Al-Quran adalah kitab suci umat Islam, selain mengandung peraturan perintah dan larangan dari Allah, al-Quran juga mengandung barokah dan juga (sir) rahasia bagi para pembaca dan pengamalnya. Allah telah memberikan banyak fadilat bagi mereka, para ahlul Quran. Allah hidupkan hati dengan cahaya ilahiyah, juga Allah jaga hati dan ruh serta jasad dari segala penyakit, zahir maupun batin.
Allah berfirman dalam al-Quran :
وَنُنَزِّل مِنْ الْقُرْآن مَا هُوَ شِفَاء وَرَحْمَة لِلْمُؤْمِنِينَ
“Dan telah kami turunkan Al-Quran sebagai obat dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Al Isra’ : 82).
Dan seperti yang diceritakan oleh Ummul Mu’minin Sayyidah Aisyah ra yang tercantum dalam kitab Sahih al-Bukhari :
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا اشْتَكَى يَقْرَأُ عَلَى نَفْسِهِ بِالْمُعَوِّذَاتِ وَيَنْفُثُ فَلَمَّا اشْتَدَّ وَجَعُهُ كُنْتُ أَقْرَأُ عَلَيْهِ وَأَمْسَحُ بِيَدِهِ رَجَاءَ بَرَكَتِهَا
Artinya :
Dari Sayyidah Aisyah radliallahu ‘anha, bahwasanya; apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menderita sakit, maka beliau membacakan Al Mu’awwidzaat untuk dirinya sendiri, lalu beliau meniupkannya (kepada bagian yang sakit) . Dan ketika sakitnya parah, maka akulah (Aisyah) yang membacakannya padanya, lalu aku mengusapkan dengan menggunakan tangannya guna mengharap keberkahannya.
Tidak diragukan lagi Al-Quran adalah obat bagi penyakit, khususnya penyakit hati seperti takabur, iri, dengki dan aib hati lainnya seperti yang dikatakan banyak ulama tentang hal ini. Sedikit dan banyaknya ayat al-Qur’an bisa menjadi obat yang mujarab bagi penderita penyakit.
Bagaimana konsep keyakinan kita terhadap pengobatan al-Quran?
Yang harus kita yakini bahwa media pengobatan al-Quran adalah bersifat wasilah, yaitu dengan ayatnya yang mulia, dan dengan amal bacaan al-Quran, kita memohon kepada Allah untuk mengangkat penyakit zahir dan batin yang terdapat dalam diri kita, karena bertawasul merupakan perintah yang disyariatkan. Berobat ke dokter merupakan usaha kita mencari obat penyakit, dengan wasilah ayat dan bacaan al-Quran dan meyakini dengan sepenuhnya bahwa kesembuhan semata berasal dari Allah swt.
al-Imam Arroid Syeikh Muhammad Zakiy Ibrohim ra, mencantumkan dalam kitabnya yang berjudul Haula ma’alimi al-qur’an halaman 125, beliau berkata :
ويجب أن يكون مفهوما : أن الاستشفاء بالقرآن ما هو إلا توسل إلى الله تعالى بأياته المقدسة في إنزال الشفاء عند سببه، وبهذا يزول غموض المفهوم من التداوي أو الاستشفاء بالقرآن.
“Dan wajib harus kita fahami : Bahwasanya penyembuhan (penyakit) dengan wasilah al-Quran tidak lain merupakan konsep tawasul kepada Allah ta’ala, dengan sebab ayat-ayat suci al-Quran , (dan atas kehendak-Nya) Allah akan memberikan kesembuhan, dan dengan pemahaman ini maka tersingkaplah kesamaran dalam pemahaman pengobatan atau penyembuhan dengan al-Quran.”
Benarkah semua ayat al-Quran adalah obat?, ataukah sebagian saja?
Ulama tafsir dalam hal ini berbeda pendapat, tentang arti kata min dalam ayat (من القرآن) ada yang berpendapat kata min disini sebagai bayan (penjelasan) dan ada juga yang berpendapat li-tab’idh (untuk menunjukkan sebagian).
