Warisan Intelektual Ulama Sunda: Kitab “al-Sirâj al-Munîr” Karya KH. Utsman Dhomiri Cimahi Bertahun 1344 Hijri (1926 Masehi)

Berikut ini adalah kitab berjudul “al-Sirâj al-Munîr fî Maslak al-I’tiqâd” karya KH. Utsman Dhomiri (1870–1955 M), seorang ulama besar Tatar Sunda sekaligus pahlawan pejuang kemerdekaan RI dari Cimahi, Jawa Barat.

Kitab “al-Sirâj al-Munîr” ditulis dalam bahasa Arab dan berisi tentang ajaran dasar-dasar keyakinan agama Islam sekaligus ajaran moral tasawuf yang luhur dan tuntunan penata hati agar seseorang menjadi manusia yang paripurna. Pada halaman sampul, tertulis keterangan sebagaimana berikut:

كتاب السراج المنير في مسلك الاعتقاد جمعه الفقير الى الله تعالى عثمان ضميري الساكن في حارة شيماهي بندوني عفى الله عنه آمين

(Kitab “al-Sirâj al-Munîr fî Maslak al-I’tiqâd”, dihimpun oleh seorang yang fakir kepada Allah Ta’ala Utsman Dhomiri, yang tinggal di distrik Cimahi Bandung, semoga Allah berkenan mengampuninya, Amin)

Dalam kolofon, diinformasikan jika kitab ini selesai ditulis pada hari Rabu 5 Dzulhijjah tahun 1344 Hijri (bertepatan dengan 16 Juni 1926 Masehi). Tertulis di sana:

وكان الفراغ من تسويد هذا الكتاب بعون الله الكريم في يوم الأربعاء الموافق 5 من شهر ذي الحجة سنة 1344 من هجرة سيد العرب والعجم ولا حول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم سبحان ربك رب العزة عما يصفون وسلام على المرسلين والحمد لله رب العالمين

(Telah selesai menyusun kitab ini dengan pertolongan Allah Yang Maha Mulia, pada hari Rabu, bertepatan dengan tanggal 5 bulan Dzulhijjah tahun 1344 Hijri, tahun sang Nabi pemimpin segala bangsa Arab dan Ajam. Tiada daya upaya kecuali dengan pertolongan Allah. Maha Suci Tuhanmu yang mempunyai keperkasaan dari apa yang mereka katakan. Semoga salam keselamatan senantiasa tercurah kepada para Rasul utusan. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam)

Baca Juga:  Kidung Rumekso Ing Wengi: Warisan Intelektualnya Sunan Kalijaga

Naskah kitab ini kemudian dicetak oleh percetakan “al-Mathba’ah al-Qârûtiyyah” di Garut tiga tahun kemudian, yaitu 1347 Hijri (1929 Masehi) dalam format cetak huruf baris (thaba’ ahruf/typography). Jumlah keseluruhan halaman kitab “al-Sirâj al-Munîr” karya KH. Utsman Dhomiri versi cetakan ini sebanyak 49 (empat puluh sembilan) halaman. Tertulis terkait nama percetakan ini:

طبع في المطبعة القاروتية الحج محمد سيوطي سنة 1347

(Dicetak di al-Mathba’ah al-Qârûtiyyah [milik] Haji Muhammad Suyuthi pada tahun 1347)

Saya sendiri mendapatkan informasi keberadaan ini dari sahabat saya yang budiman, Ajengan Ahmad Muhibbuddin Abdul Mu’ty dari pesantren Nurul Fata Cikondang (Sukabumi) dan juga Ajengan Zaki Umar Zaki Umar dari Sukaraja (Bogor).

* * * * *
Dalam kata pengantarnya, KH. Utsman Dhomiri mengatakan bahwa beberapa kolega telah meminta dirinya untuk menuliskan sebuah kitab yang sekiranya dapat menjadi pedoman bagi mereka untuk dapat mengukuhkan keyakinan mereka dan menguatkan kecintaan mereka dalam ketaatan kepada Allah Ta’ala. KH. Utsman Dhomiri menulis:

أما بعد. فيقول الفقير المرتجي الى غفران المساوي عثمان ضميري. قد التمس مني بعض الاخوان أن الراغب والمحب في طاعة الله تعالى باخلاص النية في بيان الاعتقادة المشتملة على شريعة الدين القويم ليحوز بقوة ولا ينال الى الاعتقادة الضلالة والبدعة

(Ammâ ba’du. Maka berkata seorang yang fakir yang mengharap pengampunan Allah Sang Maha Pengampun, yaitu Utsman Dhomiri. Telah meminta kepadaku sebagian saudara, yaitu mereka yang memiliki keinginan kuat dan kecintaan untuk senantiasa taat kepada Allah Ta’ala dengan tulus ikhlasnya niat, agar aku menuliskan penjelasan tentang ajaran yang mencakup ajaran agama yang lurus, sehingga mendapatkan keteguhan dan tidak tergelincir pada ajaran yang sesat dan menyimpang)

Baca Juga:  Menemukan Harta Karun Warisan Ulama Sunda yang Lama Hilang: Kitab “Futuh al-Ilahiyyah” Karya Syaikh Siraj Garut Makkah Bertahun 1925

Pada halaman terakhir, KH. Utsman Dhomiri menyampaikan nasehat pentingnya menjaga tiga hal sepanjang hidup manusia, yaitu salat jumat, salat berjamaah dan mencari ilmu. KH. Utsman Dhomiri juga menasehati agar senantiasa menjauhi tiga hal, yaitu permusuhan, khianat dan iri dengki.

