Melongok Pesantren Salaf di Cilongok

Meski membawa corak pesantren salaf, namun dalam penampilan sungguh mengagumkan. Pesantren ini sangat memperhatikan lingkungan. Penghijauan menghiasi suasana pesantren. Pepohonan seperti mangga membuat rindang. Ada juga gemercik air dan kolam-kolam berisi ikan peliharaan tentu membuat sejuk area pesantren. Pondok Pesantren Salafiyah Al-Istiqlaliyah yang berdiri sejak tahun 1957. Pesantren ini berdiri di atas lahan seluas ± 4,5 hektare.

Ketika masyarakat Tangerang dan sekitarnya mendengar kata Cilongok, maka yang terbayang adalah sebuah Pondok Pesantren yang selalu ramai dikunjungi oleh peziarah apalagi pada saat kegiatan Haul Tuan Syekh Abdul Qadir Al-Jilani. Pesantren ini bernama Al-Istiqlaliyah.

Pondok Pesantren Salafiyah Al-Istiqlaliyah berdiri sejak tahun 1957 M. Didirikan oleh seorang ulama besar di wilayah Kabupaten Tangerang bernama KH. Dimyati (almarhum). Merupakan seorang ulama yang memiliki komitmen kuat dalam menjaga tradisi kepesantrenan yang saat ini juga dilanjutkan oleh putra beliau, KH Uci Turtusi sejak sepeninggalnya di awal tahun 2001.

Selain kekharismaannya KH. Dimiyati (almarhum) beliau juga memiliki tingkat kesalehan yang lebih tinggi dibandingkan dengan masyarakat pada umumnya. Salah satunya terlihat dari keikhlasannya dalam mentransformasikan suatu disiplin ilmu kepada seluruh santrinya, sehingga beliau tidak menuntut upah dari usahanya dalam memberikan ilmu. Ini dapat dilakukan beliau karena orientasinya itu adalah pengabdian.

Ulama kharismatik KH Uci Turtusi atau yang akrab dipanggil Abuya Uci Turtusi merupakan pimpinan dari Pondok Pesantren (Ponpes) Al Istiqlaliyah di Kampung Cilongok, Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang. Abuya Uci kini telah tiada, beliau wafat pada Selasa, 6 April 2021 dan dimakamkan di Pondok Pesantren Al-Istiqlaliyyah, Kampung Cilongok, Sukamantri, Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang.

Pada semasa hidup Abuya Uci Abuya Uci memang pada setiap hari Minggu pagi rutin menggelar pengajian terbuka untuk masyarakat umum di Pondok Pesantren Al-Istiqlaliyyah. Jamaah yang datang bisa mencapai ribuan atau lebih. Jamaah yang datang juga dari wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Hal menarik dari perangai sosok Abuya Uci ialah, beliau tetap konsisten menggunakan Bahasa Sunda dalam setiap ceramahnya atau pengajian yang diampunya.

Melongok Pesantren Salaf di Cilongok

Area pemakaman abuya uci, di pondok.

Abuya Uci tergolong salah satu ulama yang kharismatik di Banten, yang juga dekat dan bersahabat dengan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Habib Luthfi bin Yahya. Namun, saat masih remaja, Abuya Uci dikenal sebagai orang yang haus akan berbagai bidang ilmu. Hal itu terlihat dari jejak pendidikannya, beliau tercatat pernah belajar di 32 pesantren selama 32 tahun. []

Abdul Majid Ramdhani
Penulis merupakan lulusan Pondok Pesantren Al-Hamidiyah, Depok dan melanjutkan mondoknya di Pesantren Al-qur'an Syihabudin Bin Ma'mun, Caringin Banten. Bagi diri penulis, "Menulis bisa menjadikanmu optimis, romantis & humanis". Penulis juga lulusan KPI (Komunikasi dan Penyiaran Islam) di kampus STAI INDONESIA JAKARTA dan Penulis buku "Jurnal: Jurus Nulis Anak Milenial".

    Rekomendasi

    Tinggalkan Komentar

    More in Pesantren