Dzul Qarnain: Nabi atau Bukan?

Kisah Dzul Qarnain  sebenarnya sudah  di abadikan dalam Surat Al-Kahfi, namun al-Qur’an tidak menyebutkan secara terperinci tentang sosok siapa sih Dzul Qarnain. Maka terjadilah pro kontra antara ulama’ tafsir dalam memahami siapa sebenarnya sosok Dzul Qarnain?. Menurut Nurul Hak  bahwa masyarakat Arab mengenal sosok Dzul Qarnain melalui cerita dari mulut kemulut melalui kitab samawi sebelum al-Qur’an (Taurat maupun Injil).

Dua kitab samawi tersebut sama-sama mengisahkan Dzul Qarnain secara Heroik, beliau seorang penakluk dan penjajah. Ketika Islam datang dan berkembang di Bangsa Arab pada awal abad ke-7 M/1 H, informasi tentang Dzul Qarnain telah ada dalam benak masyarakat Arab, baik para penganut Yahudi dan Nasrani (Ahlu al-Kitab). Maupun masyarakat arab penganut paganisme (penyembah berhala) yang merupakan kepercayaan mayoritas pada masa pra dan awal Islam. (Nurul Hak, Dzul Qarnain Dakwah dan Peradaban, Jurnal Dakwah, Vol XIII, 2012. Hal: 138).

Sebenarnya kisah Dzul Qarnain  sudah di abadikan dalam  surat al-Kahfi Ayat 83 [18]. “Artinya, Mereka akan bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Dzul Qarnain. katakanlah, aku akan bacakan kepadamu cerita tentangnya” . menurut Al-Thabari, pertanyaan  yang dimaksud dari ayat tersebut adalah pertanyaan  ahlul kitab (Yahudi dan Nasrani) tentang Dzul Qarnain ,  dengan tujuan untuk mengetes dan menguji kebenaran risalah Nabi Muhammad. (Lihat- Tafsir Thabari Juz 15)

Mereka berasumsi jika Nabi Muhammad adalah benar-benar Rasul tuhan yang terakhir, maka ia akan mengetahui berdasarkan wahyu tuhan. Sebagaimana yang diceritakan dalam kitab mereka Ahlul Kitab (Yahudi dan Nasrani). Sebenarnya melihat dari kronologi pertanyaan orang yahudi dan nasrani merupakan pertanyaan tidak beradab.

Mengenai sosok Dzul Qarnain  adalah sebuah fakta dan realitas historis seorang tokoh, bukan sebuah mitos atau legenda yang tidak terwujud. Fungsi al-Qur’an adalah sebuah penegas terhadap kebenaran Kitab-Kitab yang datang sebelumnya, mengenai ketauhidan, risalah Nabi Muhammad SAW, Hingga beberapa kisah yang diabadikan dalam al-Qur’an.

Baca Juga:  Diplomasi Tinggi KH Idham Chalid ke Raja Faisal

Bahkan menurut Syaikh Al-Liqa’ie dalam kitab Umdatul Farid orang yang mengingkari kenabian seperti , Khidir, Lukman, Khalid Bin Sinan dan Dzul Qarnain tidaklah Kafir. Senada dengannya yang dilontarkan oleh Ibnu Hajar  dalam karyanya, Al- A’lam.

Siapakah Sosok Dzul Qarnain

Dzul Qarnain ditinjau secara harfiah orang yang mempunyai dua tanduk. Atau orang yang rambutnya berkepang dua, kiri- kanan, barat- timur,  istilah ini merujuk kepada sebuah makna dalam surat Ashabul Kahfi kata “Dzul Qarnain” disebut sebanyak 3 kali. Dengan satu kali sebutan Dzil Qarnayn dan dua kali Dzal Qarnayn. Perubahan harkat pada  kalimat tersebut Sesuai dengan kedudukan dalam kaedah Nahwu.

Ulama modern hingga ulama kontemporer sampai saat ini masih memperdebatkan siapakah Sosok Dzul Qarnain. Terjadinya distingsi karena keterbatasan pengetahuan manusia. Namun perbedaan penafsiran ulama merupakan rahmat dan khazanah keilmuan yang perlu dilestarikan. Perdebatan janganlah dijadikan perpecahan .

Dzul Qarnain  dalam Pandangan Mufassir

Menurut al-Baidawi dalam karyanya, Tafsir al-Baidawi, Dzul Qarnain adalah Iskandar Rumi  salah satu penguasa Persia dan romawi. (Lihat, Kitab Al-Baidawi, Juz 3 Hal: 291).  Muhammad Hasan Al-Mas’udi dalam karyanya, Tafsir al-Bukhgawi Maalim al-Tanzil, Juz 5. Hal: 197. Menukil dari Imam Thufail “pada suatu hari Sayyidina Ali pernah ditanya tentang “Dzul Qarnain” apakah Ia seorang Nabi atau Raja?” Sayyidina Ali Menjawab Dzul Qarnain  Bukan Nabi Bukan Raja. Dia Ahli Ibadah yang dicintai Allah.