Seperti yang dikemukakan dalam tafsir al Jalalain karya Imam Jalaluddin al-Mahalli dan Imam Jalaluddin As-Suyuthi dan juga tafsir Annasafi karya Imam Hafizu al-Din an-Nasafi dalam kedua kitab ini disebutkan bahwa kata min disini sebagai bayan (penjelasan). Bisa kita pahami bahwa kata min disini sebagai bentuk penjelasan dan penegasan bahwa semua ayat al-Quran banyak dan sedikitnya, awal dan akhirnya adalah obat bagi penyakit zahir dan batin.
Namun sebagian ulama berpendapat bahwa kata min disini bermakna sebagai li-tab’idh (untuk menunjukkan sebagian), menunjukkan bahwa sebagian ayat saja yang bisa dijadikan sebagai obat penyakit zahir dan batin seperti surat al-Fatihah dan ayat syifa lainya. Akan tetapi seperti yang diajarkan oleh para guru kita, bahwa mayoritas pendapat ulama memihak pendapat ke satu, yaitu kata min berfungsi sebagai penjelas, bahwa semua ayat al Quran bisa menjadi obat bagi penyakit.
Bolehkah menulis ayat al-Quran lalu dicelupkan ke dalam air sebagai obat?
Dalam hal ini Imam Khatib Asyirbini mengungkapkan bolehnya melakukan hal itu, pendapat tersebut tercantum dalam kitabnya al-Iqna, beliau berkata :
،ولا يكره كتب شيء من القرآن في إناء ليسقى ماؤه للشفاء
“Dan tidak dimakruhkan menulis suatu ayat al-Quran dalam bejana untuk diminum airnya sebagai pengobatan.”
Juga Sayyid Muhammad Alawi al-Maliki menyatakan pendapat dalam kitabnya yang berjudul Abwabul Faraj:
“Ibn al-Hajj berkata “Tidak apa-apa berobat menggunakan Iembaran yang ditulisi surat atau ayat Al-Quran, Ialu dicelupkan ke dalam air yang bersih. Kemudian diminumkan kepada orang sakit. Dengan izin Allah SWT, si sakit tersebut menjadi sembuh”. (Abwabul Faraj, 45).
Bagaimana cara pengobatan menggunakan al-Quran?
Pengobatan menggunakan ayat al-Quran hukumnya boleh, dengan cara berniat menjadikan bacaan al-Quran sebagai obat penyakit zahir dan batin atau yang sering disebut dengan ruqiyah. Juga dengan cara yang telah diajarkan oleh Rasulullah saw, dalam beberapa kisah saat beliau sakit, beliau mencontohkan dengan membaca al mu’awwidzat (Tiga surat terakhir dalam al-Quran) di atas telapak tangannya, kemudian diusapkan diatas bagian tubuh yang sakit. Amalan ini selalu beliau lakukan, bahkan ketika sakit yang menyebabkannya wafat, Nabi Muhammad saw menyuruh Sayyidah Aisyah ra untuk membaca al mu’awwidzat diatas tangannya kemudian diusapkan ke bagian tubuh yang sakit agar Allah meringankan sakitnya.
Atau menggunakan lembaran yang di dalamnya ditulis ayat al-Quran dan dicelupkan ke dalam air dengan niat tawasul agar Allah menyembuhkan penyakit yang diderita dengan wasilah ayat suci al-Quran. Seperti yang diungkapkan oleh para ulama di atas.
Dan yang paling penting seperti yang diajarkan oleh para guru kita adalah menjadikan al-Quran sebagai wirid harian, diniatkan sebagai obat segala penyakit zahir dan batin karena hal itu sangatlah mujarab, juga sebagai pendekatan diri kita kepada Allah swt, dengan keagungan ayat Allah dan atas kehendak-Nya insya Allah terlindungi dan tersembuhkan dari berbagai penyakit. Wallahu A’lam. [HW]