“The principal’s role is to lead the school’s teachers in a process of learning to improve their teaching, while learning alongside them about what works and what doesn’t.” – Michael Fullan.

Kepala Sekolah/Madrasah merupakan tenaga kependidikan yang emban amanah posisi dan jabatan yang paling penting dan strategis di setiap sekolah/madrasah. Kepala Sekolah/Madrasah memiliki peran panting yang bertanggung jawab memotivasi dan mengkoordinasikan semua unsur di sekolah/madrasah dalam menghadapi persoalan yang dibawa Covid-19.

Kepala sekolah/madrasah ada yang bekerja optimal, tetapi ada juga yang minimal dalam mengorganisasi dan menyendalikan kegiatan pendidikan. Baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama. Baik dengan guru, orangtua, siswa-siswa, maupun dengan mitra lainnya. Kepala sekolah/madrasah sebagai pimpinan akademik seharusnya selalu kreatif dan proaktif dalam menghadapi berbagai persoalan yang ditimbulkan oleh Covid-19.

Sebenarnya kepala sekolah/madrasah seperti juga aktor telah menyiapkan cerita, transkrip, dan kostumnya. Namun tiba-tiba Covid-19 merubah secara dramatik yang membuat kepala sekolah/madrasah kehilangan fokus. Akhirnya kepala sekolah/madrasah langsung merubah sistem layanan pendidikan yang biasanya di sekolah, dirubah secara drastis kegiatan harus dilangsungkan di rumah sebagai konsekuensi dari kebijakan Social Physical distancing untuk pencegahan penyebaran virus yang lebih meluas. Dengan kondisi ini sebagian kecil kepala sekolah/madrasah telah memiliki kemampuan dan relatif terlatih menghadapi persoalan yang serius dan komplek, tetapi sebagian besar kepala sekolah/ madrasah kurang pengetahuan dan pengalaman mengata persoalan pandemik. Apalagi peristiwa yang dahsyat ini terjadi seabad sekali.

Hampir semua kepala sekolah/madrasah menghadapi dan merasakan masalah yang serius. Sameer Sampat (2020) memberikan tiga rekomendasi untuk kepala sekolah/madrasah dalam menghadapi Covid-19 dengan segala dampaknya, sehingga kepala sekolah/madrasah bisa bekerja secara aktif dan produktif.

Baca Juga:  Hari Santri Nasional 2024: Pendidikan Karakter Metode Qudwah melalui Ziarah

Pertama, mendefisikan secara jelas peran kepala sekolah/madrasah dalam merespon krisis. Berdasarkan survai bahwa kepala sekolah/ madrasah merasa bertanggung jawab sesungguh-sungguhnya untuk menjamin kesejahteraan siswa selama krisis. Rasa tanggung jawab ini dapat dimanfaatkan selanjutnya untuk membantu masyarakat sekitar. Dengan membantu masyarakat sekitarnya bisa berarti juga bahwa Kepala sekolah/madrasah dapat membantu dalam pencegatan penularan Covid-19 yang lebih meluas.

Kedua, membuat daftar kepala sekolah/madrasah untuk bisa mengarahkan proses pembukaan kembali sekolah. Pembukaan kembali sekolah bukanlah pekerjaan yang mudah. Banyak hal yang harus dipertimbangkan. Ketika sekolah/madrasah akhirnya membuka kembali, kita berharap bahwa kepala sekolah/madrasah akan menghadapi suatu beban yang tinggi dalam menciptakan ruang belajar yang aman dan sehat dalam waktu yang cepat demi para siswa. Para kepala sekolah/madrasah akan menghadapi beberapa hal, di antaranya tantangan terkait dengan kesehatan dan kesejahteraan guru dan siswa, hilangnya kesempatan belajar bagi siswa selama meninggalkan sekolah, hilangnya komunikasi secara intensi antara siswa dan guru, dan menjamin suplai yang tepat untuk kepentingan proses pembelajaran sesuai tatanan normal baru.

Ketiga, mengembangkan program untuk melatih dan mengkoneksikan para kepala sekolah/madrasah. Adalah penting untuk memberikan dukungan kepada kepala sekolah/madrasah dalam menghadapi tantangan yang sangat kompleks. Bergerak menuju program pengembangan profesional secara online merupakan dukungan yang sangat penting bagi kepala sekolah/madrasah. Ketika program belajar online dimulai oleh para, maka antar kepala sekolah/madrasah bisa mengecek kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa. Untuk mengakses siswa bisa lewat orangtuanya. Jika dijumpai masalah, di antaranya ada siswa yang mengalami hambatan belajar, karena kurangnya hardware, maka Kepala sekolah bisa bergerak minta bantuan pemerintah, yang memang harus standby memberikan dukungan hardware. Dan bantuan lain diperlukan, termasuk pendampingan terhadap orangtua yang kurang terampil mendampingi anaknya.

Baca Juga:  Gaungan Trilogi Ukhuwah di Tengah Pandemi

Selain daripada tiga rekomendasi untuk kepala sekolah/madrasah, kiranya perlu juga kepala sekolah/madrasah mendapat pelatihan dan kesempatan untuk terlibat dalam menetapkan Tatanan Normal Baru. Di samping tidak kalah pentingnya melakukan pengawalan implementasi Tatanan Normal Baru dalam aksi. Di sini dibutuhkan kepemimpinan sekolah/madrasah yang berintegritas dan kuat serta inovatif. Jika kepala sekolah/madrasah tidak melakukan reformasi diri, maka ke depan sekolah/madrasah yang tidak memiliki pimpinan yang profesional akan semakin jauh ditinggal dengan sekolah yang dinamis dan maju.

Demikianlah beberapa catatan kecil, yang diharapkan bisa menjadi renungan semua, terutama kepala sekolah/madrasah. Kita sangat menyadari bahwa kepemimpinan kepala sekolah/madrasah merupakan salah satu kunci sekolah/madrasah efektif dan bermutu. Semoga mementum yang baik ini, dengan kehadiran era Covid-19 dan Society 5.0, pilar kelima UNESCO, yaitu Learning to transform – one self and Society, kita Alan bisa berpartisipasi membangun pendidikan yang humanis dan berperadaban. [RZ]

Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A.
Beliau adalah Guru Besar dalam Bidang Ilmu Pendidikan Anak Berbakat pada Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta. Ia menjabat Rektor Universitas Negeri Yogyakarta untuk periode 2009-2017, Ketua III Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) masa bakti 2014-2019, Ketua Umum Asosiasi Profesi Pendidikan Khusus Indonesia (APPKhI) periode 2011-2016, dan Ketua Tanfidliyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama DIY masa bakti 2011-2016

    Rekomendasi

    Tinggalkan Komentar

    More in Opini