Lebih lanjut Al-Mas’udi menukil Pendapat mayoritas mufassir bahwa Dzul Qarnain  adalah seorang raja yang adil lagi shaleh. Begitu juga Syaikh Muhammad Nawawi Al-Syafi’ie Al-Qadirie dalam karyanya, Bahjatul Wasail Bisyarhil Masail, Hal: 8 “Dzul Qarnain adalah Bukan Nabi Beliau adalah Abdullah Bin Dhahhak Bin Ma’ad”. Bahkan ada yang mengatakan beliau adalah Mus’ab Ibnu Abdillah Bin Fanani Bin Mansur.

Baca Juga:  Mengkhusyu’i Tapak Hijrah Kanjeng Nabi
Dzul Qarnain  dalam Pandangan Sejarawan Muslim

Menurut al-Thabary  Sosok sejarawan Muslim  bahwa Dzul Qarnain  adalah Iskandar al-Maqduni. (Lihat: Tarikh Thabari Juz II : 6-10). Atau iskandar Rumi yang tak lain adalah Iskandar Agung (Alexander The Greath) salah seorang murid Aristoteles yang menaklukkan kerajaan-kerajaan di Asia (Benua Asia) dan sebagian Eropa dan Afrika Pada sekitar 330 SM. (Ibid : 6-10).

Senada dengan al-Thabari yaitu Al-Mas’udi dalam Kitab, Tanbih Wal Israf dan Al-Magdisi dalam Kitab, al-Bad’u Wa al-Tarikh . pendapat ini merupakan pendapat sebagian mufassir dan mayoritas  sejarawan Muslim pada Umumnya. Seperti Ibnu Athir di dalam Karyanya, Al-Kamil fi Al-Tarikh, juga menganggap Iskandar Dzul Qarnain , yang diceritakan dalam surat al-Kahfi. (Lihat Kitab, Al-Kamil Fi-al-Tarikh, Juz: 1 Hal : 1925).

Penemuan terbaru tentang Dzul Qarnain  

Pernyataan dari berbagai Mufassir baik kontemporer maupun modern mereka hanya membahas sosok Dzul Qarnain  secara linier.  Yakni dari sudut pandang periwayatan atau aspek sejarahnya. Menurut Nurul Hak , pandangan seperti ini terdapat kelemahan. Karena hanya merujuk kepada berbagai periwayatan sebelumnya. tanpa memperhatikan konteks kehidupannya.

Dalam hal ini terdapat penemuan Hamid Abu Zaid salah satu Penasehat kerajaan Arab Saudi yang mengkaji Dzul Qarnain . Yang mengaitkan secara tekstual dan kontekstual yang memiliki kaitan dengannya melalui penelitian dan observasi lapangan di mesir , Maladewa di samudra Hindia, Kirabati di Samudra Pasifik hingga daratan Cina.

Lebih lanjut Hamdi Abu Zaid menyatakan bahwa Dzul Qarnain adalah sosok Akhnaton, anak fir’aun pada zaman Nabi Musa, Semenjak kecil telah beriman kepada Allah, namun menyembunyikan keimanannya seperti dinyatakan dalam surat Al-Mukminun ayat: 83: 98. Dia keturunan dinasti ke-18 dari kerajaan Fir’aun dalam konteks sejarah dan peradaban mesir kuno dari trah raja Amnahotab. (Lihat : Jurnal Dakwah dan Peradaban , hal:  149)

Baca Juga:  Santri Pewaris Para Nabi (2)

Raja–raja Amnahotab di mesir berkuasa pasca raja-raja Hyksos yang salah satu perdana mentrinya  adalah Nabi Yusuf a.s (1610-1500 SM). Amnahotab berkuasa di Mesir  lebih awal, sementara Ramses muncul dan berkuasa setelahnya. Lebih lanjut Hamid Abu Zaid, Menuturkan Bahwa raja Amnahotab Terdiri dari empat penguasa , Amnahotab satu sampai empat.

Begitulah sosok Dzul Qarnain menurut para tokoh mulai dari pendapat mufassir maupun sejarawan muslim hingga penasehat kerajaan arab, dengan beragamnya pendapat yang dituturkan, penulis lebih setuju dengan pendapat Al-Mas’udi bahwa Dzul Qarnain adalah sosok Raja Yang shaleh. Semoga sekelumit sejarah Dzul Qarnain bermanfaat. []

Hamdi
Abdi Di PP Tarbiyatul Banat Moncek Tengah, Aktif di Organisasi Kepemudaan, Minat/ Hobi Membaca dan sebagian tulisannya dimuat di berbagai media online, selain itu aktif membuat konten youtube tentang pendidikan.

    Rekomendasi

    Tinggalkan Komentar

    More in Opini