pentingnya qanaah

Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan, dan sampaikanlah kegembiraan kepada orang-orang yang sabar”. (QS Al Baqarah : 155).

Dari Abu Hurairah r.a, Nabi Muhammad saw bersabda: “Bukannya kekayaan (orang kaya) itu karena banyaknya harta, melainkan kekayaan (orang kaya) yang sebenarnya adalah kaya hati”. (HR Bukhari dan Muslim)

Pada hakekatnya setiap manusia dilahirkan di permukaan bumi secara fitrah telah dilengkapi dengan potensinya. Dalam perjalanannya manusia itu tidak lepas dari berbagai ujian. Ujian itu bisa berupa kebaikan atau ketidakbaikan. Ujian itu akan lebih berarti jika bisa disikapi sengan baik dan positif. Sikap yang sangat terpuji adalah sikap qanaah.

Qanaah ialah sikap rela menerima atau merasa cukup dengan apa yang didapat serta menjauhkan diri dari sifat tidak puas dan merasa kekurangan yang berlebih-lebihan. Qanaah muncul dalam kehidupan seseorang berupa sikap rela dan ikhlas menerima keputusan Allah swt yang berlaku bagi dirinya.

Secara bahasa qanaah memiliki arti merasa cukup atau rela. Qanaah ini berasal dari bahasa Arab yakni dari kata qani’a-qana’atan. Dari istilah ini bisa digambarkan bahwa sebenarnya inti dari pengertian qanaah ialah rasa pasrah. Seseorang yang memiliki sikap qanaah di dalam hatinya akan senantiasa rela dan ikhlas menerima apa saja nikmat dari Allah SWT dan tidak pernah merasa kurang, ia akan berusaha merasa cukup atas karunia yang diberikan dan hidup senantiasa dalam ketaatan.

Qanaah ialah salah satu bagian dari muamalat yang menjadi ajaran Islam. Islam sebagai agama yang sempurna mengatur tentang bagaimana seharusnya sikap seseorang ketika mereka mendapatkan kenikmatan dan kehidupan yang enak atau mendapatkan kehidupan yang kurang menyenangkan. Hal ini penting agar manusia mendapatkan ketenangan dalam menjalankan kehidupannya

Baca Juga:  Mengapa Kesalahan Selalu Terulang?

Adapun beberapa contoh dari sikap qanaah dalam kehidupan sehari-hari ialah sebagai berikut: (1) Selalu bersyukur atas karunia yang didapatkan oleh Allah swt, (2) Tidak merasa iri dan dengki atas apa yang didapatkan oleh orang lain, (3) Giat bekerja guna mendapatkan hasil yang terbaik dalam kehidupan, (4) Hidup cenderung lebih sederhana dan menyesuaikan kemampuan, (5) Hidup dengan bersahaja, tidak rakus dan tidak tamak, (6) Tidak akan mudah kecewa maupun putus asa, terutama ketika sesuatu yang diinginkan tidak tercapai, (7) Senantiasa lebih sabar dan bisa menyikapi masalah atau bencana yang terjadi pada dirinya dengan lebih baik, dan (8) Merasa hidup harmonis dalam masyarakat karena kehidupan senantiasa merasa nyaman dan memiliki pikiran yang positif.

Qanaah dalam kehidupan setiap insan bisa bermanfaat, di antaranya (1) dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah swt, (2) dapat terhindar dari sifat tamak, iri dan dengki, (3) dapat terhindar dari rasa takut akan kekurangan dalam hidup, (4) dapat memupuk jiwa sabar dan tawakal, dan (5) dapat membiasakan diri memiliki pola hidup sederhana sesuai ajaran Islam.

Hidup itu memang misteri. Kadang sulit dibaca, diprediksi, dan diketahui secara pasti. Karena rahasia hidup hanya milik Allah swt. Mari kita cermati salah satu firman Allah swt dalam surah Al- Baqarah ayat 216:

ۖ وَعَسَىٰٓ أَن تَكْرَهُوا۟ شَيْـًٔا وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ وَعَسَىٰٓ أَن تُحِبُّوا۟
شَيْـًٔا وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

Artinya: “…boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah : 216)

Baca Juga:  Kitab Mafatih Al-'Ulum: Al-Khawarizmi (2)

Ayat ini merupakan dasar untuk selalu berserah diri kepada Allah sekaligus sebagai dorongan untuk hidup seimbang, tidak kehilangan optimisme ketika ditimpa kesedihan dan tidak larut dalam kegembiraan yang menjadikan lupa diri. Karena itu bisa jadi apa yang kita suka, mengandung kemudharatan. Sebaliknya, bisa jadi sesuatu yang tidak kita suka, justru memiliki banyak manfaat. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui atas segalanya. Di sini sifat qanaah mampu mendidik kita untuk bisa kendalikan hati, pikiran dan sikap kita dalam menyikapi setiap kejadian, sehingga bisa terhindar dari segala kerugian yang tidak perlu.

Dalam konteks kehidupan sekarang dalam menghadapi pandemi Covid-19, sifat qanaah penting sekali kita miliki. Yang biasanya kita hidup berlebihan dan berfoya-foya, kini kita harus banyak bersyukur atas karunia yang selama ini kita dapatkan. Kita kelola apa yang ada pada diri kita dengan banyak mengendalikan diri. Tidak hanya kita kendalikan diri untuk bersenang-senang dalam kebaikan, tetapi juga bersenang-senang atau berfoya-foya dalam ketidakbaikan. Siapa tahu, bahwa mati sudah di hadapan kita. Hidup lebih baik diisi dengan perilaku yang terpuji, dan menjauhkan diri dari perilaku yang tercela.

Demikianlah betapa pentingnya qanaah dalam kehidupan kita. Qanaah mampu menyelamatkan kita dari kehidupan yang menyesatkan. Qanaah tidak hanya bisa menyehatkan fisik dan psikis kita, melainkan bisa juga meningkatkan iman dan takwa kita. Qanaah tidak hanya mampu mengendalikan hati dan hidup kita dari kesuksesan dan limpahan rezeki, melainkan juga mampu membimbing hati dan perilaku kita dari musibah pandemi yang berkepanjangan. Hidup yang dipenuhi rasa kecukupan. Ada rezeki harta, prestasi atau pangkat tidak berlebihan tapi diterima dengan syukur dan tanggung jawab. Ada ujian sakit, kehilangan harta, kebangkrutan atau kematian tidak menderita atau sedih sekali, tapi menyikapi dengan sabar dan ikhlas. Karena di balik kesuksesan bisa berlanjut dengan celaka, demikian juga di balik ujian berat ada hikmah yang baik untuk hidup kita selanjutnya. Qanaah insya Allah bisa menjadi kendali pokok untuk berbuat Korupsi dan kunci utama hidup yang seimbang (equilibrium). [HW]

Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A.
Beliau adalah Guru Besar dalam Bidang Ilmu Pendidikan Anak Berbakat pada Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta. Ia menjabat Rektor Universitas Negeri Yogyakarta untuk periode 2009-2017, Ketua III Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) masa bakti 2014-2019, Ketua Umum Asosiasi Profesi Pendidikan Khusus Indonesia (APPKhI) periode 2011-2016, dan Ketua Tanfidliyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama DIY masa bakti 2011-2016

    Rekomendasi

    Tinggalkan Komentar

    More in Hikmah