Satu, dua, tiaga, duuaarrr…..
“Besok aku melamar kamu.”
Angga mengucapkan janjinya kepada Ayla untuk melamarnya. Angga sudah berpacaran dua tahun dengan Ayla. Kini telah tiba apa yang dinantikan. Tapi tunggu, semua rencana itu hancur lebur. Semua tidak sesuai dengan rancangan. Kebahagiaan yang diharapkan kini berubah menjadi kesedihan.
”Udaah nak, turuti aja apa kata papamu, mungkin papa tau apa yg terbaik buat kamu.” Kata Sinta-mama Ayla.
”Angga kurang baik apa cobak mah, dia anak baik-baik, akademik juga bagus.” Isak tangis Ayla masih belum mereda. Papanya menolak lamaran Angga dengan alasan Ayla akan dijodohkan dengan orang lain. Jika ia tau dari dulu kalau akan dijodohkan, mungkin ia akan menolak berhubungan dengan Angga agar tidak menyakiti hatinya. Ayla khawatir dengan keadaan Angga.
”Aku kasian sama Angga ma, aku takut dia kenapa-napa.”
”Tidak usah dipikirkan Ay, papa sudah urusi itu, mungkin papa menggantinya dengan sesuatu apa gitu. Kamu tau sendiri kan gimana papamu itu. Percaya deh, Angga pasti akan bahagia jika melihat kamu bahagia.” Ucap Santi menguatkan Ayla sambil mengusap pucuk kepalanya.
”Hiks… Ayla masih belum bisa terima ini ma.”Ayla masih nangis dalam pelukan ibunya.
”Sudah, lupakan masa lalu mu, bangkitlah nak, bangkitlah menjadi sosok yang lebih baik bersama orang yang lebih baik juga.” Ujar Santi.
…..
Hari ini Algha tidak mengijinkan anaknya pergi kuliah sendiri. Ayla harus diantar jemput oleh kakaknya, Arika. Algha tak melarang Ayla berteman dengan Angga, hanya saja papanya khawatir jika akan terjadi apa-apa dengan Ayla di kampusnya nanti. Awalnya Ayla menolak apa yang disuruh papanya, tapi Ayla tak bisa mengelak karna motor Ayla ada di bengkel dan tidak diberi ongkos untuk pergi ke kampus oleh papanya.
”Gimana Ay, alur ceritanya.” Tanya Arika di dalam mobil.
“Udah hancur kak, gw gak tau harus lakuin apa lagi sekarang.” Jawab Ayla sambil melamun menatap jalan.
“Udah Ay, percaya deh sama kakak, pasti suatu saat nanti, hari-hari mu yang ini akan terganti dengan kebahagiaan. Kamu bole kok cerita cerita ke kakak. Gw akan selalu ada buat lo sampai kita tua.” Ucap Arika membangkitakan semangat Ayla.
”Makasih kak, gw beruntung banget punya sodara kayak lo. Makasih udah selalu ada buat gw.”
”Hmm, sama sama.” Arika mengusap ujung rambut Ayla
Mobil arika tiba tepat di depan kampus. Ayla segera membuka pintu mobil dan segera turun. Ayla pamit kepada Arika dan mencium punggung tangannya. ”hati hati.” Satu ungkapan saran dan doa yg dilontarkan Ayla kepada rika, dan dijawab dengan anggukan. …..
Aku tak tau dengan siapa aku akan dijodohkan. Aku tak tau seperti apa masa depanku nanti. Aku hanya akan menuruti apa kata papa. Tak tau apa yang akan terjadi setelah ini, entah kebahagian atau kesedihan yang kudapat. ini kisah perjalanan hidupku….[FJY].