Salah satu perkara yang telah diatur oleh Tuhan Yang Maha Pencipta adalah memberikan rizki kepada ciptaannya. Rizki merupakan segala sesuatu yang bisa dinikmati manfaatnya. Allah telah menjamin rizki kita dengan cara usaha dan ikhtiar untuk mengunduhnya. Melalui hadis qudsi, Allah Swt. berpesan kepada hambanya supaya jangan sampai keluar dari syariat Islam hanya gara-gara persoalan rizki. Hadis tersebut berbunyi;
يا ابن آدم إنى أنا الرزاق وأنت المرزوق وتعلم أنى أوفيك رزقك فلا تترك طاعتى بسبب الرزق فإنك إن تركت طاعتى بسبب رزقك أوجبت عليك عقوبتى
"Hai anak cucu Adam! Sesungguhnya Aku adalah Dzat yang memberi rizki. Kamu adalah makhluk yang diberi rizki dan kamu tahu kalau sesungguhnya Aku memenuhimu dengan memberimu rizki. Oleh karena itu, jangan meninggalkan ketaatan kepada-Ku gara-gara rizki karena sesungguhnya apabila kamu meninggalkan ketaatan kepada-Ku gara-gara rizkimu maka akan tetap bagimu siksa-Ku”.
Hadis di atas memberikan pemahaman kepada kita bahwa Allah Swt. akan memenuhi rizkinya para hamba dari arah yang tidak terduga. Allah berjanji bahwa setiap makhluk di muka bumi ini akan diberikan rizki masing-masing sesuai dengan kadarnya. Menurut Syekh mutawalli asy-Sya’rawi, terdapat empat tingkatan rizki, yaitu; 1). Harta adalah rezeki yang paling rendah, 2). Kesehatan adalah rezeki yang paling tinggi, 3). Anak yang saleh adalah rezeki yang paling utama, 4). Sedangkan ridha Allah adalah rezeki yang sempurna.
Baca juga: Bacaan Agar Diberi Rizki Halal dan Berkah
Ibrahim bin Adham dan Gagak
Terdapat cerita yang mengandung hikmah besar mengenai tentang rizki Allah Swt. Terdapat cerita alasan Ibrahim bin Adham bertaubat adalah bahwa pada suatu hari, ia keluar untuk berburu. Kemudian beristirahat di suatu tempat sambil mengeluarkan nampan piring untuk memakan bekal makanannya. Saat makanan berada di atas nampan piring, tiba-tiba burung gagak datang dan menyambar rotinya dengan paruh dan langsung terbang ke udara.
Melihat kejadian itu Ibrahim kaget dan bergegas menaiki kuda, lalu mengejar burung gagak itu hingga menuju ke arah gunung. Ibrahim kehilangan jejak gagak tersebut. Ia pun terus mengejar burung gagak itu dengan naik ke arah gunung. Tiba-tiba dari kejauhan, ia melihat burung gagak itu. Ketika ia mendekatinya, burung gagak tersebut kaget dan akhirnya terbang.
Melihat burung gagak itu mulai terbang, tiba-tiba Ibrahim melihat seorang laki-laki terikat tergeletak miring di gunung. Ia pun turun dari kudanya dan melepaskan ikatan laki-laki itu. Setelah laki-laki itu terbebas, Ibrahim pun menanyakan apa yang telah terjadi padanya. Laki-laki itu menjelaskan;
“Sebenarnya aku adalah seorang pedagang. Aku telah dirampok oleh segerombolan perampok. Semua harta yang aku bawa dirampas oleh mereka. Merekamenganiayaku, mengikatku, dan membuangku di tempat ini. Aku bertahan di sini sudah selama 7 hari. Setiap harinya, burung gagak itu membawakanku roti. Ia berada di atas dadaku dan memotong-motong roti dengan paruhnya. Kemudian ia menyuapkan roti ke dalam mulutku. Selama 7 hari itu, Allah Swt. tidak meninggalkanku dalam kelaparan.”
Setelah mendengar cerita laki-laki itu, Ibrahim pun menaiki kudanya dan memboncengkan laki-laki itu untuk di antarkan ke tempat tinggalnya. Kemudian Ibrahim bertaubat dan kembali kepada Allah. Ibrahim melepas dan meninggalkan pakaian bagusnya dan hanya mengenakan pakaian bulu. Ibrahim juga memerdekakan semua budakbudaknya. Ia juga mewakafkan tanah dan harta miliknya. Kemudian ia mengenakan tongkat dan pergi menuju kota Mekah tanpa membawa bekal dan kendaraan. Ia hanya berpasrah diri kepada Allah dan tidak kuatir dengan bekalnya. Dalam perjalanannya, ia tidak merasa kelaparan hingga ia sampai di kota Mekah. Ia bersyukur dan memuja Allah.
Kisah di atas menjadi renungan untuk kita bahwa jangan pernah meragukan rizki yang telah ditetapkan oleh Allah Swt. Melalui firman-Nya Allah akan memberi rizki dan solusi dari arah yang tidak disangka karena ketakwaan kita. Wallah a’lam