Pondok Tahfidz Ma’had Ad-Dirasat Al-Qur’aniyah (MDQ)

Pesantren.id – Pondok Pesantren memang seakan menjadi pilihan yang pas bagi masyarakat untuk dijadikan tempat mendidik anak-anaknya, seiring dengan perkembangan model dalam dunia pendidikan pesantren dengan banyaknya bermunculan lembaga atau pondok Tahfidz di berbagai daerah baik di desa maupun di kota, sesosok kiai muda (Kia Abd. Aziz) yang berdarah Madura mencoba memberikan oase baru bagi masyarakat, khususnya di Kabupaten Pamekasan .

Sebagai pesantren yang berdiri semenjak 2015, tentu MDQ masih menghadapi perbaikan-perbaikan, baik secara fisik bagunan, fasilitas infrastruktur dan sumber daya manusia di dalamnya. Dikenal sebagai pesantren yang fokus mendidik santri di bidang menghafal Al-Qur’an, tentu MDQ juga banyak di gemari berbagai kalangan, baik dari dalam pulau Madura maupun luar pulau,  bahkan ada juga yang berasal dari luar Negeri (Malaysia).

Awal mula, pondok ini hanya seonggok surau kecil berornamen kuno, peninggalan dari Kiai Muftaqir (Alm) tempat untuk belajar Al-Qur’an. Dilanjutkan oleh putranya yaitu Kiai Baidowi (Alm). Pondok ini juga sempat mengalami kekosongan kepemimpinan (vakum) selama kurn 35 Tahun, dikarena Kiai Aziz yatim semenjak masih berumur kurang lebih Dua Tahun.

Setelah menyelesaikan pendidikan strata satu di Cairo mesir, Kiai Aziz kembali ke desa dan mereakvifasi kegiatan mengaji di surau. Dengan berbekal hafalan Al-Qur’an yang beliau hafalkan secara otodidak dan di tempuh selama 7 bulan di Pondok pesantren Bata Bata, Pamekasan.

Di usianya yang masih 8 Tahun, Pondok tahfidz Ma’had Ad-dirasat Al-Qur’aniyah sudah menampung kurang lebih 700 santri dengan jumlah keseluhan (putra-putri). Dan menjadi Poros pendidikan keagamaan di sekitar Desa Bajur, juga menjadi parameter pondok tahfidz di sekitar Pamekasan bahkan di tiga kabupaten lainnya (Sumenep, Sampang dn Bangkalan)

Baca Juga:  Hafalan, Metode Belajar Termudah Sekaligus Paling Dibenci

Program wisuda tahfidz Al-Qur’an di MDQ Bajur juga diapresiasi oleh guru dari Kiai Abd Aziz, yaitu Syekh Ashraf Hamid Hasanain (Imam Masjid Sykeh Shalih Al Jakfari) Cairo,  Mesir. Dengan mengijazahkan sanat Al Qur’an yang kualitas sanadnya bersambung sebanyak 28 guru ke Rasulullah SAW.

Tak hanya itu, pondok tahfidz Ma’had Ad-dirasat Al-Qur’aniyah juga menerbitkan beberapa karya tulis seputar Ilmu ke Al-Qur’anan karya dari  Kiai Aziz, diantaranya: (Selekta dalam Ilmu Tajwid (dua bahasa: Arab-Indonesia) (Sekilas Metode Qiroat As-tsab’ah) (Al-Wajiz Fi Manahiji Qurro’ At-sab’ah).

Hingga kini di Ma’had Ad-dirasat Al-Qur’aniyah rutin mewisuda santri tahfidz setiap tahunnya tidak kurang dari 100 santri. Setelah di lakukan serangkaian program intensif selama satu tahun bagi setiap santri yang hendak di wisuda. []

Syukron Ma'mun
Mahasiswa di Unu jogja. Asal Gadubarat, Ganding, Sumenep, Madura.

    Rekomendasi

    Tinggalkan Komentar

    More in Pesantren