Pesantren.id – Siapa yang tidak kenal Socrates, Filsuf Yunani terbesar, guru dari Plato. Wajahnya tak menarik. Tampilannya amat bersahaja, seorang zahid, asketis, jalan ke mana-mana tanpa alas kaki dan saban hari berkeliling menemui masyarakat untuk berdiskusi atau dialog. Ia tak pernah menghakimi, menggurui apalagi mengindoktrinasi. Ia membiarkan yang diajak dialog untuk berpikir saja. “Aku hanya ingin mengajaknya berpikir”. Ucapannya yang terkenal : “Apa yang aku tahu adalah bahwa aku tidak tahu”.
Filsuf muslim Syamsuddin Syahrazuri menginformasikan :
إذا سئل أطرق حينا ثم يجيب بألفاظ مقنعة . كثير التوحد قليل الاكل والشرب شديد التعبد . يكثر ذكر الموت مجيد رياضة بدنه . خشن الملبس مهيبا.حسن المنطق . لا يوجد فيه خلل . مات بالسم . وله مائة سنة وبضع سنين. ( نزهة الارواح ص 131)
“Manakala ditanya, dia mendengarkan dengan menunduk, kata-katanya menyenangkan, makan dan minumnya sedikit, aktif beribadah, sering mengingat kematian, rajib olah raga. Pakaiannya sederhana, berwibawa, berpikir logis dan tanpa cela. Ia mati dihukum minum racun. Usianya kurang lebih 100 tahun”.
Ada cerita menarik tentang dia. Ketika sudah waktunya menikah, dia memilih perempuan paling bodoh dan paling menjengkelkan. Ketika ditanya temannya : Mengapa mencari perempuan seperti itu?. Socrates menjawab : “Agar aku terbiasa menghadapi orang-orang dungu dan bisa bersabar melayani orang-orang yang berkelakuan buruk, baik dari kalangan masyarakat umum maupun orang-orang yang punya status social terhormat”.
Kata Socrates : “jika kamu menikahi seorang perempuan cerdas, kamu bisa hidup bahagia. Tetapi jika kamu menikahi perempuan yang sulit diatur, kamu akan menjadi seorang bijak”.
Nah, ayo siapa di antara para jomblo yang mau mengikuti jejak Socrates?. (IZ)