Tentang Sains

Mungkin, salah satu sikap yang membedakan ilmuwan sejati dengan para pendakunya ialah sebuah kesadaran.

Kesadaran bila perkembangan besar dalam dunia sains biasanya justru muncul saat teori yang ada tak dapat menjelaskan hasil pengamatan fenomena tertentu.

Hasil pengamatan seakan-akan mengkhianati logika/teori yang telah dibangun sebelumnya.

Dengan kata lain, besar kemungkinan seorang ilmuwan sejati justru akan merasa senang saat ada yang menunjukkan kesalahan logika/teorinya.

Ini berarti ada yang kurang dari logika/teori yang telah dibangun, e.g. mesti terus disempurnakan.

Planck mencoba keluar dari kerangka Rayleigh sebab ia tak percaya kalau gelombang dapat meradiasikan energi dengan jumlah tak terbatas.

Ia kemudian menghasilkan hipotesis kuanta/kuantum.

Einstein mencoba keluar dari kerangka Newton sebab ia bertanya apa yang terjadi untuk seorang pengamat yang bergerak dengan kecepatan cahaya.

Ia kemudian menghasilkan teori relativitas, e.g. E = mc².

Karakter semacam ini sangat penting untuk terus maju dan berkembang tidak hanya dalam bidang sains, namun juga dalam berbagai bidang lainnya.

Sayangnya, peristiwa yang banyak terjadi belakangan ini mungkin malah menunjukkan karakter yang sebaliknya.

Termasuk diri pribadi yang sering marah-marah saat hasil eksperimen tak sesuai harapan, atau mungkin juga saat seseorang mengkritik sebuah tradisi baik di lingkungan kami. [HW]

Catatan foto (colored):

Para peserta Konferensi Solvay tahun 1927 di Brussels, Belgia, yang tidak lain adalah para raksasa dalam bidang fisika dan kimia. Sebagian nama-nama itu terabadikan sebagai nama rumus/persamaan/konstanta.

Baca Juga:  Agama, Filsafat dan Sains Setelah Pandemi (2)
Muhammad Rodlin Billah
Ketua Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama Jerman dan Tim Research di Jerman

    Rekomendasi

    Tinggalkan Komentar

    More in Opini