Agama merupakan salah satu isu yang tidak akan selesai untuk dibahas. sudah sering kita dengar berbagai macam diskusi, dialog, seminar tentang agama dan tidak sedikit pula komunitas-komunitas yang mengusung dan fokus membahas kajian agama. Kebanyakan orang, Agama yang mereka yakini saat ini adalah agama yang diyakini oleh pendahulunya. Bahkan tidak sedikit dari beberapa keluarga tersebut yang mengatasnamakan agama sebagai simbol serta keyakinan yang harus diyakini dan ditaati hingga akhir hayat, tidak sedikit pula ditemukan masyarakat yang secara terang-terangan mendiskriminasi seseorang dikarenakan agama yang mereka percayai.
Melihat dari berbagai macam kasus yang terjadi masih sering dijumpai beberapa kelompok yang tidak bertanggungjawab mengatasnamakan dari agama tertentu guna memecah belah agama atau kelompok tertentu. Padahal adanya agama di dunia ini bertujuan untuk menciptakan kedamaian.
Agama secara sederhana bisa kita artikan sebagai institusi penting yang mengatur kehidupan rohani manusia. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) agama merupakan sistem yang mengatur tata kepercayaan (keimanan) dan peribadatan kepada Tuhan yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan manusia dan manusia serta lingkungan. Sedikit berbeda pengertian agama dari sudurt pandang bahasa, agama merupakan salah satu hasil budaya.
Melalui agama seseorang bisa menemukan sebuah kedamaian dirinya sendiri dan kedamaian dengan orang di sekitarnya terlebih ketika seseorang tersebut berada di suatu daerah yang mana menjadi suatu basis suatu agama, seperti halnya Kajen sebuah desa yang terletak di daerah Pati Jawa Tengah.
Kajen merupakan kota santri yang dipenuhi puluhan pondok pesantren dan santrinya sendiripun datang dari berbagai pelosok negeri. Tidak hanya itu pula kajen dijuluki kota santri, kajen dijuluki kota santri dikarenakan mayoritas masyarakatnya memeluk ajaran agama islam. kedamaian didesa ini tercipta dikarenakan masyarakatnya satu agama, satu keyakinan dan satu budaya. Sehingga menjadikan masyarakat yang singgah atau tinggal di desa tersebut menemukan ketenangan.
Mari kita melihat kedamaian di daerah yang penduduknya tidak sepenuhnya memeluk satu agama melainkan beberapa agama dan tinggal di satu desa atau dalam lingkup kecil dukuh. Tempur, salah satu desa tertinggi di kabupaten Jepara merupakan desa yang notaben pemeluk agamanya beragam. Di tengah keberagaman ini orang-orang yang berkunjung dapat merasakan kedamaian di tengah tengah masyarakatnya, tidak ada perselisihan diantara kedua masyarakat tersebut bahkan tidak jarang mereka saling membantu satu sama lain. Karena agama bagi mereka bukanlah hal yang harus di perdebatkan tapi adalah hal yang harus ditaati dan dihormati, bagi mereka agama adalah keyakinan dan rutinias peribadatan menyembah Tuhan.
Menurut beberapa orang yang berada pada komunitas Interfaith (antar agama), bertemu dan mengenal orang yang berbeda agama adalah sebuah keindahan dan kedamaian, bagi mereka agama adalah jalan takdir mereka bisa dipertemukan untuk menciptakan kedamaian dan keharmonisan. Ketika seseorang terbiasa berkomunikasi dengan kawan beda agama mereka tidak akan lagi mempermasalahkan apa agama yang mereka anut, berbeda dengan beberapa orang yang tidak terbiasa berjumpa atau bahkan berkomunikasi dengan kawan beda agama mereka akan canggung, di beberapa dialog lintas agama banyak dari mereka orang-orang yang baru pertama kali berkomunikasi dan berdialog antar agama, pada awalnya mereka ragu dan takut menyinggung perasaan antar agama namun hal itu terpatahkan seiring berjalannya komunikasi dengan orang lain.
Agama bukanlah pedang untuk memecah belah aliran atau kelompok bahkan sebuah negara. Seseorang yang terlalu fanatik dengan kepercayaannya akan dengan cepat marah apabila alirannya diusik, bahkan rela berkorban demi alirannya tersebut. Semua agama memiliki tujuan yang sama yaitu untuk menciptakan kedamaian, dengan agama kita berdamai, dengan agama kita tentram. Karena berbeda itu indah. []