Dalam melakukan setiap amalan kita membutuhkan niat. Tanpa adanya niat, suatu amal akan sebagai sia-sia. Begitu jua niat puasa Ramadan. Mengenai hal ini, ulama empat madzhab sudah bersepakat bahwa niat adalah suatu kewajiban bagi yang hendak berpuasa Ramadan. Kemudian terdapat pertanyaan, bolehkah niat puasa Ramadan sebulan penuh?
Beberapa ketentuan soal niat, menurut ulama yang berasal dari selain madzhab Maliki, yakni para ulama dari madzhab Hanafi, Syafi’i, dan Hambali, niat puasa Ramadan wajib diulangi setiap kali akan berpuasa pada malam harinya. Jadi, bagi yang akan berpuasa, minimum sejak masuknya adzan Maghrib dan maksimal sebelum berkumandangnya adzan Subuh harus sudah melakukan niat puasa Ramadan.
Sedangkan bagi ulama dari madzhab Maliki, mereka berpendapat bahwa niat puasa Ramadan cukup dilakukan di malam pertama bulan Ramadan dengan men-jamak niat (mengumpulkan niat) puasa Ramadan selama satu bulan. Artinya, ulama dari madzhab Maliki tidak mewajibkan untuk mengulangi niat di hari berikutnya.
Hukum menjamak niat puasa Ramadan selama satu bulan berasal dari madzhab Maliki adalah boleh. Pendapat ini juga biasa dilakukan oleh sebagian masyarakat Indonesia. Walaupun kita tahu bahwa mayoritas masyarakat Indonesia menganut madzhab Syafi’i. Pada kasus niat puasa sebulan ini, para kiai dan masyayikh membimbing masyarakat untuk mengadopsi teorinya mazhab Maliki dalam praktik niat di awal Ramadan.
Kita bisa melihat dengan adanya masjid, mushalla, surau, atau tempat peribadahan umat Islam lainnya pada saat malam pertama bulan Ramadan, seusai shalat tarawih atau di antara shalat tarawih dan witir yang mengucapkan niat puasa bersama-sama selama satu bulan versi madzhab Maliki yang dibimbing oleh tokoh agama setempat.
Niat semacam ini bukan berarti tidak perlu untuk melakukan niat puasa Ramadan di hari-hari berikutnya. Namun, ini adalah salah satu langkah antisipasi jika di kemudian hari lupa untuk melakukan niat puasa tetap sah dan bisa diteruskan sebab telah dicukupkan dengan pelaksanaan niat puasa Ramadan selama satu bulan penuh di malam pertama Ramadan.
Dalam kitab Sabilul Huda karangan KH A Idris Marzuqi, salah satu masyayikh Pesantren Lirboyo Kediri, Jawa Timur yang berisi himpunan wadhifah dan amaliyah menegaskan bahwa:
Untuk berjaga-jaga agar puasa tetap sah ketika suatu saat lupa niat, sebaiknya pada hari pertama bulan Ramadan berniat taqlid (mengikut) pada Imam Malik yang memperbolehkan niat puasa Ramadan hanya pada permulaan saja. Dan adanya cara tersebut bukan berarti membuat kita tidak perlu lagi niat di setiap harinya, tetapi cukup hanya sebagai jalan keluar ketika benar-benar lupa,” (KH A Idris Marzuqi, Sabil al-Huda, hal. 51).
Di dalam kitab itu juga, KH A Idris Marzuqi mencontohkan lafadz niatnya:
نَوَيْتُ صَوْمَ جَمِيْعِ شَهْرِ رَمَضَانِ هَذِهِ السَّنَةِ تَقْلِيْدًا لِلْإِمَامِ مَالِكٍ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى
“Aku niat berpuasa sepanjang bulan Ramadan tahun ini dengan mengikuti cara Imam Malik, fardhu karena Allah Ta’ala.”
Semoga ibadah Ramadan kita senantiasa diberikan keberkahan. Dan kita tetap bisa melaksanakan berbagai amaliyah dengan khusyuk dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Wallahu a’lam. []