulama’Kharismatik)
2. Wikipedia tentang Syeh Abdul Karim Al Bantani

Ditashihkan oleh KH. Imam Suyuti (Mursyid Thoriqoh Qodiriyah wa Naqsyabandiyah dan Pengasuh Pondok Pesantren Ibrohimiyyah Brumbung Mranggen Demak Jawa Tengah)

Muhammad Miqdad Syaroni
Sekretaris II PC Ikatan Seni Hadrah Indonesia (Ishari NU) Kabupaten Jepara 2015-2020.

Rekomendasi

Inflasi Ulama
Opini

Inflasi Ulama

Rasanya, semenjak Mbah KH. Maimoen Zubair wafat, Agustus 2019, berombongan pula para ulama ...

Tinggalkan Komentar

More in Ulama