gus dur

Dalam acara “Kongkow Bareng Gus Dur” di Kantor Berita Radio (KBR) 68H Jakarta, yang dipandu oleh Muhammad Guntur Romli, Presiden ke-4 Indonesia itu mengeluarkan salah satu koleksi humornya.

Alkisah, ada seorang kiai yang  mengajarkan santrinya membaca surat al-Quraisy. Gus Dur pun melafalkan bait-bait ayat itu, menirukan sang kiai.

li`īlāfi quraīsyn īlāfihim riḥlatasy-syitā`i waṣ-ṣaīf

“ṣaīf itu berhenti, waqaf, itu ilmu bacaan Al-Quran. Ilmu tajwid,” kata sang kiai, menasihati.

Akan tetapi, si murid hanya melihat huruf yang tertulis saja, sehingga tak waqaf.

“riḥlatasy-syitā`i waṣ-ṣaīfi,” baca sang murid.

“ṣaīf,” kata sang kiai, membenarkan.

“ṣaīfi,” baca sang murid, tak bisa menghindari kasrah yang tertulis.

“Sudah, baca lagi,” pinta sang kiai.

“riḥlatasy-syitā`i waṣ-ṣaīf,” secepat kilat, dengan tangannya, sang kiai pun menutup bibir muridnya yang tengah membaca.

“Begini, begini, jangan ṣaīfi,” kata sang kiai, dengan tangan masih terus menutup bibir muridnya. Sang murid pun hanya bisa menahan. Tak bisa berkutik.

Begitu tangan sang kiai dilepas, mulut sang murid refleks mengeluarkan suara yang dari tadi menggelantung di bibirnya: “Fi”

Meledaklah tawa Guntur dan seisi studio.

“Makanya kita nggak boleh memaksakan apa-apa,” pungkas Gus Dur.

Baca Juga:  Beragama secara Rileks

Rekomendasi

1 Comment

  1. […] Cak Nur yang ingin menghidupkan nilai-nilai Islam yang inklusif, bisa bertemu dengan pemikiran Gus Dur yang menginginkan umat Islam bisa memahami dan mengekpresikan prinsip ajaran Islam yang Rahmatan […]

Tinggalkan Komentar

More in Humor