Dalam kitab “al-Sirâj al-Munîr”, nasehat-nasehat yang ditulis oleh KH. Utsman Dhomiri banyak berkaitan dengan ajaran tasawuf. Hal ini tidaklah mengherankan, karena sosok beliau memang tercatat sebagai mursyid dan salah satu tokoh utama Tarekat Tijaniyah di Jawa Barat. KH. Utsman Dhomiri berbaiat Tarekat Tijaniyah kepada Syaikh ‘Alî b. ‘Abdillâh al-Thayyib al-Azharî al-Madanî (w. 1940 M), seorang ulama besar Madinah yang juga pejabat dewan fatwa mazhab Syafi’i di kota suci itu yang pernah menetap lama di Tatar Sunda pada paruh pertama abad ke-20 M.

KH. Utsman Dhomiri beserta sejumlah ulama besar Jawa Barat pada zamannya, seperti KH. Ahmad Sanusi Gunungpuyuh (Sukabumi), KH. R. Nuh Kaum (Cianjur), KH. Badruzzaman Biru (Garut), KH. Abbas dan KH. Anas Buntet (Cirebon), tercatat pernah belajar kepad Syaikh ‘Alî al-Thayyib al-Madanî dan sebagian mereka menjadi wakil Tarekat Tijaniyyah atas diri beliau.

Di antara jejak Syaikh ‘Alî al-Thayyib di Tatar Sunda adalah kitab “Tuhfah al-Mubtadi’în fî Mâ Tajib Ma’rifatuhu min al-Dîn” yang ditulis di Bogor, juga kitab “Misykât al-Anwâr fî Sîrah al-Nabî al-Mukhtâr” yang ditulis di Tasikmalaya (terkait ulasan kitab “Misykât al-Anwâr”, sila rujuk pada tautan berikut: https://web.facebook.com/photo.php?fbid=10158413114359696&set=pb.570469695.-2207520000..&type=3).

* * * * *
Percetakan “al-Mathba’ah al-Qârûtiyyah” yang mencetak kitab “al-Sirâj al-Munîr” karya KH. Utsman Dhomiri sendiri merupakan sebuah percetakan milik Haji Muhammad Suyuthi yang berbasis di Garut.

Baca Juga:  Warisan Intelektual Ulama Sunda-Banten "Raf'u al-Hijab"

Keberadaan percetakan “al-Mathba’ah al-Qârûtiyyah” menarik untuk ditelusuri lebih jauh lagi, karena sepanjang rentang waktu tahun 1920-1930-an, percetakan ini tercatat mencetak beberapa karya ulama Tatar Sunda. Pada tahun 1925, misalnya, percetakan ini pernah mencetak kitab “al-Futûh al-Ilâhiyyah” karya Syaikh Siraj Garut, seorang ulama besar Makkah dan pelantun al-Qur’an di Masjidil Haram dan stasiun radio Kerajaan Saudi Arabia yang merupakan putra Syaikh Muhammad Cibunut, Balong, Garut (terkait sosok ini, sila rujuk pada tautan berikut: https://web.facebook.com/photo.php?fbid=10158378677109696&set=pb.570469695.-2207520000..&type=3).

Tampaknya, percetakan milik Haji Muhammad Suyuthi Garut ini berjejaring dengan percetakan milik Haji Muhammad Syaubandi yang berbasis di Tasikmalaya pada kurun waktu yang bersamaan, juga percetakan “al-Ikhtiyar” milik Haji Tubagus Zakariya yang berbasis di Bogor dan percetakan “al-Mathba’ah al-Mishriyyah” milik Syaikh Abdullah Afif yang berbasis di Cirebon. Percetakan-percetakan tersebut memiliki ciri khas yang sama, yaitu mencetak kitab-kitab dalam format cetak huruf baris (typography). Wallahu A’lam. [HW]

Ahmad Ginanjar Sya'ban
Alumnus Mahasiswa Al Azhar, Dosen UNUSIA Jakarta, dan Peneliti Ulama Islam Nusantara.

    Rekomendasi

    Berita

    Jalan Syubhat

    Sangat boleh jadi sesuatu yang beracun itu bukan disebabkan oleh esensi bendanya, tetapi ...

    Tinggalkan Komentar

    More in Kitab