Padepokan sufi tersebar luas di Mesir sebagai negara yang menjadi pusat perhatian dunia dalam keilmuan, buminya al-Azhar yang berlimpah ulamanya ber-manhaj-kan ahlus Sunnah wal-Jama’ah. Khanqah sebutannya. Digambarkan sebagai tempat yang terdiri dari beberapa kamar yang berdekatan, ditambah teras yang sedikit tinggi dari lantai dasarnya, setiap ruangan memiliki jendela sebagai tempat pergantian udara juga penerang alami dari matahari, ditambah dengan beberapa ruangan utama dan juga halaman depan yang menghiasinya.

Khanqah atau Khaniqah merupakan tempat menyendirinya para sufi untuk ber-muroqobah kepada Allah ta’ala. Bangunan ini tersebar luas dibeberapa belahan dunia, kalau di Mesir lebih dikenal dengan Khanqah, dan seiring berkembangnya zaman sekarang nama Khanqah lebih dikenal dengan sebutan zawiyah atau kalau di Yaman dan Hijaz disebut dengan Ribat atau Rubat. Sedangkan di Turki tempat ini lebih dikenal dengan tekke. Mungkin di Indonesia lebih dikenal sebagai pondok atau padepokan khusus tirakat mendekatkan diri kepada Allah Swt.

Khanqa berasal dari bahasa Persia yang bermakna tempat hunian (khanagah) bagi para sufi. Ada beberapa istilah lain yang berarti serupa, misalnya (zawiyah), yang diambil dari kata bahasa Arab (zawa) yang artinya: mengontrak, bersama-sama, berkumpul, dan menyembunyikan diri. Di samping itu, juga ada (Ribat) yang pada asalnya bermakna suatu ikatan, atau jalinan sedangkan dalam bahasa Arab lebih dikenal dengan arti : Tempat hunian para sufi.

Di Mesir sendiri banyak khanqah kuno yang masih ada hingga saat ini, ada yang digunakan sebagai masjid, museum dan beberapa ada yang sudah rusak dimakan zaman. Diantaranya yang paling lama dan legendaris adalah khanqah Sa’id Su’ada yang dulunya merupakan rumah dari seorang yang berjulukkan Sa’id Su’ada. Setelah Dinasti Fatimiyah lengser dan Mesir dikuasai oleh Ayyubi, maka rumah Sa’id Su’ada ini diwakafkan kepada pemerintah kala itu. Sulthan Solahuddin al Ayyubi menjadikanya sebagai tempat tirakat para sufi juga dikenal sebagai Khanqah Sa’id Su’ada ataupun Khanqah Solahiyah juga Duwairoh Sufiyah.

Seiring berkembangnya zaman, fungsi khanqah juga semakin berkembang dan berevolusi menjadi madrasah ilmu dan zikir. Seperti yang diungkapkan oleh Imam Suyuthi dalam kitabnya Husnul Muhadoroh dimana beliau lebih condong tidak membedakan antara keduanya. Khanqah adalah madrasah ilmu dan zikir.

Baca Juga:  Bahasa Arab ‘Amiyyah: Kita Masih “Terjebak” Pengaruh Propaganda Inggris di Mesir

Al Maqrizi berkata dalam kitab al-Mawaidh wal-I’tibar atau lebih sering dikenal Khitat hal 282 :

وكان سكانها من الصوفية يعرفون بالعلم والصلاح وترجى بركتهم

“Dan orang-orang yang tinggal di (Khanqah) mereka adalah orang-orang sufi, dikenal dengan kealiman serta kesalehannya dan selalu diharapkan keberkahannya.”

Julukan Syeikh Khanqah

Syeikhu Suyukh adalah Julukan yang disematkan kepada pemimpin khanqah atau maha gurunya, semua karena kealiman dan kewarakan sang syeikh. Dalam kitab Jalaluddin Suyuthi Asruhu wa Hayatuhu wa juhuduhu fi-Dars Al-Lhughawi disebutkan beberapa yang pernah menyandang gelar ini mereka diantaranya :

Ibnu Ibnu bintu Al-A’az , Al-Qadhi Badruddin Ibnu Jama’ah, Syamsuddin al Qayathi, juga Syamsuddin al-Qalqashandi.

Diantara Khanqah yang paling terkenal di Mesir hingga saat ini adalah : Khanqah Sa’id Su’ada, Khanqah al Jawli di Hay Sayyidah Zainab, Khanqah Qubbah Syeikhun, Khanqah Saryaqos, Khanqah Nasir Faraj ibn Barquq, Khanqah Khund Tugay, bahkan ada beberapa Khanqah yang khusus untuk wanita, juga banyak lagi yang lainnya. [HW]

Ade Rizal
Mahasiswa Fakultas Ushuluddin al Azhar Kairo Mesir, Pondok Modern Gontor, Tabarukan di Lirboyo,Pondok Kwagean Kediri, Pondok Hamalatul Qur'an Jombang

    Rekomendasi

    Tinggalkan Komentar

    More in Kisah