Konferensi Internasional KUPI II: Ajak Perempuan Lebih Militan

Semarang, Pesantren.id – Dengan ditandai penabuhan rebana oleh wakil lima organisasi yang terlibat dalam penyelenggaraan dan tuan rumah Kongres Ulama Perempuan Indonesia atau KUPI II, Konferensi Internasional Ulama Perempuan dibuka.

Sekitar 400 orang dari 31 negara yang hadir secara fisik di Auditorium Kampus UIN Walisongo Semarang, pada Rabu (23/11/2022). Peserta kemudian disuguhi ramak tari Saman dari Aceh.

Wakil Presiden KH Maruf Amin yang membuka KUPI II secara daring mengatakan, perempuan menjadi benteng pertama dalam menangkal paham radikalisme. Di sinilah kehadiran ulama perempuan lewat KUPI dibutuhkan.

“Saya berharap dengan KUPI ulama perempuan lebih militan dalam menangkal konten yang kontraproduktif bagi perempuan. Melalui KUPI II ulama perempuan meneguhkan perannya dalam membangun peradaban yang adil sesuai yang dicita-citakan Islam,” ujarnya.

Wapres berharap dari KUPI II lahir pemikiran-pemikiran yang berperspektif perempuan untuk mewujudkan masyarakat yang lebih baik.

Sebelumnya, dalam sambutannya Ketua Steering Committee KUPI II Nyai Badriyah Fayumi kembali menegaskan bahwa KUPI adalah ruang perjumpaan untuk berbagi pengalaman dan bersama-sama merumuskan cita-cita bersama Islam di masa yang akan datang.

“Ketika berbicara tentang Islam, tidak bisa melepaskan dari kemanusiaan, bangsa dan semesta,” ujarnya.

Di KUPI II ini dipertemukan teks dan konteks dari berbagai pengalaman yang tidak kosong. Mempertemukan produk pemikiran lingkungan perguruan tinggi yang berbasis penelitian dan pesantren yang berbasis pada kitab kuning.

Konferensi internasional KUPI II menjadi ruang bersama untuk menyatukan komitmen dan membangun peradaban dunia yang berkeadilan. Ini sesuatu yang realistis untuk diwujudkan bersama ulama dunia, karena untuk membangun peradaban yang berkeadilan butuh kebersamaan.

“Kebersamaan ini tidak berarti selalu bersama-sama, tapi bisa bergerak dengan tujuan yang sama Sehingga kerja-kerja para ulama di akar rumput dapat menjadi sangat tinggi nilainya dalam mewujudkan tujuan bersama mewujudkan peradaban yang berkeadilan,” lanjut Nyai Badriah.

Baca Juga:  Perempuan Ulama di Panggung Sejarah (1)

Badriyah menyampaikan ini sambal tersedu di panggung. Dia harus menghentikan sambutannya dan tak kuasa menahan tangisnya.

Sementara itu, Ruby Kholifah sebagai ketua panitia penyelenggara Konferensi Internasional KUPI II mengungkapkan rasa bangganya, bahwa sebagian besar peserta datang secara sukarela dengan biaya sendiri.

Dengan bersemangat Ruby meminta peserta yang datang dengan biaya sendiri untuk berdiri yang langsung disambut hadirin dengan tepuk tangan meriah. Peserta datang dari 31 negara antara lain Afghanistan, Australia, Belgia, Burundi, Mesir, Prancis, Jerman, Hong Kong, India, Irak, Jepang, Kenya, Malaysia, Belanda, Nigeria, Pakistan, Filipina, Puerto Rico, Rusia, Singapura, Slowakia, Afrika Selatan, Sri Langka, Swedia, Suriah, Thailand, Mauritania, Uganda, Inggris, dan Amerika Serikat.

Satu hal yang penting digaris-bawahi dalam Konferensi ini adalah merumuskan tentang masa depan Islam.

“Kita akan merumuskan masa depan kita dengan mulai mengapresiasi setiap perkembangan positif dalam kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan dalam komunitas muslim,” ujar Ruby.

Ia percaya dengan menghargai setiap perkembangan positif yang dicapai masing-masing negara, merayakan setiap kemajuan akan menumbuhkan semangat untuk terus melanjutkan perjuangan ini.

Konferensi Internasional yang berlangsung sepanjang hari ini, akan terdiri dari dua sidang pleno dan enam sidang paralel yang membahas berbagai isu seperti green economic/ ekonomi hijau, perlindungan bagi perempuan pembela HAM, dan praktik baik pelibatan laki-laki dalam perlindungan perempuan. Konferensi ini akan dilanjutkan dengan Pelaksanaan Kongres yang akan berlangsung di Pondok Pesantren Hasyim Ashari, Bangsri Jepara pada 24-26 November 2022 mendatang. []

Redaksi
Redaksi PesantrenID

Rekomendasi

Tinggalkan Komentar

More in Berita